Langsung ke konten utama

naskah drama kelas XI smk pasawahan oleh nurdhianti



w


Ringkasan Cerita :
Permasalahan di dunia pendidikan seringkali terjadi tanpa kita sadari, atau mungkin kita menyadarinya namun kita ( pendidik maupun yang dididik) tidak mampu  mengendalikannya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti peraturan yang tidak sesuai dengan siswa, hubungan antar murid dengan teman sebaya, murid dengan guru, maupun guru dengan murid. Sekolah adalah tempat untuk mengembangkan karakter murid, karena sekolah adalah  rumah kedua setelah rumah orang tua. Enam hari dalam seminggu, kita selalu berada di lingkungan sekolah. Berinteraksi dengan teman sekelas, dengan guru yang mengajar adalah makanan sehari-hari untuk menentukan bagaimana cara kita menghadapi orang lain, entah itu yang tua, ataupun sepantaran. Sekolah bisa diumpamakan dengan laboratorium hidup tempat melakukan berbagai eksperimen kehidupan. Banyak masalah-masalah yang cara menyikapinya adalah embrio dari karakter kita.  Drama ini mengisahkan tentang berbagai permasalahan umum yang terjadi di sekolah. Kehidupan antar teman, bagaimana para murid bekerja sama untuk membuat perubahan baru di sekolanya untuk membela salah satu temannya. Dan juga kehidupan bersama teman yang mengandung humor serta solidaritas antar teman. Tidak hanya itu, cerita ini juga mengulas permasalahan dari sudut guru, tentang tugasnya untuk mencetak siswa yang berprestasi namun terbentur oleh berbagai masalah. Seperti tingkah siswa itu sendiri dan ketidakmampuannya menahan emosi.

“SELAMAT MENYAKSIKAN PENTAS DRAMA KAMI DI KAMPUS SEKOLAH PASAWAHAN”





  PEMBAGIAN TUGAS
Ketua umum : Sri Wahyuni
Sutradara : Nurohim
Naskah : Nurdianti
Dokumentasi : Dini Astria
Casting : Rusidi, Dewi A
Kostum&peralatan : Ikbal S, Ciceu
Publikasi : Ikbal S
Setting Panggung : Aris , Darkum


  IDE CERITA DIOLAH DARI :
o Barudak kelas XI
o Puisi Dee Recto Verso(Dua puisi Rifan)
o http:/pujiastuti.blogspot.com/dampak kekerasan guru pada siswa saat pembelajaran//


  WAKTU PEMENTASAN :  30 menit
  PEMAIN
NO TOKOH WATAK PEMERAN
1. Rifan Murid yang sangat berpengaruh terhadap murid yang lain, pemberontak, baik hati, berkonflik dengan Syahri (anak kepsek), pandai berpuisi, dan solider. Ikbal
2. Ambarani Murid perempuan yang miskin, bisa masuk sekolah karena pintar, pandai mempermainkan perasaan teman-temannya, “terlihat” lugu, dan pintar Dhian
3. Syahri Anak kepsek, tidak mematuhi peraturan sekolah, rambutnya dicat merah, meski sering konflik dengan teman-temannya sebenarnya ia anak yang solider, Opik
4. Bu Ratih Guru bahasa inggris yang baik hati, mengerti kemauan murid, dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan Lela
5. Kepala sekolah Kurang berkompeten dalam membimbing guru, sangat mementingkan prestasi akademik namun tidak memperhatikan kondisi para guru, galak Nchy
6. Dimas Teman dekat Rifan, ketua kelas, saudara Rani. Rusidi”vidy”
7. Santi Murid yang suka membaca novel, tidak banyak bicara, teman sebangku Rani, berkacamata dan mudah tersinggung dalam jika melihat kekerasan Dini
8. Guru BP Tegas, galak Dewi
9. Pak Doni Guru IPA yang mudah emosi Mulyana
10. Guru IPS Merangkap sebagai wali kelas dan bagian administrasi, tidak terlalu memperhatikan perasaan siswa Lia
11. Andri Pemberani, suka makan, nakal, Aris
12. Mulya Tak punya pendirian Wawan
13. Dedi Sering meragukan orang lain, tak punya argument yang kuat Sopidin
14. Arif Abah
15. Pak Suwarja Petugas sekolah Dani
16. Komite I Rohim
17. Komite II Ciceu
18. Murid perempuan Ciceu
19 Murid laki-laki Rohim

  PERALATAN/PANGGUNG DAN KOSTUM UNTUK PEMENTASAN
o Sebelas meja dan  kursi dipakai untuk ruang kelas ( untuk ruang kelas, ruang guru, ruang administrasi, dan ruang guru),
o Satu tikar untuk rapat
o Buku-buku
o Gelas, teko, cemilan,kotak kado, dan cokelat.
o Seragam siswa dan guru lengkap
o Bangku panjang
o Ember dan tongkat pel
o Poster-poster
o Dll.

  DRAMATURGI
NO. SITUASI PANGGUNG
1. Pembuka Lonceng masuk kelas
2. Peningkatan Perbedaan perlakuan ketika Santi dan Syahri terlambat masuk kelas
3. Klimaks Santi dikeluarkan dan seluruh anak aksi mogok belajar
4. Penurunan Perminta maafan kepsek
5. Penutup Lagu penutup


BABAK PERTAMA

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan ruang kelas dengan sepuluh meja dan kursi. Di depan ada satu meja guru dilapisi taplak. Ada beberapa poster tentang ke disiplinan, dan kebersihan di dinding. Para siswa mulai memasuki ruangan sambil berceloteh, duduk di tempat mereka masing-masing. Arif dan Mulya duduk sebangku di deretan nomor dua dari depan, dekat pintu. Di depannya adalah tempat duduk Andri dan Dedi. Rifan duduk di kursi depan  dengan dimas. Santi dan Rani duduk berdua di belakang tempat duduk Rifan. Sedangkan di belakangnya ada dua kursi lagi yang hanya diduduki oleh syahri. Semua anak memasuki ruangan dengan baju putih abu, sepatu hitam dan kaos kaki putih. Kecuali Santi dan Syahri yang terlambat)
Guru IPS : “Assalamualaikum, wr wb ( masuk ruangan kemudian duduk di kursi guru yang sudah disediakan)
Para murid : “Walaikumsalam wr wb ( semua siswa senyap dan mengeluarkan buku pelajaran mereka )
Guru IPS : “Nah, anak-anak hari ini kita akan membahas tentang perilaku konsumen. Tidak perlu ditanya apa itu konsumen, kan ? saya yakin kalian sudah tahu. Ada tiga golongan konsumen yang sering terlihat di pasar. Yaitu, satu pembeli di pasar umum.  Biasanya golongan ini dinamakan dengan konsumen akhir, yaitu orang yang melakukan pembelian dan langsung memakainya. Biasanya pelakunya adalah orang-orang rumah tangga. Kedua pembeli di pasar industri.  Konsumen ini adalah pembeli di pasar khusus barang-barang keperluan industri kemudian untuk bahan industri kembali ”
( Santi memasuki ruangan sambil terengap-engap)
Santi : “assalamualaikum “ ( terbata- bata. Masuk dan berdiri di sebelah guru dan memberikan surat keterangan terlambat )
Guru IPS :  “Terlambat karena ketinggalan bus ? pantas saja, yang namanya bus itu tidak akan bisa menunggu penumpang, ada juga penumpang yang nunggu kendaraan. Bagaimana kamu ini, membuat pernyataan kok mengada-ada.” ( pelan sambil membaca buku)
Santi : “Maaf, Bu. Saya tertinggal bus karena adik saya tidak ada yang menjaga. Ibu saya pergi ke pasar.”
Guru IPS :” kamu tahu, semua masalah bisa diatasi jika kamu bersungguh-sungguh ingin menyelesaikannya. Hmm, kepala sekolah ada,guru piket ada.” ( sambil menelusuri surat )”Ya sudah, sana,kamu tahu apa hukuman akibat dari ketidak disiplinanmu itu ?”
Santi : ( menggeleng )
Guru IPS : “dasar stupid ! poin kamu saya tambah 10 karena mengganggu konsentrasi teman-temanmu yang lagi belajar. Sudah, kembali ke tempatmu. “
Santi :”baik, Bu” ( berjalan menuju kursinya dan duduk)
Guru IPS :”Nah, barusan adalah pelajaran untuk pagi ini, jangan sampai kalian ulangi lagi. Kalian harus belajar disiplin dan tepat waktu. Mau jadi apa negara ini jika para pemudanya ngaret ? Apa tidak malu dengan guru yang selalu berangkat tepat waktu ? baiklah, kita lanjutkan lagi!”
Para murid : “ baik, Bu “
Guru IPS : “ yang ketiga adalah pembeli di pasar ulang”(semua murid mencatat)
Guru IPS : “ para pembeli di golongan ini biasanya terdiri atas individu, wakil perusahaan, pedagang, distributor, makelar dll. Biasanya mereka membeli untuk dijual kembali dalam  rangka memperoleh keuntungan”
Syahri :”Tok..tok..tok.. Bu, maaf ,  saya terlambat” ( Syahri memasuki ruangan dengan wajah tanpa dosa)
Guru IPS :”Oooo..oh, ya. Silakan duduk.” (memandang Syahri dari atas ke bawah)
 ( para murid saling pandang dan memperhatikan Syahri)
Syahri :”Iya, bu. Terimakasih” ( sambil berjalan dengan santai. Para murid memandang guru dengan kecut )
Guru IPS :”Mmhh ( salah tingkah ) sudah.. sepertinya suasana belajar sudah tidak kondusif lagi. Syahri nanti bisa lihat catatan teman yang lain saja, ya. Ibu permisi ke belakang “( membereskan semua barang dan pergi keluar tanpa salam )
Rifan :”ck, akh menyebalkan “( membanting buku ke atas meja )
Dimas : ( memandang Rifan dengan wajah menguatkan ) “sudahlah, terimakan saja.”
Rifan : “mana mungkin ? kita belajar di kelas ini, tapi dia malah setengah-setengah gini ngajarnya.”
Santi : ( diam mengeluarkan novel yang dibawanya)
Rani : “San, kamu kok bisa telat, sih, tadi ?”
Santi :(Santi tetap diam dan membaca novelnya)
Syahri :(  mengeluarkan cokelat dari tasnya) “Wahai dinda, kau tahu kenapa kakang terlambat pagi ini?”( menyodorkan cokelat ke leher Rani)
Rani : ( menoleh,  memandang heran. Hingga cokelat tepat persis di wajahnya)
Syahri : “ku arungi lautan demi sebuah cokelat ini, dinda… especiall for you”
Rani : “kakkamu ngomong apa, sih, Ri ?”
Syahri : “ambil, ayo ambil saja.”( Rani mengambilnya) “dengarlah..”( mendesah)
 ( semua diam, melihat ke arah Rani dan Syahri. Wajah Rani memerah, salah tingkah)
Syahri :”Jika mentari tak mampu lagi bersinar, janganlah kau takut, karena kanda akan selalu di sisimu, menemanimu, dan menerangi di setiap harimu. Akulah mentarimu dan kaulah planetku. Yang selalu berada di dekatku,  lebih dekat dari merkuri pun. Kau tahu, cintaku padamu layaknya cokelat, manis dan banyak yang suka, karena kita sangat serasi dan tidak akan pernah bisa dipisahkan. ( sambil memegangi rambutnya, merapikan tanpa kaca. Berbalik lalu mengepalkan tangan ke dada)
Arif : “ ehemm…”
Mulya : “ uhuk-uhuk”
Rani :”kalian apaan siihh ?” ( lirih )
Rifan : “Hallaahhh… kadar kata-kata enggak bermutu kayak gitu kok bangga… aku, bisa lebih bagus dari kamu, kalau lomba pun paling kamu juara sepuluh aku juara satu… ngaapa! Rambut aja tuh di merahinn, otak aja putih, origin, bung !( mendekati syahri sambil menyedapkan tangan)
Syahri :”Whhaaattt ? Apa lo bilang ? Kalo puisi lo lebih bagus, sih gua terima, tapi kalo lo bilang otak gua origin… wah..wah… nggak bener, tuh ! ngaca, deh ! Lo itu siapa sih ? Orang enggak jelas yang untung ibukku mau  nerima, coba kalo enggak.” ( wajah Syahri memerah, dongkol ) “ ehh, gua ralat ucapan gua tadi, gua nggak mau bilang kalo puisi lo jauh lebih bagus, kalau gua belum denger lo bacain puisi buat Rani huuuuhh buktiin dulu deh , Nyet!”
Rifan : “Oo….ooohhh, jadi,menurut kamu aku bisa masuk ke sini gara-gara kemurahan hati keluarga loooo getu…? Nggak lah yaouuu… Loh, bukannya kamu yang bisa masuk ke sekolah ini karena ada mama kamuu ? Kalo aku sih, mending masuk sekolah lain daripada harus …”
Syahri : “Eeehhh jaga, ya… kamu nyadar harusnya, lagi ngomong sama siapa. Lha kok maen asal.buktiin kalo lo bisa berpuisi ”
( semua mata mengernyit)
Rifan : “Rani..” ( mendekati Rani. Rani memegang lehernya. Merinding)
Rani :”Hhh ? Ya “
Rifan : “kucoba semua, segala cara/kau membelakangiku/kunikmati bayangmu/itulah saja cara yang bisa ku menghayatimu/untuk mencintaimu//
Rani : (senyum memerah)
Syahri :”Heeeuuuhh, baru juga segitu, udah pamer. Aku tuh tadi cuma pemanasan aja, takut di plagiat sama kamu saking takjubnya denger puisiku.”( semakin menurun)
Rifan :”Oohhh nggak level, ya.. Sorii “ ( mengibaskan tangan )
Andri :”Wahhh… Maaf, bung ! Kayaknya anda terlalu tidak menerimakan nasib, udah sok berkuasa, sokpinter, padahall.. “
Mulya, Arif, &Dedi :”Nooooollll”
Syahri :”Okay… Planet Rani ku yang imut… Hari ini kamu mendapat dua hiburan puisi. Siapa tau besok dapat lima lagu, secara, Rani gitu loh..” (berhadapan dengah Rifan)
Rani :Hee????
Rifan :”Udah, nggak perlu diambil pusing. Kamu juga nggak perlu pura-pura kok kalau emang dalam hati kamu muji aku”( semua anak geleng-geleng)
Rani :”Maaf, aku tidakk”
Syahri : “tidak benar perkataannya ya, say? Emang iya, kok.”
Dimas : (mendekati Rifan sambil mendaplangkan tangan ke arah Rifan dan Syahri ) ” jadi pemirsa sekalian. saya sebagai saudara Rani mengingatkan, bahwa Rani tidak untuk diperebutkan. Terimakasih,”
Syahri :” siapa juga yang rebutan, udah jelas, kan Rani milih gue..”
Dedi : “kalian masih tetep seperti itu ? guru masuk, tuh!”
(semua murid buru-buru kembali ke tempat masing-masing. Pak Doni datang membawa tas berisi buku-buku )
Pak Doni : “assalamualaikum wr wb ( dengan muka masam dan menaruh buku-buku dengan kasar di meja hingga terdengar)
Para murid :”Walaikum salam wr wb”
Pak Doni :”Oh, iya. Tolong tugas minggu kemaren kumpulkan ke depan.” ( semua siswa kecuali Santi mengumpulkan. Pak Doni menghitung jumlah buku ) ”Jumlah siswa ada 9 tapi ini hanya 8 yang mengumpulkan ? Kamu, yang pakai kacamata dan tadi pagi terlambat “( menunjuk santi ) “Saya tidak melihat kamu mengumpulkan tugas ?”
Santi :”Bbbuuukkuuu sssaaayaa ketinggalan, pak..”
Pak Doni :”Lho kok bisa ? ketinggalan apa tidak mengerjakan ? Makanya waktu malam hari itu disiapkan, jadi nggak keteteran, udah tadi pagi telat, tidak  persiapan  lagi. Harusnya kamu  jadi murid itu punya prioritas. Tugas kamu belajar, ya persiapkan itu dengan baik. Nggak malu, tuh sama kaca matamu ?” ( menata buku )
Santi :”iya , pak. Maaf, Tapi benar-benar saya lupa.”
Pak Doni :” kamu tuh sudah telatan, pelupa, lagi. Bagaimana kamu mau jadi murid rajiin jika seperti itu terus ?”
(Santi menunduk )
Pak Doni :” ya sudah, sekarang keluarkan buku paket kalian, buka hal. 89, bab 4 tentang pembelahan sel. “ (menarik napas) “  di sini di jelaskan bahwa Pembelahan sel di bagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung biasanya terjadi di hewan bersel satu seperti protozoa, jika tidak langsung biasanya terjadi pada makhluk vertebrata. Dan ini terjadi di seluruh tubuh kecuali sel kelamin. Pembelahan sel pada manusia melalui proses diferensiasi. Ada yang mau ditanyakan ? “
Para murid : ( tetap diam )
Pak Doni : “ kalian diam berarti tidak ada. saya rasa cukup sekian, kamu yang tidak mengerjakan tugas, siapa namanya ?”
Santi : “Santi Dwi “
Pak Doni “ ya, Santi Dwi akan mendapat poin 10 karena tidak mengerjakan tugas. Dan tugas untuk minggu depan adalah cari tahu jaringan-jaringan pembentuk organ karena kita akan membahas tentang jaringan vertebrata.  Selamat beristirahat,Terimakasih, wassalamualaikum, wr. wb.”
Para murid :”Waalaikum salam, wr. Wb “
Rani : “kok Cuma sebentar, sih ?”
Rifan : “ salah siapa tadi nggak nanya “
Rani : “ malu “
Rifan : “ ya sudahlah “( semua membereskan buku ke dalam tas )
Rani : “Kamu yang sabar, ya, Santi. Mungkin para guru sedng sensi “( sambil menepuk bahu Santi, Santi mengangguk lalu semuanya meninggalkan ruangan )
Dedi : “aduhh, kamu, San. Tadi telat, sekarang nggak bawa buku “( geregetan)
Arif : “daftar pelanggaran anak kelas kita nambah satu lagi, nih”
Rifan : “biarin napa sih, lagian juga kan nggak sengaja”
Andri : ( sambil merangkul pundak Dedi  yang berjalan ke luar ruangan)” tapi, Rif kalo tidak diingatkan bisa membawa dampak buruk buat seluruh kelas “
Santi : “ aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja.”
Dimas :” tak apalah San, lagipula tak seharusnya para guru tadi berbicara seperti itu. Iya, kan, Ran?”
Rani : ( mengangguk sambil memengang lengan Santi) “ke warung, yuk, San?”
( semua pergi meninggalkan ruangan)














BABAK KEDUA

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan ruangan rapat. Tikar terhampar di tengah ruangan. Tidak ada apapun kecuali tumpukan buku-buku. Guru IPS, komite sekolah, guru IPA dan guru BP memasuki ruangan, lalu duduk)
Komite I : “di mana bu kepsek? “
( Pak Suwarja memasuki ruangan dengan membawa nampan berisi air putih dan membagi-bagikannya)
Pak Doni : “Terimakasih, Pak Warja“
Pak Suwarja : “sama-sama, pak “( meninggalkan ruangan)
Guru BP : “sepertinya masih di belakang, pak . Tunggu saja sebentar “
(kepsek datang dengan wajah sumringah, tampak bersemangat. Mengucap salam lalu duduk)
Kepsek :”Assalamualaikum, wr wb “
Para guru :”Waalaikumsalam wr wb “
Kepsek :”Bapak-ibu saya mohon maaf, tadi saya baru dari toilet jadi agak terlambat. Sebelumnya terimakasih atas waktunya sehingga semuanya berkumpul di ruangan ini. Nah, sore ini seperti biasa kita akan membahas beberapa hal, di antaranya laporan pelanggaran siswa, peninjauan KBM, dan beberapa hal lain. Langsung saja, kita semua tahu bahwa sekolah kita adalah sekolah terfavorit di kota ini. Untuk itu kita harus menjaga nama baik sekolah dengan menghasilkan siswa yang berkualitas dengan prestasi dalam bidang akademik. Jangan samapai ada siswa yang nilainya di bawah KKM, satupun. Ini, tugas untuk bapak dan ibu guru. Untuk yang pertama, guru BP saya mau mendengar laporan perkembangan siswa.”
Guru BP :”Akhir-akhir ini jumlah siswa yang melanggar peraturan semakin banyak. Entah kenapa saya tidak tahu sebabnya juga susah mengatasi ini. Presentasenya naik 30 % saya khawatir jika kondisi ini akan berbuah keburukan dan siswa menjadi pemberontak yang susah di kendalikan. Video porno, terlambat, seragam tidak sesuai. Setiap hari ada saja masalah.”
Kepsek :”Kenapa ini bisa terjadi ? Bukankah saya sudah bilang, bahwa kita harus mendidik siswa dengan disiplin yang tinggi ?  Cara apa yang sudah anda lakukan ?Mohon, diperbaiki dan dipikirkan kembali. Jangan sampai masalah ini terdengar oleh sekolah lain. “
Guru BP : “iya, bu. Saya akan berusaha semaksimal mungkin”
Komite I :”Hmm, boleh saya angkat bicara ?”
Kepsek :”Ya, pak silakan ”
Komite I :”Jadi  ini adalah masalah penting yang harus diselesaikan. Kita tidak bisa meremehkan hal-hal seperti ini. Benar, kata ibu kepala, jangan sampai nama SMA ini menjadi buruk gara-gara tenaga  pendidiknya tidak berkompeten.  Bulan depan akan diadakan survey dari dinas pendidikan. Untuk itu semuanya harus bersiap dan menunjukkan segala yang terbaik di sekolah ini.”
Pak Doni :”Kira-kira tanggal berapa mereka akan datang dan untuk apa ?”
Komite II :”Sekitar tanggal 15, bukankah sekolah ini perlu mengajukan RSBI ?”
Guru IPS :”Oh, bukankah untuk melaju ke RSBI kita harus membudayakan siswa dengan bahasa internasional ? siapa yang fasih english di sini ?”
Kepsek :” sekali lagi saya mohon maaf kepada semuanya karena saya terlambat memberikan pengumuman. Maka dari itu besok kita akan kedatangan guru english baru. Di usianya yang masih muda ia sudah mempunyai seabrek prestasi sebagai guru. Ia juga sangat fasih berbahasa inggris. Saya rasa ia bisa mengajari anak-anak dengan baik. Baiklah, saya harap semua bisa bekerja sama beliau dengan baik.” ( semua mengangguk)
Guru BP : “ sungguh kabar yang menyenangkan, bu “
Komite II : “lalu bagaimana dengan prestasi siswa bulan ini ? “( sambil meminum air )
Kepsek :” semua sudah di persiapkan dengan baik, mulai dari penataan  kurikulum dan cara mengajar baru yang sudah diterapkan minggu lalu. Saya rasa ini cara yang lumayan efektif. Pak Doni, ada yang ingin disampaikan?”
Pak Doni : ( meneguk air minum )” itu dia masalahnya. Anak-anaknya sendiri susah diajak kerja sama. Ada saja tingkah anak-anak yang cukup membuat kami naik darah. Sehingga kami mengajarnyapun kurang maksimal.”
Guru BP :” sebenarnya yang berkasus hanya kelas 2 IPS B. Data di sinipun juga anak-anak kelas ini yang sering melanggar peraturan “
Guru IPS : “benar, itu, bu. Kelas IPS sepertinya membutuhkan perhatian khusus. Prestasinya pun paling buruk dibanding kelas lain.”
Kepsek :” baiklah, Bu. Sepertinya saya akan berpikir lebih keras lagi mencari jalan keluar. Bapak dan ibu selesaikan saja masalah yang masih bisa ditangani. Ada lagi yang mau menyampaikan ?”
Semua guru :  ( menggeleng)
Kepsek :”Ya sudah, cukup sekian, terimakasih kepada semuanya, semoga kita bisa berjalan lebih baik lagi, wassalamualaikum, wr wb”
Semua guru :”Waalaikumsalam wr wb”
( meninggalkan ruangan )


BABAK KETIGA

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan kepala sekolah ada sebuah meja dan dua kursi kayu yang saling berhadapan. Beberapa tumpukan buku ada di pojok kiri meja. Sebelahnya ada sebuah gelas tertutup dan satu vas bunga. Kemudian kepsek memasuki ruangan dan duduk sambil memeriksa jurnal harian. Tak lama terdengar suara ketukan pintu, nampak Bu Ratih memakai rok pendek dengan kemeja. Rambutnya terurai tak diikat )
Bu Ratih : “tok.. tok” ( menampakkan diri di panggung)
Kepsek :”oh, Ibu Ratih, silahkan masuk..”
Bu Ratih :”Terimakasih, Bu “ ( masuk, berjalan dan berjabat tangan )
Kepsek :”Silahkan duduk, Bu”( Bu Ratih duduk )”Selamat datang dan selamat bergabung di SMA Nusa Bangsa. Ibu Ratih Purnama Sari... Hmmm , masih muda, belum menikah, namun begitu banyak prestasinya, hebat-hebat..  langsung saja, ibu akan mendapat 4 kelas yang semuanya kelas dua IPA dan IPS. Untuk jamnya, ibu bisa lihat di papan  informasi di depan ruang guru.” ( sambil membaca file yang  diserahkan Bu Ratih )
Bu Ratih :”Iya, ibu terimakasih. Saya sangat senang sekali bisa diterima di sekolah  ini. Emm kira-kira kapan saya bisa mulai mengajar ?”
Kepsek :”Seharusnya besok, tetapi hari ini ada kelas yang kosong di IPS coba nanti ibu lihat, ya, di papan. Jadi kalau ibu berkenan ibu bisa mengisi jam tersebut, toh kalau ibu tidak bisa juga tidak apa “
Bu Ratih : “Oh, tentu saja saya siap mengajar sekarang  juga. Lalu bagaimana dengan buku –buku dan silabus kegiatan belajar mengajar ?”
Kepsek :”Untuk itu, nanti bisa ibu tanyakan kepada divisi KBM. Namanya Ibu Ambar, nanti ibu cari saja di ruang guru”
Bu Ratih :”Oh iya, kalo begitu saya mohon diri ya bu, untuk bersiap.” ( kepsek dan Bu Ratih berdiri )
Kepsek :”Iya, silakan. Saya senang sekali dengan semangat mengajar ibu. ( Bu Ratih berjalan keluar ruangan) “Maaf, bu.. “
Bu Ratih :”Iya?” ( berbalik)
Kepsek :”Kalau boleh, tolong jangan uraikan rambut Ibu, bisa digelung, kan? Untuk  mengajari siswa, bu. Karena peraturan di sini tidak boleh ada siswa yang rambutnya di bawah bahu yang terurai. Jadi tolong di patuhi ”
Bu Ratih :”Insya allah, bu” ( sambil mengernyitkan dahi) ”kalau begitu saya permisi”
Kepsek : ( mengisyaratkan dengan tangan, lalu bu ratih keluar. Hp berbunyi dan kepsek mengangkatnya keluar ruangan.
BABAK KEEMPAT

SITUASI PANGGUNG :
( Di kelas dengan tata panggung sebelumnya. Rani dan Santi sibuk membaca buku, Syahri bermain hp, Rifan berbicara dengan Dimas tentang Sukarno. Arif, Dedi, Mulya dan Andri berhadap-hadapan membicarakan tentang film yang tadi malam mereka tonton. Murid masih gaduh dengan segala urusan mereka. Lalu Ibu Ratih datang membawa map. Seluruh siswa langsung kembali ke tempat mereka tanpa di komando, Bu Ratih menuju tempat guru untuk menaruh mapnya kemudian berdiri di hadapan mereka )
Bu Ratih :(tersenyum, sambil menatap murid satu persatu) “ good morning everybody..” (semua diam ) “let me to introduce myself, I’m your new english teacher. My name is Ratih Purnama Sari. You can call me miss ratih. Okay ?”
Para murid : ( diam )
Bu Ratih :”Hmmm kalau begitu boleh saya mengenal kalian ?” (tersenyum lebar)
Para murid :” boleh”
Bu ratih : “saya akan mengabsen kalian satu persatu. Bagi yang di sebut namanya tolong acungkan tangan. “
( mengabsen seluruh siswa)
Bu Ratih : “Zaenal Mustaf”
Murid : ( semua berpandangan)
Bu Ratih :” bisa kalian beri saya informasi?”
Rifan :”dia, sudah di keluarkan, bu.”
Bu Ratih :” kenapa?”
Rifan : “ketahuan mengkritik guru.”
Bu Ratih : ( memalingkan wajah sebentar) “ oh”
Bu ratih : “ baiklah, kalau begitu saya mau bertanya, kalian mau belajar seperti apa dengan saya?”
Syahri : “ kita nurut ibu aja, lah”
Bu Ratih :” kok gitu, sih ? kan kalian yang belajar, bukan Ibu”
Rifan :(melihat Syahri, mengacung)  “santai,”
Bu Ratih : “ bagus, terus apa lagi ?”
Andri :”saya, boleh bercanda”
Para murid : “ huuuuuu dasar!!”
Bu Ratih :” tentu saja boleh. Baiklah anak-anak kita mulai saja pelajarannya sekarang. saya ,ingin tahu, sudah sejauh mana materi kalian“
Dimas :”Masih membahas tentang tenses, bu”
Bu Ratih :”Okay, kalau begitu saya ingin kalian maju, menjelaskan apa yang sudah kalian ketahui. Ayo, silakan, siapa saja boleh “ (tak ada yang bergeming)Hmm, kalau begitu saya tunjuk. ( tetapa diam) Kamu, yang di sebelah Santi, I’m forgetted your name?”( semua melihat Rani)
Syahri :”Ambarani”
Bu Ratih :”Ya. Maju ke sini”
Rani :”Tttaapii, bu”
Bu Ratih :”Udahlah, ayo”( Rani maju dengan terpaksa dan gemeteran )”Silakan..”
Rani :”Tenses itu dibelah menjadi 4 bagian. Present Tense, Past Tense, continuous Tense, dan Future Tense”( semakin bergetar)
Bu Ratih :”Lanjut “( Rani tetap diam di tempat)”Iya, ayo, teruskan”
Rani :( diam)
Bu Ratih :”Ya sudah, silakan duduk. Terimakasih, ya Rani”( Rani pulang dengan diam )” benar, tenses itu di bagi menjadi empat. Masing-masing dari tenses itu dibagi menjadi empat lagi, jadi jumlahnya ada enam belas. Saya rasa cukup sekian dulu perkenalan dari saya. Besok kita lanjut ke simple present, selamat siang dan sampai jumpa.”( meninggalkan ruangan )
( Arif,Dedi,Syahri,Mulya,Andri,dan Dimas mengikuti Bu Ratih meninggalkan ruangan, hanya Rani yang membuka bukunya, Santi dengan novelnya, dan Rifan yang mendekati Rani dan duduk di sebelahnya)
Rifan :”Lagi baca apa, Ran ?”
Rani :”(bergeser ke bangku sebelah)” Dwilogi Padang Bulan “
Rifan :”Kalau aku, sih tidak begitu  tertarik dengan novel-novel seperti itu. Paling juga buku revolusi, karya Pramoedya, gitu, deh”( tiba-tiba Syahri datang dan menggeser Rifan)
Syahri :”Rani udah makan belum ?” ( memandang Rifan)
Rani :”Sudah”
Syahri : “mmh mau ikut makan denganku ?”
Rani :”Tidak, terimakasih”
Syahri :”Ayoulahh” ( berjalan mendekati Rani dan menarik lengannya.)
Rani :”Tapi aku sudah kenyang “
Syahri :”Ya nggak papa, nemenin aku aja”
Rifan :”Hehehehhh apa-apaan, siih, kalo orang enggak mau tuh jangan di paksa, itu melanggar hak asasi manusia”
Syahri :”jangan sok jadi pahlawan kesiangan... Ngaca, deh. Nggak bisa ntraktir Rani juga.. lagian Raninya juga kan mau. ya, kan, Ran ?”
( Pak Suwarja memasuki)
Pak Suwarja : “Ambarani Wulandari mohon segera datang ke ruangan administrasi, sekarang juga”
Rani :” saya ?”
Pak Suwarja : “yang namanya Ambarani yang mana ?”
Rani : “saya”
Pak Suwarja :”berarti kamu, siapa lagi”
Syahri :” memangnya ada apa, pak?”
Pak Suwarja : “saya tidak tahu, datang saja.” (keluar kelas )
Rani : ( memandang kedua temannya dengan gelisah) “aku duluan, ya?” ( pergi meninggalkan ruangan)
Rifan : ( memandang syahri)” kenapa dia ?”
Syahri : (mengangkat bahu, keluar kelas)
Rifan : “lo tau San?” (memandang Santi)
Santi : (meletakkan bukunya di meja) “gue bukan nyokapnya “(pergi meninggalkan ruangan)
Rifan : (keluar kelas )


BABAK KE LIMA

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan administrasi seperti ruangan kepala sekolah. Ada beberapa buku besar dan satu gelas air minum. saat Rani memasuki ruangan guru IPS tengah membuka-buka buku sambil sesekali mencoret )
Rani :”tok…tok..tok maaf, ibu memanggil saya ?”
Guru IPS :” oh, iya. Masuk, nak.”
Rani : (memasuki ruangan dan berdiri di sebelah)” ada apa, ya bu ?”
Guru IPS :”jadi begini,satu bulan lagi ulangan kenaikan kelas akan dilaksanakan. Syaratnya sudah diberitahu semua. Harus lunas administrasi. Bagaimana denganmu ?”
Rani :”saya, ibu saya belum   punya uang untuk melunasi, Bu.”
Guru IPS : “kamu tau, sekolah ini mau menerimamu pada awalnya karena kamu  memang punya kelebihan dalam pelajaran dan awalnya juga kami percaya bahwa kamu bisa memenuhi seluruh persyaratan “
Rani :” ibu bisa memberi saya keringanan?”
Guru IPS : “maaf, Rani. Kelas satu kamu sudah di beri keringanan lima bulan. Jadi ibu sudah tidak bisa membantumu sekarang.”
Rani : ( mendesah)
Guru IPS : “maafkan ibu, peraturan tetap berlaku. Jika kamu tidak bisa melunasinya, kamu tidak bisa mengikuti ujian.”
Rani : “baiklah, bu. Akan saya usahakan. Asal saya boleh ikut ujian”
Guru IPS :” ibu sangat menyayangkan, tapi inilah peraturan, Ambar.”
Rani : “saya boleh permisi?”
Guru IPS :  “ya”
(Rani berbalik dan pergi dengan sedih. Guru IPS membuka buku lagi. Kemudian syahri masuk )
Guru IPS : “ada apa, nak ?”
Syahri : “saya dengar barusan ibu membicarakan biaya dengan  Rani? Apa masalahnya ?”
Guru IPS : “Rani terpaksa tidak bisa mengikuti ukk jika tidak melunasi uang pembangunannya.”
Syahri : “ibu tahu, kan. Pendidikan  itu hak bagi setiap siswa.  Rani juga berhak mengikuti ujian, bu.”
Guru IPS : “tapi ini sudah menjadi peraturan di sekolah ini, nak. Ibu hanya menjalankan tugas. Kekuasaan bukan di tangan  ibu.”
Syahri : “tapi ibu yang memegang ini, jadi ibu bisa membantu Rani “
Guru IPS : “saya tidak bisa.”
syahri : “jadi kalau ibu tidak mau menuruti perintah saya, saya bisa melakukan sesuatu agar ibu dipindahkan dari sini. (pergi dari ruangan )
guru IPS : “akh, dasar anak tak tahu aturan !” ( membanting pulpen ke meja, lalu pergi )


BABAK KEENAM

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan taman di depan kelas. Ada bangku panjang dan beberapa pot bunga. Rani memasuki ruangan sambil berlari, menangis dan duduk di bangku. Kemudian Syahri datang)
Syahri : (mendekati rani memegang pundaknya) “kamu  tenang saja, semua pasti baik-baik saja.”
Rani : “tapi ibuku sedang sakit di rumah, mana mungkin bisa melunasi uang pembangunan ?”
Syahri : (duduk di sebelah Rani)” kamu percaya saja sama aku. Semua bisa di selesaikan, kok. Asal..”
Rani :” apa ?”
Syahri : “asal kamu  mau menerima cintaku”
Rani : (semakin kencang menangis) “ttaaapi “
Syahri : “tapi ?”
Rani : ( semakin menangis )
Syahri :  “ayolah, jawab” (menggoyangkan pundak Rani )
Rani : “aku enggak..”
Syahri :” jangan bilang itu, pliiiis.”
Rani : ( menepis tangan syahri , berdiri)” aku nggak suka sama kamu “( meninggalkan panggung )
Syahri :” ah ( menutup wajah lalu membukanya lagi. Meninggalkan panggung)


BABAK KETUJUH

SITUASI PANGGUNG :
( budaya pagi di sekolah adalah bersalaman dengan guru, serta diadakan pengecekan kerapihan. Di tengah ruangan guru BP duduk  sambil menunggu para siswa. Sebuah meja dan satu kursi ada di sebelahnya. Sebuah buku catatan pelanggaran  ada di atasnya. Rani, Dimas, Santi, Arif dan Mulya memasuki ruangan . Semua berseragam lengkap. Kecuali Rani yang tidak memakai sepatu hitam . guru BP berdiri dan menyalami anak-anak satu persatu)
Arif : “selamat pagi, bu.”
Guru BP : “pagi “(memandang dari atas ke bawah)” bagus”
(Mulya bersalaman )
Guru BP : “bagus”
(Rani maju dengan gemetar. Berjabat tangan dengan guru BP. Kemudian ditarik ke sisi meja)
Guru BP : “rapi sekali kamu pagi ini” ( berjabat tangan dengan Santi, kemudian Santi pergi. Dimas maju berjabat tangan)
Guru BP : “nah, besok bajunya disetrika dengan rapi.”
Dimas : “iya, bu “ ( meninggalkan ruangan)
 Guru BP :( menahan napas , memandang Rani)” hhmmm, saya hapal sama kamu.. Ambarani kelas IPS b. baiklah Ambar, kira-kira hukuman apa yang pas untuk pelanggar seperti kamu ?”
Rani :”Aaannnu, bu.. Mmmm kemaren hujan, jadi sepatu saya basah”
Guru BP :”Jadi, Rani kamu sendiri sudah tahu kan , bahwa bagaimanapun keadaanya kamu harus mematuhi aturan ?”
Rani :”Iya, bu, maaf.”
Guru BP : “apapun pelanggarannya harus ada konsekuensinya. Apapun alasannya. Peratruran itu di buat untuk di patuhi bukan di langgar. pakk… pak suwarja.. Tolong ambilkan kain pel , pakkk”
Pak Suwarja : ( datang tergopoh-gopoh sambil membawa ember berisi tongkat pel dan air) “ini, bu. Maaf, untuk apa, ya ? Saya sedang ngepel di ruangan guru.”
Guru BP :”Ehh, tidak apa-apa, pak. Silahkan mengerjakan yang lain, terimakasih “
Pak Suwarja :”Sama-sama” ( sambil pergi )
Guru BP :”Buka “( sambil menunjuk ke arah sepatu )
Rani :”Ttapi, bu. Saya pakai apa?”
Gurur BP :”Cepat buka ! “
( membuka sepatu , dan menyarahkan..)
Guru BP :”Ini, pegang ! ada sisa kotoran di ruang guru. Akan lebih baik jika kamu yang membersihkan.”
Rani :”Tapi ini sudah jam tujuh, bu.”
Guru BP :”Ya, ini adalah akibat dan sanksi atas kesalahan kamu”
Rani : “bbaiklah, bu “(bu ratih datang dan memarkirkan sepeda.)
Bu ratih :”Maaf, ada apa iini …?”
Guru BP :”Oh, ibu, ini, ada yang tidak melanggar peraturan. Udah Ambar, sana pergi ( Rani pergi menginggalkan ruangan )
Bu ratih :”Memang nya kenapa ?”
Guru BP :”Iya, ini kan jadwalnya memakai sepatu hitam, tapi ini malah pakai sepatu berwarna”
Bu ratih :”Mungkin sepatunya bermasalah, kali bu”
Guru BP :”Ya, seperti apapun keadaannya. Dan kondisinya, ia harus mengusahakan, karena bagaimanapun itu adalah peraturan”
Bu ratih :”Ya, tapi saya rasa tidak dengan mengepel , karena itu tidak ada unsur yang mendidik”
Guru BP :”Iya, sudahlah, bu. Tidak baik pertemuan   pertama diwarnai dengan perdebatan.”
Guru ratih :”Oh, maaf kan saya, bu, telah  sok tahu.”
Guru BP :”tak apalah, mungkin ibu juga belum mengenal sekolah ini. Sudah waktunya masuk, mari “( berjalan beriringan)



BABAK KEDELAPAN

SITUASI PANGGUNG :
( di kelas Andri sedang menata kursi dan meja, Dedi melap meja dan kursi, sedang Rifan sedang  menyapu. Syahri yang datang terakhir malah tinggal duduk manis sambil mengeluarkan hp. Andri yang geram mendatangi Syahri )
Andri : “heh, Nyet !”( menggebrak meja syahri ) “mentang-mentang lo anak kepsek seenaknya aja gitu  nggak ikut piket ? lihat  jadwal dong. Dasar, bukannya jadi teladan malah gitu !”
Syahri : “oi, Njing !” (menggebrak meja dan berdiri merentangkan kedua tangan seolah tak bersalah )” lo kalo mo syirik, jangan sama gue. Nggak level...  kasihan lo nya ntar kalo nggak kecapai ngiler tuh anaknya.”
Dedi : “iya, lo tuh Ri, nggak asyik banget. Bagian piket malah nyleweng kayak anggota DPR”
Rifan :” udah biarin pangeran dari langitnya santai. Dia kan bukan penghuni kelas”
Syahri : (duduk kembali sambil berekspresi mengejek )
Andri : “dasar lo ! “( kembali menata kursi)
Rifan :” udah, nggak usah diladenin, capek hati “
( Dimas, Arif, Mulya, Santi masuk ruangan)
Dimas : “wooiii, huft.. satu teman kita kena kartu kuning “
Dedi : “siapa ?”
Arif dan Mul :Raniii ( serempak sambil duduk di kursi)
Andri : “kok bisa ?”
Syahri : “apa ? planet gue.”( keluar ruangan)
Rifan : “huh, mau jadi pahlawan kesiangan, dia. Emang gimana ceritanya ?”
.Dimas : “dia nggak pake sepatu item.”
Dedi : “pantesssan” ( sambil ngelap kepala arif )
Arif : “kepalaku kurang bersih, ya Ded ?”
Dedi : “he.. “( nyengir, semua tertawa . Syahri masuk ruangan sambil membawa roti. Semua memandang Syahri yang sedang berjalan)
Rifan :”ya, padahal ia murid yang rajin.”
Syahri : “kasihan, dia pasti capek di suruh ngepel.” ( sambil memakan roti )
Andri : “eh, lo tuh.. udah tau rani capek malah makan  roti” ( sambil merebut roti syahri kemudian memakanya)
Syahri :” wah, lo Nyet nggak sopan. Ngrebut roti orang”
Andri :(nyengir)
Mulya : “sama aja ! “( memandang mereka berdua )
Andri : “gue nggak sama, ye. Inget !”
(guru BP dan Pak Suwarja memasuki ruangan  semua anak duduk di tempat mereka masing-masing)
Guru BP : “anak-anak, tolong semua berdiri, akan diadakan razia pagi ini”(semua anak berdiri. Guru BP dan Pak Suwarja menggeledah tas mereka satu persatu. Mereka menemukan dua dvd porno di tas Andri, satu buah hp di tas Dimas, dan satu cutter di tas Rifan dan dua batang rokok di tas Arif. Selesai menggeledah, mereka menjajarkannya di meja guru)
Guru BP : “ anak-anak, ternyata masih banyak diantara kalian yang tidak mematuhi peraturan. Ingat, jangan salahkan peraturan yang semakin mengekang kalian, tapi semua itu karena perbuatan kalian sendiri” ( keluar membawa barang sitaan)
Dimas : “ handphone gua…”
Rifan :” sudahlah, kawan. Sebentar lagi kita akan belajar, jangan terlalu dipikirkan, toh kita sendiri yang melanggar, kan?
Semua : (mengangguk)
( Bu Ratih memasuki ruangan. Semua anak  duduk kembali)
Bu Ratih : “ assalamualaikum, wr wb” ( sambil meletakkan tas di atas meja)
Para murid : “waalaikum salam wr wb “
Bu Ratih :” seperti yang sudah di janjikan, kita akan membahas tentang simple present . siapa yang tahu ?”
Andri : ( mengacung)
Bu Ratih :” yap !”
Andri :” present mie ayam dua mangkok, bang …”
Semua :” pesennnnnnn” ( semuanya tertawa)
Andri : “oh udah di ganti ? masyaallooohh”
Mulya : “huh, ketinggalan jaman”
( Rani masuk pintu tanpa memakai sepatu)
Rani : (mendekati bu Ratih )” bu, maaf, saya terlambat masuk.”
Bu Ratih :”tak apa, kembalilah ke tempat dudukmu.”
Rani : “terimakasih, bu “( menangkupkan kedua tangan ke dada dan berjalan menuju kursi)
Bu Ratih :” baiklah, kita lanjutkan. Barangkali Rani tahu sesutau tentang simple present ? kau boleh maju “
Rani : ( maju dan anak-anak bertepuk tangan.berdiri di hadapan seluruh anak) “simple present itu adalah tenses yang yang menyatakan tentang keadaan  yang kita lakukan secara rutin. Ia terbagi menjadi dua. Yaitu dengan menggunakan verbal dan menggunakan be.”
Bu Ratih :” cukup, terimakasih “ ( seluruh anak bertepuk tangan dan Rani kembali ketempat duduk)
Syahri : “ Planet gue “( semua siswa bersorak Bu Ratih tersenyum, kemudian guru IPS memasuki ruangan)
Guru IPS :” maaf, bu. Anak-anak tolong diatur untuk untuk tenang. Kelas sebelah sedang mengerjakan tugas. Terimakasih “(pergi begitu saja)
Bu Ratih : ( mengisyaratkan untuk senyap namun para siswa cekikan)” kalau begitu ibu akhiri pelajaran hari ini. Wasalamualaikum .”( berkemas)
Para murid : “waalaikum salam wr wb”
( Bu Ratih meninggalkan ruangan )
Syahri : “Ran..”
(Rani menoleh)
Syahri : “Nih aku punya hadiah buat kamu “( menyerahkan hadiah)
Rani : “hadiah apa ?”( Rifan memandang)
Syahri : “ya buka aja.”
Arif : “ati-ati bom, lo Ran”
Mulya : “bener, kamu patut curiga jangan-jangan syahri udah masuk geng teroris”
Dedi :” hiiiii syyyeereem”
Syahri : “lo udah dua ratus kali mitnah gue. Sama yang hari ini jadi dua ratus satu. Udah nggak usah didengerin. Anggap aja angin nyasar. Terima, ya ? “
Rani : “makasih, deh.”( mengambil hadiah dan menyimpannya di tas)
Syahri : “yessss, “( mengejek rifan)
(guru IPS  memasuki ruangan, semua siswa senyap )
Guru IPS : “lengkap sekali kelas ini. Prestasi semakin menurun, “( membagikan kertas hasil ulangan )” ini hasil ulangan kalian minggu kemaren. Tak ada satupun dari yang nilainya di atas tujuh. Kalian pintar sekali mempermalukan saya. kamu, yang pake kacamata maju ke depan” ( Santi maju ke depan) “ Kamu “( menunjuk Andri) “dan kamu” ( menunjuk Mulya) “maju ke depan. Berdiri di sana sampai pelajaran berakhir. Catatan pelanggaran  paling banyak terjadi di kelas ini. kelas paling bandel, paling bodoh.  Baiklah kalian catat ini di buku kalian” ( membagiakan kertas lagi berjalan menuju Andri, Santi dan Mulya ) “kalian.. bagaimana mungkin nilai kalian tiga ? memalukan ! “
( berdiri di hadapan Santi. murid yang lain menulis )
Guru IPS : ( memandang dari atas ke bawah) “penampilan oke, berkacamata pula.  Tak pernah belajar kah kau di rumah ? kau apakan dengan catatan-catatan yang ibu berikan pada mu ? kalian juga dengarkan ( memandang ke anak-anak , memandang ke Santi lagi ) apa kamu  pikir mandapat nilai tiga itu suatu kebanggaan ? kamu ini perempuan, mau  jadi apa jika nilai IPS saja mendapat tiga. Kalian semua juga. “( mengemasi barang-barang ) rasanya ibu seperti di neraka jika di kelas lama-lama.” ( meninggalkan ruangan)
(Andri, Mulya dan Santi kembali keempat duduk mereka)
Syahri :”Yah, mau apa lagi ? Orang kalian  juga salah. Sudah tahu mau ulangan malah nggak belajar. Kalo aku jadi guru tadi sih udah ku taruh di ruang isolasi kalian.”
Andri :”Ya ealah lo bakal ngomong gitu, untung aja lo bukan guru. Tau enggak lo kan nggak punya dedikasi buat jadi guru, gubrak deh kalo dunia jadi guru.”
Syahri :”Eeehh, elo anak bau kencur ngece gua ? Kan setelah ini gua mau masuk UI fakultas pendidikan.. Nyokap gua pasti ngedukung, donggg “
Mulya :”Hh, kalo gua jadi nyokap lo, udah gua taruh di panti asuhan..” ( semua siswa menahan tawa)
Dedi :”Kalo gua jadi bapak lo… udah ku jadiin bola, terus di tendang sampai ujung dunia biar enggak balik lagi,”
Syahri :”Eh, liat lo ya ? Ntar  kita buktiin, paling  juga ntar kalo gua udah pake seragam guru, terus kalian datang. Pakk.. Pakkk. Minta uang, dongg.laparr”
Rifan :”Huh, urus tuh rambut.. Nggak sopan banget sih jadi anak “
Syahri :”Apa? Kalian nggak bisa niru gua, ya? Cuciannn. Kan yang penting neng Rani tetep cinta sama akang”
Dimas :”Huuu, Rani itu, sukanya sama cowok cakep dan gentel, kalo banci kayak lo sehhh buat apa? “
Syahri :”Ehh lo mau ngehina gua lagi ? Bisa lo di DO sekarang juga !”
Dimas : “ huu, takuuut”
Rifan :”Wah, kok bisa ? “( sambil memandang meminta dukungan ke anak-anak)” ya iya, lah.. Kan lo anak kepsek yang manja…”
Syahri :”Heh, gua ini ya, anak kesayangan ibu gua… lo jangan macem-macem deh “
Rifan :”Iya, tuan putera kepsek” ( semua cekikikan)
Dedi :”Udah, neng Rani jangan dekat-dekat sama teroris deh.. “
Rani :”Apa ?”( memandang tegas )
Dedi :”Enggak, ada guru.”( semua langsung berlari ke tempatnya.Guru IPA masuk dengan muka cemberut.)
Pak Doni :” baiklah anak-anak keluarkan buku dan catat.” ( membaca buku)” seperti halnya tumbuhan, manusia dan hewan merupakan makhluk hidup multiseluler karena terdiri atas sel-sel. Sel-sel penyusun tubuh tersebut sudah  terspesialisasikan  sedemikian rupa dari segi bentuk, tempat, dan fungsinya.”
Arif :”ih, nggak banget deh belajar di kelas, masak setiap hari didikte terus “ ( sambil menulis)
 Mulya :”Hehe, iya, ya. Biarin aja. Paling kalo anak-anak dapet nilai jelek dia juga yang diomelin kepsek.”
Pak Doni :”Heh ! Kalian ngomong apa ? Nggak nerima pelajaran saya ? Silakan keluar” ( tetap tak bergeming )” oohh, jadi kalian mau  saya keluar ? Ha? jawab ? “( melempar penggaris ke wajah mereka  semua menunduk )”Siapa wali kelas kalian ? Hingga punya anak yang nggak punya sopan santun sama sekali . Dasar ! ( mengemasi semua barang  dan pergi )
Rifan :” tuhhhh kan, kalian sih enggak bisa jaga mulut “
Mulya :”Gua kan nggak sengaja”
Andri :”Ssshhhh guru BP datang , siap-siap di semprot “
 ( guru BP datang dengan langkah tegas )
Guru BP :”katakan kepada saya, siapa dua anak yang  membuat Pak Doni ngomel kepada saya ?! Cepat” ( memukul penggaris ke meja)” jangan melindungi teman yang berbuat salah”( semua diam, menunduk ) Syahri, ibu percaya kepada kamu tolong beritahu ibu.”
Para murid :( diam ),
Guru BP :” oh, kalian semua tidak mau, ha ?” ( memukul meja sekali lagi )”Dua anak yang duduk di bariisan nomor dua..Maju..”( kedua anak maju dengan gemeteran )” oh katakan kepada ibu, apa yang barusan kalian katakan ?”
Arif :”Tidak, bu. Saya tidak bilang apa-apa.”
Guru BP :”Masih kecil sudah berani berbohong, ya ?”
Mulya :”Ampun, bu.. Kami tidak akan mengulanginya lagi”
Guru BP :”Kalian tau, bahwa kalian harus patuh dan hormat kepada guru? Ha?”
Arif dan Mul :”Iya, bu “
Guru BP :”Ctarrr “( memukul meja dengan penggaris, berjalan mengelilingi Arif dan Mulya) “sekarang ibu minta, jangan sekali-kali diulangi dan minta maaf sekarang juga.Siapa nama kalian ?”
Arif :”Arifin  Aji  Novandi, “
Mulya :”Fajar Mulya Ristianto”
Guru BP :”Selamat, poin kalian bertambah 25.  cepat, tunggu apa lagi, ayo keluar..”
Arif dan mul : (  berjalan untuk keluar ruangan)
Guru BP : “tunggu dulu ! kembali !”
Arif dan Mul : ( kembali )
Guru BP : “berbalik !”
( Arif dan Mulya berbalik)
Guru BP :” ctar..ctar..”( memukul pantat mereka berdua dengan penggaris )
Arif dan Mul : “aauuu “( sambil memegangi pantat mereka)
Guru BP :” lagi ?”
Arif dan Mul : “ampunnn”
Guru BP :” sudah sana.. minta maaflah dengan baik, cepat..”
(Arif dan Mulya berlari keluar sambil memegangi pantat)
Guru BP : “kalian semua, boleh istirahat !” ( pergi meninggalkan ruangan)
Rifan :(berdiri dari tempat duduknya dan bersiap meninggalkan ruangan) ” kacau kelas kita !”
Dimas :(membereskan buku) “lalu mau bagaimana lagi ?”
Syahri : “pantes tuh kena hukuman!”
Andri : “cabut ah..” ( semua meninggalkan ruangan kecuali Santi yang membuat tulisan di kertas, setelah selesai keluar ruangan)



BABAK KESEMBILAN

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan depan kelas, Andri, Arif, Mulya dan Dedi, duduk di kursi panjang. Andri berpenampilan kusut, bajunya dikeluarkan sambil mengunyah batang rumput. Yang lain berpenampilan sama. Arif memakai topi. Mereka sedang duduk sambil bercerita ringan )
Mulya :” Heuuhh nggak banget tadi. Masak ngajar kayak gitu kalo Cuma ngedikte aja sih aku juga bisa, ya akunya langsung protes. “
Andri :”Sebenernya sih gua setuju sama lo, tapi lo kurang pinter ketauan lo.”
Arif :”Iya, kan kitanya nggak nyangka balakan kayak gitu kejadiannya. “
Andri :”Eh, kerjain anak-anak yuk, lumayan buat ganjel perut lapar ! “
Dedi :”Tapi lo yakin udah gak ada guru ? Salah-salah kita di strap”
Andri :”Enggak, gua yakin.”
( seorang siswa perempuan dan laki-laki lewati mereka )
Mulya :”Ehemmm.. Ehemmm,  “
Arif :”Eiiittsss tunggu dulu, dari mana , bu ?”
Dedi :”Pasti abis pacaran, ya  ?”
Murid  perempuan :”Enggak, kok. Abis ngerjain tugas, kak.”
Andri :”Tugass buat anak,  maksud lo ?”
Murid lki :”Bukan”
Arif :”Mmm sebenernya pasal 4 ayat 2 berkata bahwa dilarang pacaran di lingkungan sekolah. Jadi kalu sampai ada guru yang tahu, bakalan disabet deh,  kayaknya lu”
Murid laki-laki :”Trus? Orang kitanya nggak pacaran,kok. Swear, kak “
Andri :’Alllaaahh guru itu, ya, nggak peduli sama kalian, hanya peduli sama yang mereka lihat “
Mulya :”Jadi, mending dan  biar tidak lama-lama kasih kakak uang buat jajan, masalah beres !”
Murid cewek :”Apa, sih. Orang kakak yang buat masalah kok”
Dedi :”Eeee.. Kalian anak muda, anak kecil yang baik hati. Tidak usah berbacot ria, turutin kata kakak kelas sekali-kali uga nape !”
Murid laki2 :( mengeluarkan uang  sepuluh ribuan) “Kembalian ya,  kak, buat beli bensin.”
Arif :”Uss ini sih cuman cukup dua orang, terus masak mau ada  kembaliannya, yang ikkhlas dong. Udah sana pulang, ntar di cariin mama, lo..”
Murid cewek :”Tapi,kak..”
Andri :”Udah sono” ( kedua adik kelas pergi, tak dinyana sang guru BP sudah berdiri di belakang mereka.)
Arif :”Kalo gini caranya, kenyang perut kita “
Guru BP : “Ehem..”( semua menoleh,lalu menunduk. Guru BP merampas uang yang di tangan Arif )”Ohhh jadi begini, ya pekerjaan kalian sebagai kakak kelas, bukannya memberikan kenyamanan tapi malah memalak mereka ? Kurang apa orang tua kalian memberi uang saku , ha ? “
Mulya :”Maaf, bu”
Guru BP :”Kalian itu, sebagai kakak kelas harusnya berikan contoh yang baik bagi adik-adik kalian. Mau jadi apa kalian, ha ? Malak-malak kayak preman aja. Atau mau jadi preman ? Tidak perlu capek-capek seklah , mending di pasar aja sana !” ( menatap Arif dan Mulya) “ kalian, hukuman yang tadi masih kurang, ya?
Arif : “ tidak, bu.”
Guru BP “( Mengeluarkan buku pelangggaran dari tas) “sebutkan nama !”
Arif :”Arifin Aji Noviandi kelas IPS B”
Mulya :”Fajar  Mulya Ristianto “
Dedi :”Dedi Alvino Prasetyo “
Andri :”Andri Pratama “
Guru BP :”Ohhhh,kelas B lagiii.... jadi poin kalian bertambah 15 masing-masing, sudah paling banyak, sering membuat kekacauan, dan sekarang.. Aduh, tuhan … ampunilah para calon preman pasar ini.  Dan satu lagi buat kalian kalian “( mengeluarkan penggaris ) “mana tangan kalian ?”
Empat Sekawan :( berpandangan, lalu menyodorkan tangan mereka. Guru BP me pukul satu persatu )” aduuuuhhh….”
Guru BP :”Ini, akibatnya. Cukup segitu, kalau kalian bertemu saya lagi besok, akan lebih berat lagi hukumannya. Sekarang cepat pulang, dan jangan sampai  ibu melihat kalian lagi” ( pergi meninggalkan ruangan)
Arif :” kalau sehari dipukul dua kali, sih, habis badan gua”
Dedi : (menepuk dada)
Andri :” yuk, akhh cabutt” ( semuanya meniggalkan ruangan sambil meremas tangan mereka)


BABAK KESEPULUH

SITUASI PANGGUNG :
( Bu Ratih sedang mengajar di kelas, tertawa bersama anak-anak)
Bu Ratih : “hari ini kita akan mendengarkan lagu English. And you writing down the lyrics on the paper. Get it ?”
Para murid :” yeah..”
Dedi : “may I request, bu ?”
Bu Ratih : ( menggeleng sambil memutar music semua anak tenang dan bu ratih memutar player)
 Kepsek :( kepsek masuk ke kelas dengan muka yang “wow”  sambil membawa kertas ) “siapa yang menempelkan ini di depan ruangan saya, ha ?!(Sambil menunjukkan kertas tersebut.)
(semua anak tegang)
Bu Ratih :”Tenang, bu.. Ada apa ini ?”
Kepsek :”Ibu tahu, anak-anak yang tidak punya sopan santun ini sudah berani-beraninya menjadi seorang kritikus yang nggak jelas, ha ? Tidak berani bertangung jawab atas semua yang sudah  ia perbuat. Tak cukupkah dengan kecaman dan cap selama ini yang ditujukan kepada kalian ? Kurang apa sekolah ini mendidik kalian ?”
Bu Ratih :”Maaf, bu. Ini masih  bisa dibicarakan baik-baik”
Kepsek :”Tau apa ibu tentang perasaan saya ? Sudah capek, masih saja di perlakukan seperti ini. Apa mereka tidak bisa menyenangkan hati saya dengan sedikit prestasi?”
Bu Ratih :”Kenapa ibu yakin mereka yang membuat ?”
Kepsek :” siapa lagi, semua biang kerok ada di mereka.  Kelas-kelas lain sangat patuh.”
Bu Ratih :”Ya, bu. Tapi marah-marah seperti ini juga tidak akan menyelesaikan masalah. Biar saya rundingkan dengan anak-anak.”
Kepsek :( keluar begitu saja )
Bu Ratih :”Sekarang, coba jelaskan pada ibu, ayo, tak perlu takut. Kenapa kalian melakukan ini ? “
Rifan :”Saya tidak tahu, bu”
Syahri :”Paling juga para berandal itu”( sambil melihat Andri dkk.)
Andri :”Eh, lo jangan sok tahu, ya.. Kita nggak ngelakuin itu”
Syahri :”Udah deh, gaku aja, biar cepet.”
Arif :”Apa, sih”
Bu Ratih :”Di sini ada tanda 43chu”
( semua berpandangan dan mengangguk mantap)
Rifan :”Bukan dari kelas kami, bu”
Bu Ratih :”Kalian yakin ?”(mengangguk) “Yang pasti kasus ini pasti akan di runut. Ya sudah kalian boleh beristirahat” ( meniggalkan ruangan)
Rifan :( Rifan mendekati Santi )” oh my gosh, Santi…”
Santi :( menunduk)  “aku nggak suka melihat teman-temanku diperlakukan semena-mena”
Dimas :”Ya sudahlah, jangan sampai ada yang membocorkan”
Syahri :”Lo, ati-ati, ye.. Gue masih berbaik sama lo.”
Arif : ( mendekati syahri dengan geram) “ gua peringatin sama lo, kalo lo berani ngomong macem-macem, gosong rambut merah lo”
Syahri : ( diam  cuek)
( terdengar lonceng istirahat.  semua meninggalkan ruangan)








BABAK KESEBELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan guru ada lima meja dan kursi. Dua kursi di sebelah kiri dan tiga lagi di kanan berhadap-hadapan. Hanya ada beberapa tumpukan buku dan tas di atas meja. Guru BP sedang membuka-buka buku. Sedangkan Pak Doni  hanya duduk sambil berkipas-kipas  dan Guru IPS berdiri di samping meja guru BP. )
Guru BP :”Sebenarnya saya cukup menyayangkan, kenapa anak-anak bisa sampai seperti itu, memberontak dengan cara yang tidak biasa. Mereka diam, tapi “ ngeyel” ( sambil membolak-balik buku jurnal) “ni, ya, bu buku-buku di sini malah menjadi dokumenter agenda kelas IPS b.”
Guru IPS :”Ya,saya  sendiri sebagai wali kelas sudah benar – benar berusaha mengingatkan daan mendidik mereka. Tapi jika tidak ada kemauan dari merekanya sendiri ya mau bagaimana lagi? “
Pak Doni :”Saya sering sekali di buat jengkel dengan anak kelas 2, ada saja dari mereka yang membuat saya jengkel. Saat saya sedang punya masalah, mereka tidak bisa mengerti raut muka saya.”
Guru IPS :”Namanya juga anak-anak, tapi yang saya takutkan adalah jika anak-anak tidak bisa diajak kerja sama untuk meraih prestasi di sekolah ini. Pasti kepsek akan marah besar kepada kita “
Pak Doni :”Ya, bu. ketika saya sudah merancang bahan ajaran, ketika saya sudah menyiapkan semuanya para siswa justru malah membuat saya kecewa dengan tingkanya.”
Guru BP :”Bapak ingat, kan, pesan kepsek saat rapat terakhir? Target sekolah kita adalah nem terbesar se kabupaten”
Guru IPS :”ya, dan itu sungguh-sungguh harus kita capai, bukan ?”( kepsek masuk dengan tiba-tiba, semua guru kembali ke posisinya)
Kepsek :“apa-apaaan ini? “( membanting kertas ke meja BP)
Kepsek :” Memalukan! Bagaimana mungkin anak kecil seperti ini bisa melakukan ? Kesan apa yang sudah kalian campurkan ke otak mereka hingga mereka berbuat seperti ini? Ini aib, aib sekolah! Kalo sampai ada  kabar kesekolah lain, mereka pasti akan mengejek habis-habisan. Saya peringatkan kepada bapak-ibu semua, tersererah bagaqimanapun caranya, didik mereka sesuai ketentuan. Urus ini ! Pelajari dan cari tahu apa mau mereka.”
Guru BP :”Iya, bu.”( kepsek pergi)
Pak Doni :”Apa itu, bu ?”
Guru BP :”Akh, kasus , kritikan”
Guru IPS :”ohh, kelasku lagi?”( tertunduk lemas)
Guru BP : “ kemungkinan besar”
Pak  Doni :”Apa selama ini kita tidak punya dedikasi untuk mengajar ? Ya sudahlah, saya ke kelas”
Guru IPS :”Saya juga mengajar di kelas satu.”
Guru BP : “apa lagiiiiiii… “(langsung keluar membawa tasnya)





BABAK KEDUA BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(lonceng berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dengan riuh. Sibuk  membicarakan masalah kritikan santi. Andri,Arif,Mulya, dan Dedi duduk saling berhadapan di meja Andri. Santi tampak diam menyendiri dengan novelnya, )
Mulya : “ menurut kalian kasus ini bakal terungkap apa tidak?”
Andri : “ pasti, firasatku mengatakan bahwa akan ada perubahan besar setelah ini”
Dedi : “ emang lo punya firasat ?” ( Andri menyabet kepala Dedi)
Andri : “ itu juga kata nenek moyang gua”
( Arif,Mulya, Dedi memukul kepala Andri dengan buku)
Dedi : “huuu dasar !”
Arif :” eh, tapi kasihan Santi. Kita harus berbuat sesuatu”
Dimas :” tapi mana mungkin? Sedangkan posisi kita lemah “
Rifan :” kenapa tidak jika kita punya kemauan ? semua bisa berubah jika kita mau !” (mendekati mereka )
Syahri : “ iya,gua pikir kita masih bisa bertindak “
Rani :”Hhmm, benar juga”
Rifan :” kita hanya butuh kerjasama”
( guru BP datang, tanpa permisi,duduk dengan wajah lesu. Semua anak kembali ke posisi masing-masing )
Guru BP :”Sudah, lah. Tak perlu banyak alasan dengan ibu. Katakan siapa yag membuat tulisan ini ?”
Dimas :”Bukan kami, bu”
Guru BP :”Tak perlu kalian begitu. Pertanggung jawabkan apa yang sudah kalian perbuat. Bapak capek marah-marah terus kepada kalian. Toh juga sia-sia, kan ? Kalian berterus terang, jangan berbohong, agar cepat selesai. Syahri, kamu bisa bantu bapak, nak ?”  ( syahri tidak menjawab)
Rifan :”Bagaiman ibu bisa tahu kalau penulis itu murid kelas ini, bu ?”
Guru BP :”Firasat, dan tanda-tanda di sini menunjukkan kelas ini” ( semua siswa terhempas )
Syahri :”Tidak, bu. Tidak ada.”
Guru BP :”Kalian yakin ? Kalau begitu, lihat saja, sepandai-pandainya tupai melompat toh akan jatuh juga. Sekarang, kalian semua ikut saya.“
( semua bangkit dari tempat duduk dan mengikuti guru BP)






BABAK KETIGA BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua murid masuk ke kelas  dengan wajah yang tidak bergairah dan berkumpul, hanya syahri yang masih tetap di tempat duduknya)
Andri : “Saya yakin, cepat atau lambat Santi pasti akan ketahuan “
Mulya : “ini sudah kedua kalinya. Mustaf dulu sampai di keluarkan, kenapa kamu mau mengulangi ini, San ?”
Dimas :”Lalu bagaimana, apa kita akan menyelamatkan Santi ?”
Rani :”Santi, kamu bagaimana, kami semua sayang sama kamu.”
Santi :”Aku nggak tahu. Aku , aku sakit hati setiap hari guru-guru mengataiku. Aku kalap.”
Rifan :”Santi, bagaimanapun keadaannya, kamu harus tetap sabar dan kamu harus siap mempertanggungjawabkan perbuatanmu”
Santi :( mengangguk) “ya, aku siap jika memang harus dikeluarkan”
Rani :” jangan berbicara seperti itu. Kami pasti membantumu, San.”
Dedi :” benar, kami tidak ingin kehilangan satu orangpun di kelas ini.”
Santi :”Ya, aku percaya”
Pak  Suwarja :(  masuk ke ruangan, dengan wajah biasa ) “Santi dwi mohon keluar , di tunggu di ruangan BP sekarang, terimakasih”
( semua siswa menatap santi sebelum Santi keluar )
Rifan :”Aduhh, semua sudah jelas. Kejadian-kejadian selama ini, kita tidak bisa diam saja. Sepertinya sudah banyak kekacauan, kita harus berpikir membuat posisi aman dan membuat perubahan baru”
Arif :”Sebenarnya, aku sendri juga tidak terlalu suka dengan segala tetek bengek, razia, hukuman ngepel, tidak ada satupun hukuman yang membuat keadaan menjadi lebih baik”
Rifan :”Kita bisa jika kita bersama “
Dimas :”Kita tunggu saja, bagaimana dengan Santi, nah itu dia datang.”
( Santi datang tanpa kata, dengan wajah lesu kemudian membereskan bukunya di atas meja. Rani menghampiri Santi )
Rani :” San, kamu kenapa ? ( Santi memeluk Rani kemudian meninggalkan ruangan. Rani kembali bergabung)
Rifan :”Sudahlah teman, mari kita pulang, tidak mungkin kita bisa melanjutkan pelajaran kalau keadaanya seperti ini”
Dedi :”tapi Rif, kamu jangan gegabah, bagaimana jika para guru menjadi lebih marah ke kelas kita ?”
Rani :”Iya, Rif. Sudah banyak hal yang kita perbuat.”
Rifan :”Maka dari itu, kita harus menenangkan diri. Sudahlah, percaya saja padaku. Guru pun tidak akan mengajar kita di situasi seperti ini.”
Mulya :”Baiklah, kami ikut denganmu”
( semua berkemas)
Rifan :”Ku tunggu di rumahku nanti malam.”( meninggalkan ruangan )
( Rani yang hampir meninggalkan ruangan ditarik oleh Syahri)
Rani : “ kenapa, Ri ?”
Syahri : “ baiklah, Ran. Jika perkataanmu waktu itu memang benar, bahwa kau menolak cintaku telah ku ikhlaskan.
Rani :” terimakasih, karena kau akhirnya mengerti juga.”
Syahri :” tolong sampaikan kepada kawan yang lain bahwa aku tidak bisa ikut pertemuan di rumah Rifan nanti malam”
Rani :” insyaallah saya sampaikan.”
Syahri :” pulanglah, hati-hati di jalan”
Rani :(mengangguk dan meninggalkan ruangan. Syahri keluar ruangan )



BABAK KEEMPAT BELAS

SITUASI PANGGUNG :
( terhampar sebuah tikar di tengah panggung, di sebelahnya ada meja kecil dan sebuah kursi. Rifan muncul dengan membawa gelas lalu menaruhnya di tengah tikar, terdengar suara salam)
Andri dan Dedi :”Assalamualaikum “( memasuki ruangan)
Rifan :”Walaikum salam, eh Ndri, Ded,masuk. Mana yang lain ?”
Dedi :”Masih di belakang”
Rifan :”Oh, ya sudah aku ambil airnya dulu”
Andri :”Oiya”( sambil duduk , tak lama kemudian Mulya, Arif, Dimas, dan Rani menyusul )
Mulya :”Oh, kalian sudah duluan rupanya.”
Andri :”Iya,”
Dimas :”Mana tuan rumahnya?”
Andri :”Di dapur tuh, doain aja moga bawa makanan.”
Rani :”Yee ngarep!”
( Rifan datang dengan membawa nampan berisi cemilan dan teko, lalu menaruhnya di tengah )
Andri :”Tuh, kan doaku terkabulkan”
Rifan :”Doa apa ?”
Andri :”Rahasia, dong !”
Dimas :”Huh, udah g usah di dengerin.” ( rifan mengangkat bahu dan menaruh nampan di atas meja. Duduk kembali)
Rifan :”Jadi syahri mana ?”
Arif :”Aduh, memang sudah tidak punya solidaritas dia, mentang-mentang anak kepsek, temennya punya masalah malah nggak mau membela”
Dedi :”Si Syahri lagi sakit kali”
Andri :”Lah, sengaja!”( sambil memakan cemilan)
Rani :”Mmh, dia bilang mohon maaf, dia tidak bisa ikut, tapi dia tetap mendukung kita.”
Arif :”Urus tuh Ran punya pacar nggak jelas.”
Rifan :”Udah-udah, sekarang langsung ke pokok bahasannya aja.”
Rani :”Dengan memberikan surat sudah tak mungkin kita lakukan,jumlah kita sedikkit, para guru tidak mungkin mendengarkan”
Rifan :”Kita bisa berdemo, mogok belajar. Pasti didengar !”
Dedi :” tapi murid kelas kita kan Cuma sedikit?!”
Mulya :”Kita rekrut kelas lain, pake otak, dodol !”
Dedi :”Yakin mereka mau?”
Andri :”Mainkan poliitik, atuh !”
Dimas :”man jada wa jadda”
Rifan :”setuju. Okay, sepakat kita berdemo besok, tapi di mana ? Rani, tolong tolong tulis agenda kita hari ini”
Rani :” siap !” ( mengeluarkan buku dari tas dan menulis)
Arif :“ kita bisa demo di depan ruang kepsek atau di pintu depan“
Dedi :”Bagaimana dengan  Syahri ?”
Rani :”Dia tidak masalah,”
Rifan :” jadi apa yang mau  kita tuntut?”
Dedi :”Saya pribadi ingin santi di kembalikan ke sekolah,” ( Rani  berdehem ,terus mencatat )
Andri :”Menegaskan  kembali peraturan, masak Si Syahri gayanya kayak preman tidak di permasalahkan ? gua yang cakep harus berlindung di balik seragam
Dimas :”Iya, walaupun ia anak kepsek, statusnya kan sama saja sebagai murid”
Rifan :”Lalu ?”
Mulya :”Aku ngaak suka kalau guru mukul-mukul kita, sama menggeledah tas. Kayak polisi aja, emang kita tersangka apa ?”
Rani :”Tapi, bagaimana para teman yang suka membawa video porno ?”
Rifan :”Kita bisa saling mengingatkan, kan ?”
Dedi :”Tapi mana mungkin para guru biisa percaya dengan kita ?”
Dimas :”Kita bisa melobi mereka, kan?”
Andri :”Bisa..( sambil mengambil air minum) eh.. Kalian temenin aku makan, dong jangan di liatin.”
Arif :”Hehe kamu  tau aja, Ndri ( malu-malu mengambil makanan )
Mulya :”Hu, dasar doyan  makan !”
Andri :”Gue kan normal, lo sih abnormal jadi makannya rumput.”
Dedi :”Sssttt,,, jangan bilang-bilang, kemaren aku mergoki dia makan kaleng “
Arif :”Fitnah “
Dedi :( menjulurkan lidah)
Rifan :”Okay, everyone. Bercandanya selesai, dan sudah segitukah tuntutan kita ?”
Mulya :”Kupikir, cukup segitu, besok kalo ada ide dadakan baru kita tuntut lagi.”
Dimas :”Hhh” ( mengepalkan tangan dan berlagak  meninju ke arahnya )
Rifan :”Baiklah, berarti kita tinggal membagi tugas.”
Arif :”Rifan, lo yang mimpin, ya  ?”
Rifan :”Siap, sama gua pasti aman.. Kalo gitu lo berempat ngondisiin anak-anak , kalian hubungi mereka, kalo bisa malam ini juga”
Empat sekawan :”Seap !”( serentak )
Rifan :”Kamu, Dimas buat poster, Rani atur semuanya, buat tulisan, ya ?”
Rani :”Ya,” ( sambil menulis )
Semua :”Kalo kamu…?”  ( memandang Rifan)
Rifan :”Gue ? Duduk manis, hehe “
Rifan :”Hu dasar ! Gue kan yang ngoordinasiin kalian semua, adalah hal yang pasti saya siapkan”.
Dimas :“Cukup segini  ? “
Andri :”Bentar, kita mau jam berapa ?”
Rifan :”Pagi, jam masuk kelas aja ?
Rani :”Mm setuju, kita mogok belajar, ketepatan kata syahri besok ada rapat di sekolah.”
Arif :”oey., sepertinya udah malem “ ( sambil menguap)
Dedi :”Lo tuh ya, kerjaannya Cuma makan, molor aja !”
Arif :”Beneran gua nggak kuat”
Rifan :”Ya udah, diskusi di cukupkan sekian, besok harus berjalan dengan rapi”
Semua :”Siap, pak bos !Ya udah, daaaaggg” (semua pergi kecuali Rani dan Dimas yang masih tertinggal)
Rifan :”Mm, Rani “
Rani :”ya ?” ( menoleh ke belakang )
Rifan :”Dim, boleh gua nganterin Rani nggak ?”
Rani :”Hh, lo yakin ?”
Rifan :”Why nooot?”
Dimas :”Aduh, aku tanggung jawab sama mamanya, nih.”
Rifan :”Nggak papa, kok , iya, kan Ran ?”
Rani :”Terserah deh kalo nggak keberatan“
Dimas :”Ya udah orang dianya juga mau.. Aku duluan” ( meninggalkan ruangan )
Rifan :(memakai jaket yang ada di atas meja)”yuk”
(Rani  mengangguk dan mereka meninggalkan ruangan



BABAK KELIMA BELAS
SITUASI PANGGUNG :
( Panggung menggambarkan  di depan pintu masuk semua anak sudah stanby di panggung, dengan membawa poster, mereka duduk. Rifan duduk paling depan Ada beberapa yang memakai plester di mulutnya. Bu Ratih memasuki ruangan)
Bu Ratih :”Astaga ! Ada apa ini, nak ? “( semua diam ) “Coba jelaskan pada ibu, kalian mau apa  ?”
Andri :”Ibu nggak baca poster kami ?”
Bu Ratih :”Ahh, ini bisa di bicarakan baik-baik.”
Rifan :”Para guru tidak mungkin mendengarkan surat kami, jadi ini jalan satu-satunya”
Bu Ratih :”Tenang ,ini bisa ibu bicarakan dengan guru lain, jadi tolong kalian kembali  ke kelas, ya ? Sebelum guru lain datang”
Dimas :”Bu, kami butuh selesai sekarang !”
( guru BP memasuki ruangan dan kaget)
Guru BP :”Apa, ini ? Sudah membuat onar, sekarang mau minta tuntutan ?Tuhan.. Baru 50 tahun di sekolah ini ada kejadian memalukan seperti ini, dasar, murid tak terdidik”
Rifan :”Terserah ibu  mau  ngomong apa ! Kami hanya menginginkan  tuntutan kami terpenuhi”
Guru BP :”Apa? Kembalikan Santi ? Kalian memang, ya , selain tidak berpikir panjang , mau menlindungi teman yang salah. Bukan  itu yang diajarkan disekola h ini.Sekarang, kembali ke kelas, duduk manis, dan buka buku ! Itu tugas pelajar bukan demo seperti ni !”
( semua diam, wajah guru memerah dan masuk ruangan)
Dedi :”Bagaimana kalau ini tidak berhasil ?”
Dimas :”Akh, anggap saja ini berhasil.man jada wa jadda” ( kepsek datang bersama syahri )
Kepsek :”Apa lagi ?”( dengan lusuh tak bersemangat )
Rifan :”bu, kami ingin keadilan “
Kepsek :”Keadilan apa ? Syahri, urus temanmu”
Syahri :( menggeleng )
Kepsek :”Akkkkhh, salah satu dari kalian masuk ikut dengan ku !”( Rifan megikuti kepala sekolah)
Syahri :”Ayo, kawan, cukup sudah.”
Mulya :”Tidak, kami tidak akan berhenti sebelum Rifan kembali !”
Arif :”Ya, benar. Kami butuh selesai sekarang juga !”
Syahri :”Baiklah…. Terserah kalian .Ran, aku ingin bicara denganmu. ( pergi berdua dengan Rani)
Dimas :”Benar, juga, kita tunggu di tempat lain saja, tapi ingat, kita dalam rangka mogok belajar. jangan masuk kelas !”( semua meninggalkan ruangan )


BABAK KE ENAM BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua guru sudah berkumpul di ruang rapat, semua diam. Kepala sekolah datang dengan Rifan, Kemudian duduk. Semua memandang Rifan dingin. Rifan menunduk )
Kepsek :”Komite  di mana?”
Guru BP :”Sebentar lagi, bu” ( melihat jam di tangan )
Komite I&II :”Assalamu’alaikum wr wb“
Semua :”Waalaikumsalam”
( para komite datang dan langsung duduk)
Kepsek :”Seperti biasa, saya tidak perlu basa-basi lagi, jadi ada seorang siswa kita yang berusaha menjadi pemberontak, dan ingin menyampaikan tuntutannya. Silakan, “ ( memandang Rifan)
Rifan :”Saya ?”
Kepsek :”Ya, siapa lagi”
Rifan :”Pertama, semua anak ingin Santi kembali belajar di sekolah ini”
Guru BP :”Mustahil !” ( kepsek mengajukan tangan )
Kepsek :”Teruskan”
Rifan :”Kedua, kami ingin sekolah ini merubah peraturan tentang menghukum siswa dan beberapa peraturan yang tidak penting seperti poin pelanggaran. Karena semua murid pasti melakukan kesalahan dan kami tidak ingin para guru melampiaskan kekesalannya kepada kami. Atau memukul kami dengan penggaris ( semua guru menunduk )Dan, kami tidak ingin para guru membedakan perlakuan antara kami dengan Syahri. kami juga tidak suka para guru menggeledah tas atau merazia kami, karena kami bukan maling.”
Guru BP :”Saya boleh berbicara ?”
Kepsek :”Ya, silakan,”
Guru BP :”Untuk yang pertama, mungkin kami masih bisa mempertimbangkan, tapi yang terakhir, kamu sendiri tahu, jika setiap kali razia, selalu ada video porno, hp, rokok, bukankah itu tidak baik untuk teman-temanmu? apa bila kita tidak memberlakukan  peraturan yang  tegas, bisa-bisa para siswa membawa shabu-shabu dengan bebas dan  melunjak. Apa itu yang kalian mau ? Tidak logis !”
Rifan :”Bapak bisa percaya kepada kami, kami akan  saling memperingatkan.”
Pak Doni :”Lalu bagaimana jika ada siswa yang memang diketahui oleh kalian membawa barang terlarang? Sedangkan telah berulang kali kalian ingatkan tapi ia tidak mau ?”
Rifan :”Kami akan  laporkan..”
Guru BP :”Tidak, tidak mungkin, 25 tahun saya berpengalaman menjadi guru. Solidaritas antar teman seumuran kalian itu lebih kuat. Tak mungkin kalian  mau  mengadu kepada guru. Apapun yang teman kalian perbuat”
Bu Ratih :”Maaf, boleh saya ikut bicara ?”
Kepsek :”Ya, silakan “
Bu Ratih :Kita bisa mencoba mempercayai anak-anak.Kita bisa menciptakan suasana belajar baru sesuai keingingan mereka. Karena pada dasarnya subyek pembelajaran adalah murid. Kita mungkin bisa menerapkan sistem tutor sebaya ; saling belajar dan saling mengingatkan antar teman. Bukankah saat kita belajar lebih nyaman dan mudah dimengerti antara murid ?”
Kepsek :”Ya, ada benarnya, namun cara untuk menerapkannya begitu yang susah. Baiklah, dan kami akan berusaha memperlakukan kalian secara adil”
Bu Ratih :”Maaf, bu, kalau boleh saya ingin menyampaikan beberapa unek-unnek selama ini”
Kepsek :”Tentu”
Bu ratih :”Saya sering melihat para guru memperlakukan siswa dengan kekerasan. Entah memukul dengan penggaris, atau apalah, menghukum dengan ngepel. Padahal hal-hal sepeti itu tidak dianjurkan dan memang itu membawa dampak yang tidak bagus bagi siswa. Dan juga sebenarnya selama ini saya banyak mendengarkan curhatan dari anak-anak bahwa mereka memang tidak nyaman degan situasi belajar yang seperti ini.
Komite I :”Saya angkat bicara. Jadi yang saya tangkap selama ini adalah terjadi kesalahsisteman dan perbedan perlakuan di sini, saya tahu bahwa bapak-ibu sekalian ingin menghasilkan siswa siswi yang disiplin, dan patuh. Namun ada kesalahan dalam menerapkan kebijakan tersebut. Saya selaku komite secara langsung juga bertanggung jawab atas keadaan yang seperti ini”
Komite II :”Jadi begini,. Bu. Sebenarnya apa yang di alami oleh anak-anak di sini adalah kekerasn. Ada pasal 4 ayat 1 yang berbunyi pendidikan di selengarakan secara demokratis, dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.  Nah, dengan adanya itu bukan sudah jelas bahwa kita tidak bisa sembarang mendidik siswa. Saya sarankan, untuk lebih hati-hati. Karena kekerasan  bukan hanya tindakan melukai fisik. Membentak, mengatai itu juga kekerasan secara mental. Itu bisa menyebabkan Si Siswa akan canggung dalam bergaul, tidak konsentrasi dalam belajar.”
Guru IPS :”Akh, akhirnya ketemu. Itu dia, kenapa para siswa prestasinya menurun. Bagaimana, bapak dan ibu ini. Benar-benar. Lalu menurut bapak dan ibu, kami harus bagaimana?”
Komite II :”Kalau saya boleh memberi saran, terapkanlah pendidikan  tanpa  kekerasan. Karena sudah tahu, itu tidak akan efektif dalam  mendidik siswa.”
Komite I :”Lalu, sekolah ini juga harus mendorong humanisasi pendidikan, yaitu menyatupadukan kesadaran hati, membutuhkan keterlibatan mental, membuat suasana belajar yang meriah, gembira dengan  memadukan potensi fisik, ingat, bahwa sekolah  itu untuk mengembangkan karakater.”
Kepsek :”Baiklah, nak, kau dengar barusan? Itulah yang sistem baru yang akan di terapkan di sekolah ini. Beritahu pada teman-temanmu. Belajarlah yang rajin. Bapak, ibu, Beginilah dan ini keinginan dari para siswa, kita tidak bisa memaksakan kehendak kita. Ternyata benar, pada dasarnya bahwa yang belajar adalah siswa. Baiklah, mengenai hal-hal lain bisa kita bicarakan nanti.”
Kepsek :”Ada yang mau di bicarakan lagi ?”
Guru BP :”Cukup, saya rasa”
Kepsek :”Terimakasih, sepertinya suana sudah tidak kondusif  lagi.Wassalamualaikum, wr wb”
Semua :”Waalaikum salam” ( semua keluar, Bu Ratih merangkul pundak Rifan, dan beberapa guru menepuk pundakya)





BABAK KETUJUH BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua siswa tampak tersenyum di kelas. Semua tampak bersemangat. Kemudian Santi memasuki ruangan)
Santi :”Assalamualaikum..”
Rani :”Waalaikum salam.. Santi..” ( Rani menghambur ke arah Santi )
Santi :”Aku nggak papa, kok. Terimakasih, ya, kalian memang sahabat yang baik”
Andri :”Ya, eyaaallah. Kita kan ,brow....!”
Rifan :”Yang  penting kita bisa mendapatkan yang terbaik, San”
Andri :”Eh, Santi, karena kita udah kerja keras lapar seharian. Harusnya  kamu tadi bawa makanan !”
Dedi :”Yuuuuuu.. makan, tuh lapar”
Andri :”Bercanda,,,”
Arif :”Si Rambut merah di mana ?”
Rani :”Aku nggak tau”
Rifan :”Di jalan, kali, ya..” (mengangkat bahu )
Santi :”Ehh itu siapa ?”
Dimas :”Syahri !”  ( berhambur ke arah Syahri, memandang dari arah atas ke bawah)
Arif :”Astaga ! Lo beneran , Syahri ? Hebat, lo !”
Syahri :”Gue. ( memukul dada Rifan ) cakep, kan ?”
Rifan :”Kalo sama gue, sih masih sama aja, lo sebelas gua dua belas”
Arif :”Wah, Fan. Kalo gua sih ngedukung Syahri”
Andri :”Gua dukung Rifan”
Mulya :”Guuuaaa Syahri, aja deh”
Semua :”Lo ???”
Dedi :Syahhh.. Rifannn, yang baik hati, biar ketularan cakep..”
Arif :”Ckk.. ahh lo..”
Dimas :”Nah, sekarang, Rani pilih siapa, nih ?”
Rani :”Hih, sori, ya nggak dua-duanya..”
Dedi :”Aaaahhhhh, gagal..”
Rani :”Biarin “( tertawa bersama Santi )
Syahri : “gue mau bilang , sebenernya Rani udah nolak gue dari dulu ( bergabung dengan Rifan )” jadi …“ ( mendorong Rifan ) good luck, deh..”
Rifan : “lo ngomong apa, sih ? kalau gua sendirian nggak seru, dong!”( salting)
Syahri : gue tau lo suka sama dia, iya, kan ?” ( berjabat tangan dengan Rifan, kemudian Rifan tersenyum dan menghampiri Rani )
Rifan : “Ran,
/ /tak juga kupaksakan/setitik pengertian /bahwa ini adanya/cinta yang tak lagi sama/lepaskan segenap jiwamu/tanpa harus kuberdusta/karena kaulah satu yang ku sayang/dan tak layak kau didera/dan kini kuharap ku dimengerti/walau sekali saja pelukku//
“lo udah denger omongan kita tadi, kan ? lo mau nggak nerima cinta gue..”
Rani : (berdiri,tersenyum)” aku… aku..”
Rifan :” ya ?”
Rani :” tugas kita di sini kan buat belajar , bukan buat pacaran”
Rifan :” jadi, maksud lo ? nolak gue ?”
Rani : “hmmm, aku nggak mau pacaran…”
( semua terkulai lesu , kembalike tempat duduk masing-masing. Kepsek memasuki ruangan)
Kepsek :”Assalamualaikum”
Para murid :”Waalaikum salam “ ( berubah ekspresi)
Kepsek :”Sedikit ibu mengambil waktu kalian, ibu mau meminta maaf karena ibu selama ini tidak memperhatikan kalian. Seperti yang kalian minta, ibu akan berusaha memutuskannya.Cukup, terimakasih wassalamualaikum”
( semua anak bertepuk tangan kepsek melangkah keluar)
Bu Ratih :”Morning, everybody ! Hari ini, kalian ibu bebaskan untuk membuat puisi dalam bahasa inggris. Tetap semangat , dan mohon maaf, ibu … ada keperluan sebentar, nanti bisa di kumpulkan di ketua. Dimas ?”
Dimas :”Siap, bu !”
Guru Ratih :”Bagus..terserah, apapun puisinya.”
( semua siswa bersorak )”Kalau begitu ibu tinggal selamat berpusing-pusing ria. Okey “
Para murid :”Siiiippp “
( bu ratih keluar semua siswa bersorak )
Rifan :(maju ke depan kelas) “ baiklah, kawan sudah jelas.. kita bebas mulai hari ini, dan Rani, aku juga bebas dari kamu “ ( semua siswa menghambur kea rah Rifan dan berpelukan diiringi lagu SID)
Rani : “ janji, kita harus menjadi kelas yang paling membanggakan”
Semua :” setujuuuuuuu”
Ending…………. ^_^


w


Ringkasan Cerita :
Permasalahan di dunia pendidikan seringkali terjadi tanpa kita sadari, atau mungkin kita menyadarinya namun kita ( pendidik maupun yang dididik) tidak mampu  mengendalikannya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti peraturan yang tidak sesuai dengan siswa, hubungan antar murid dengan teman sebaya, murid dengan guru, maupun guru dengan murid. Sekolah adalah tempat untuk mengembangkan karakter murid, karena sekolah adalah  rumah kedua setelah rumah orang tua. Enam hari dalam seminggu, kita selalu berada di lingkungan sekolah. Berinteraksi dengan teman sekelas, dengan guru yang mengajar adalah makanan sehari-hari untuk menentukan bagaimana cara kita menghadapi orang lain, entah itu yang tua, ataupun sepantaran. Sekolah bisa diumpamakan dengan laboratorium hidup tempat melakukan berbagai eksperimen kehidupan. Banyak masalah-masalah yang cara menyikapinya adalah embrio dari karakter kita.  Drama ini mengisahkan tentang berbagai permasalahan umum yang terjadi di sekolah. Kehidupan antar teman, bagaimana para murid bekerja sama untuk membuat perubahan baru di sekolanya untuk membela salah satu temannya. Dan juga kehidupan bersama teman yang mengandung humor serta solidaritas antar teman. Tidak hanya itu, cerita ini juga mengulas permasalahan dari sudut guru, tentang tugasnya untuk mencetak siswa yang berprestasi namun terbentur oleh berbagai masalah. Seperti tingkah siswa itu sendiri dan ketidakmampuannya menahan emosi.

“SELAMAT MENYAKSIKAN PENTAS DRAMA KAMI DI KAMPUS SEKOLAH PASAWAHAN”





  PEMBAGIAN TUGAS
Ketua umum : Sri Wahyuni
Sutradara : Nurohim
Naskah : Nurdianti
Dokumentasi : Dini Astria
Casting : Rusidi, Dewi A
Kostum&peralatan : Ikbal S, Ciceu
Publikasi : Ikbal S
Setting Panggung : Aris , Darkum


  IDE CERITA DIOLAH DARI :
o Barudak kelas XI
o Puisi Dee Recto Verso(Dua puisi Rifan)
o http:/pujiastuti.blogspot.com/dampak kekerasan guru pada siswa saat pembelajaran//


  WAKTU PEMENTASAN :  30 menit
  PEMAIN
NO TOKOH WATAK PEMERAN
1. Rifan Murid yang sangat berpengaruh terhadap murid yang lain, pemberontak, baik hati, berkonflik dengan Syahri (anak kepsek), pandai berpuisi, dan solider. Ikbal
2. Ambarani Murid perempuan yang miskin, bisa masuk sekolah karena pintar, pandai mempermainkan perasaan teman-temannya, “terlihat” lugu, dan pintar Dhian
3. Syahri Anak kepsek, tidak mematuhi peraturan sekolah, rambutnya dicat merah, meski sering konflik dengan teman-temannya sebenarnya ia anak yang solider, Opik
4. Bu Ratih Guru bahasa inggris yang baik hati, mengerti kemauan murid, dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan Lela
5. Kepala sekolah Kurang berkompeten dalam membimbing guru, sangat mementingkan prestasi akademik namun tidak memperhatikan kondisi para guru, galak Nchy
6. Dimas Teman dekat Rifan, ketua kelas, saudara Rani. Rusidi”vidy”
7. Santi Murid yang suka membaca novel, tidak banyak bicara, teman sebangku Rani, berkacamata dan mudah tersinggung dalam jika melihat kekerasan Dini
8. Guru BP Tegas, galak Dewi
9. Pak Doni Guru IPA yang mudah emosi Mulyana
10. Guru IPS Merangkap sebagai wali kelas dan bagian administrasi, tidak terlalu memperhatikan perasaan siswa Lia
11. Andri Pemberani, suka makan, nakal, Aris
12. Mulya Tak punya pendirian Wawan
13. Dedi Sering meragukan orang lain, tak punya argument yang kuat Sopidin
14. Arif Abah
15. Pak Suwarja Petugas sekolah Dani
16. Komite I Rohim
17. Komite II Ciceu
18. Murid perempuan Ciceu
19 Murid laki-laki Rohim

  PERALATAN/PANGGUNG DAN KOSTUM UNTUK PEMENTASAN
o Sebelas meja dan  kursi dipakai untuk ruang kelas ( untuk ruang kelas, ruang guru, ruang administrasi, dan ruang guru),
o Satu tikar untuk rapat
o Buku-buku
o Gelas, teko, cemilan,kotak kado, dan cokelat.
o Seragam siswa dan guru lengkap
o Bangku panjang
o Ember dan tongkat pel
o Poster-poster
o Dll.

  DRAMATURGI
NO. SITUASI PANGGUNG
1. Pembuka Lonceng masuk kelas
2. Peningkatan Perbedaan perlakuan ketika Santi dan Syahri terlambat masuk kelas
3. Klimaks Santi dikeluarkan dan seluruh anak aksi mogok belajar
4. Penurunan Perminta maafan kepsek
5. Penutup Lagu penutup


BABAK PERTAMA

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan ruang kelas dengan sepuluh meja dan kursi. Di depan ada satu meja guru dilapisi taplak. Ada beberapa poster tentang ke disiplinan, dan kebersihan di dinding. Para siswa mulai memasuki ruangan sambil berceloteh, duduk di tempat mereka masing-masing. Arif dan Mulya duduk sebangku di deretan nomor dua dari depan, dekat pintu. Di depannya adalah tempat duduk Andri dan Dedi. Rifan duduk di kursi depan  dengan dimas. Santi dan Rani duduk berdua di belakang tempat duduk Rifan. Sedangkan di belakangnya ada dua kursi lagi yang hanya diduduki oleh syahri. Semua anak memasuki ruangan dengan baju putih abu, sepatu hitam dan kaos kaki putih. Kecuali Santi dan Syahri yang terlambat)
Guru IPS : “Assalamualaikum, wr wb ( masuk ruangan kemudian duduk di kursi guru yang sudah disediakan)
Para murid : “Walaikumsalam wr wb ( semua siswa senyap dan mengeluarkan buku pelajaran mereka )
Guru IPS : “Nah, anak-anak hari ini kita akan membahas tentang perilaku konsumen. Tidak perlu ditanya apa itu konsumen, kan ? saya yakin kalian sudah tahu. Ada tiga golongan konsumen yang sering terlihat di pasar. Yaitu, satu pembeli di pasar umum.  Biasanya golongan ini dinamakan dengan konsumen akhir, yaitu orang yang melakukan pembelian dan langsung memakainya. Biasanya pelakunya adalah orang-orang rumah tangga. Kedua pembeli di pasar industri.  Konsumen ini adalah pembeli di pasar khusus barang-barang keperluan industri kemudian untuk bahan industri kembali ”
( Santi memasuki ruangan sambil terengap-engap)
Santi : “assalamualaikum “ ( terbata- bata. Masuk dan berdiri di sebelah guru dan memberikan surat keterangan terlambat )
Guru IPS :  “Terlambat karena ketinggalan bus ? pantas saja, yang namanya bus itu tidak akan bisa menunggu penumpang, ada juga penumpang yang nunggu kendaraan. Bagaimana kamu ini, membuat pernyataan kok mengada-ada.” ( pelan sambil membaca buku)
Santi : “Maaf, Bu. Saya tertinggal bus karena adik saya tidak ada yang menjaga. Ibu saya pergi ke pasar.”
Guru IPS :” kamu tahu, semua masalah bisa diatasi jika kamu bersungguh-sungguh ingin menyelesaikannya. Hmm, kepala sekolah ada,guru piket ada.” ( sambil menelusuri surat )”Ya sudah, sana,kamu tahu apa hukuman akibat dari ketidak disiplinanmu itu ?”
Santi : ( menggeleng )
Guru IPS : “dasar stupid ! poin kamu saya tambah 10 karena mengganggu konsentrasi teman-temanmu yang lagi belajar. Sudah, kembali ke tempatmu. “
Santi :”baik, Bu” ( berjalan menuju kursinya dan duduk)
Guru IPS :”Nah, barusan adalah pelajaran untuk pagi ini, jangan sampai kalian ulangi lagi. Kalian harus belajar disiplin dan tepat waktu. Mau jadi apa negara ini jika para pemudanya ngaret ? Apa tidak malu dengan guru yang selalu berangkat tepat waktu ? baiklah, kita lanjutkan lagi!”
Para murid : “ baik, Bu “
Guru IPS : “ yang ketiga adalah pembeli di pasar ulang”(semua murid mencatat)
Guru IPS : “ para pembeli di golongan ini biasanya terdiri atas individu, wakil perusahaan, pedagang, distributor, makelar dll. Biasanya mereka membeli untuk dijual kembali dalam  rangka memperoleh keuntungan”
Syahri :”Tok..tok..tok.. Bu, maaf ,  saya terlambat” ( Syahri memasuki ruangan dengan wajah tanpa dosa)
Guru IPS :”Oooo..oh, ya. Silakan duduk.” (memandang Syahri dari atas ke bawah)
 ( para murid saling pandang dan memperhatikan Syahri)
Syahri :”Iya, bu. Terimakasih” ( sambil berjalan dengan santai. Para murid memandang guru dengan kecut )
Guru IPS :”Mmhh ( salah tingkah ) sudah.. sepertinya suasana belajar sudah tidak kondusif lagi. Syahri nanti bisa lihat catatan teman yang lain saja, ya. Ibu permisi ke belakang “( membereskan semua barang dan pergi keluar tanpa salam )
Rifan :”ck, akh menyebalkan “( membanting buku ke atas meja )
Dimas : ( memandang Rifan dengan wajah menguatkan ) “sudahlah, terimakan saja.”
Rifan : “mana mungkin ? kita belajar di kelas ini, tapi dia malah setengah-setengah gini ngajarnya.”
Santi : ( diam mengeluarkan novel yang dibawanya)
Rani : “San, kamu kok bisa telat, sih, tadi ?”
Santi :(Santi tetap diam dan membaca novelnya)
Syahri :(  mengeluarkan cokelat dari tasnya) “Wahai dinda, kau tahu kenapa kakang terlambat pagi ini?”( menyodorkan cokelat ke leher Rani)
Rani : ( menoleh,  memandang heran. Hingga cokelat tepat persis di wajahnya)
Syahri : “ku arungi lautan demi sebuah cokelat ini, dinda… especiall for you”
Rani : “kakkamu ngomong apa, sih, Ri ?”
Syahri : “ambil, ayo ambil saja.”( Rani mengambilnya) “dengarlah..”( mendesah)
 ( semua diam, melihat ke arah Rani dan Syahri. Wajah Rani memerah, salah tingkah)
Syahri :”Jika mentari tak mampu lagi bersinar, janganlah kau takut, karena kanda akan selalu di sisimu, menemanimu, dan menerangi di setiap harimu. Akulah mentarimu dan kaulah planetku. Yang selalu berada di dekatku,  lebih dekat dari merkuri pun. Kau tahu, cintaku padamu layaknya cokelat, manis dan banyak yang suka, karena kita sangat serasi dan tidak akan pernah bisa dipisahkan. ( sambil memegangi rambutnya, merapikan tanpa kaca. Berbalik lalu mengepalkan tangan ke dada)
Arif : “ ehemm…”
Mulya : “ uhuk-uhuk”
Rani :”kalian apaan siihh ?” ( lirih )
Rifan : “Hallaahhh… kadar kata-kata enggak bermutu kayak gitu kok bangga… aku, bisa lebih bagus dari kamu, kalau lomba pun paling kamu juara sepuluh aku juara satu… ngaapa! Rambut aja tuh di merahinn, otak aja putih, origin, bung !( mendekati syahri sambil menyedapkan tangan)
Syahri :”Whhaaattt ? Apa lo bilang ? Kalo puisi lo lebih bagus, sih gua terima, tapi kalo lo bilang otak gua origin… wah..wah… nggak bener, tuh ! ngaca, deh ! Lo itu siapa sih ? Orang enggak jelas yang untung ibukku mau  nerima, coba kalo enggak.” ( wajah Syahri memerah, dongkol ) “ ehh, gua ralat ucapan gua tadi, gua nggak mau bilang kalo puisi lo jauh lebih bagus, kalau gua belum denger lo bacain puisi buat Rani huuuuhh buktiin dulu deh , Nyet!”
Rifan : “Oo….ooohhh, jadi,menurut kamu aku bisa masuk ke sini gara-gara kemurahan hati keluarga loooo getu…? Nggak lah yaouuu… Loh, bukannya kamu yang bisa masuk ke sekolah ini karena ada mama kamuu ? Kalo aku sih, mending masuk sekolah lain daripada harus …”
Syahri : “Eeehhh jaga, ya… kamu nyadar harusnya, lagi ngomong sama siapa. Lha kok maen asal.buktiin kalo lo bisa berpuisi ”
( semua mata mengernyit)
Rifan : “Rani..” ( mendekati Rani. Rani memegang lehernya. Merinding)
Rani :”Hhh ? Ya “
Rifan : “kucoba semua, segala cara/kau membelakangiku/kunikmati bayangmu/itulah saja cara yang bisa ku menghayatimu/untuk mencintaimu//
Rani : (senyum memerah)
Syahri :”Heeeuuuhh, baru juga segitu, udah pamer. Aku tuh tadi cuma pemanasan aja, takut di plagiat sama kamu saking takjubnya denger puisiku.”( semakin menurun)
Rifan :”Oohhh nggak level, ya.. Sorii “ ( mengibaskan tangan )
Andri :”Wahhh… Maaf, bung ! Kayaknya anda terlalu tidak menerimakan nasib, udah sok berkuasa, sokpinter, padahall.. “
Mulya, Arif, &Dedi :”Nooooollll”
Syahri :”Okay… Planet Rani ku yang imut… Hari ini kamu mendapat dua hiburan puisi. Siapa tau besok dapat lima lagu, secara, Rani gitu loh..” (berhadapan dengah Rifan)
Rani :Hee????
Rifan :”Udah, nggak perlu diambil pusing. Kamu juga nggak perlu pura-pura kok kalau emang dalam hati kamu muji aku”( semua anak geleng-geleng)
Rani :”Maaf, aku tidakk”
Syahri : “tidak benar perkataannya ya, say? Emang iya, kok.”
Dimas : (mendekati Rifan sambil mendaplangkan tangan ke arah Rifan dan Syahri ) ” jadi pemirsa sekalian. saya sebagai saudara Rani mengingatkan, bahwa Rani tidak untuk diperebutkan. Terimakasih,”
Syahri :” siapa juga yang rebutan, udah jelas, kan Rani milih gue..”
Dedi : “kalian masih tetep seperti itu ? guru masuk, tuh!”
(semua murid buru-buru kembali ke tempat masing-masing. Pak Doni datang membawa tas berisi buku-buku )
Pak Doni : “assalamualaikum wr wb ( dengan muka masam dan menaruh buku-buku dengan kasar di meja hingga terdengar)
Para murid :”Walaikum salam wr wb”
Pak Doni :”Oh, iya. Tolong tugas minggu kemaren kumpulkan ke depan.” ( semua siswa kecuali Santi mengumpulkan. Pak Doni menghitung jumlah buku ) ”Jumlah siswa ada 9 tapi ini hanya 8 yang mengumpulkan ? Kamu, yang pakai kacamata dan tadi pagi terlambat “( menunjuk santi ) “Saya tidak melihat kamu mengumpulkan tugas ?”
Santi :”Bbbuuukkuuu sssaaayaa ketinggalan, pak..”
Pak Doni :”Lho kok bisa ? ketinggalan apa tidak mengerjakan ? Makanya waktu malam hari itu disiapkan, jadi nggak keteteran, udah tadi pagi telat, tidak  persiapan  lagi. Harusnya kamu  jadi murid itu punya prioritas. Tugas kamu belajar, ya persiapkan itu dengan baik. Nggak malu, tuh sama kaca matamu ?” ( menata buku )
Santi :”iya , pak. Maaf, Tapi benar-benar saya lupa.”
Pak Doni :” kamu tuh sudah telatan, pelupa, lagi. Bagaimana kamu mau jadi murid rajiin jika seperti itu terus ?”
(Santi menunduk )
Pak Doni :” ya sudah, sekarang keluarkan buku paket kalian, buka hal. 89, bab 4 tentang pembelahan sel. “ (menarik napas) “  di sini di jelaskan bahwa Pembelahan sel di bagi menjadi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung biasanya terjadi di hewan bersel satu seperti protozoa, jika tidak langsung biasanya terjadi pada makhluk vertebrata. Dan ini terjadi di seluruh tubuh kecuali sel kelamin. Pembelahan sel pada manusia melalui proses diferensiasi. Ada yang mau ditanyakan ? “
Para murid : ( tetap diam )
Pak Doni : “ kalian diam berarti tidak ada. saya rasa cukup sekian, kamu yang tidak mengerjakan tugas, siapa namanya ?”
Santi : “Santi Dwi “
Pak Doni “ ya, Santi Dwi akan mendapat poin 10 karena tidak mengerjakan tugas. Dan tugas untuk minggu depan adalah cari tahu jaringan-jaringan pembentuk organ karena kita akan membahas tentang jaringan vertebrata.  Selamat beristirahat,Terimakasih, wassalamualaikum, wr. wb.”
Para murid :”Waalaikum salam, wr. Wb “
Rani : “kok Cuma sebentar, sih ?”
Rifan : “ salah siapa tadi nggak nanya “
Rani : “ malu “
Rifan : “ ya sudahlah “( semua membereskan buku ke dalam tas )
Rani : “Kamu yang sabar, ya, Santi. Mungkin para guru sedng sensi “( sambil menepuk bahu Santi, Santi mengangguk lalu semuanya meninggalkan ruangan )
Dedi : “aduhh, kamu, San. Tadi telat, sekarang nggak bawa buku “( geregetan)
Arif : “daftar pelanggaran anak kelas kita nambah satu lagi, nih”
Rifan : “biarin napa sih, lagian juga kan nggak sengaja”
Andri : ( sambil merangkul pundak Dedi  yang berjalan ke luar ruangan)” tapi, Rif kalo tidak diingatkan bisa membawa dampak buruk buat seluruh kelas “
Santi : “ aku minta maaf, aku benar-benar tidak sengaja.”
Dimas :” tak apalah San, lagipula tak seharusnya para guru tadi berbicara seperti itu. Iya, kan, Ran?”
Rani : ( mengangguk sambil memengang lengan Santi) “ke warung, yuk, San?”
( semua pergi meninggalkan ruangan)














BABAK KEDUA

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan ruangan rapat. Tikar terhampar di tengah ruangan. Tidak ada apapun kecuali tumpukan buku-buku. Guru IPS, komite sekolah, guru IPA dan guru BP memasuki ruangan, lalu duduk)
Komite I : “di mana bu kepsek? “
( Pak Suwarja memasuki ruangan dengan membawa nampan berisi air putih dan membagi-bagikannya)
Pak Doni : “Terimakasih, Pak Warja“
Pak Suwarja : “sama-sama, pak “( meninggalkan ruangan)
Guru BP : “sepertinya masih di belakang, pak . Tunggu saja sebentar “
(kepsek datang dengan wajah sumringah, tampak bersemangat. Mengucap salam lalu duduk)
Kepsek :”Assalamualaikum, wr wb “
Para guru :”Waalaikumsalam wr wb “
Kepsek :”Bapak-ibu saya mohon maaf, tadi saya baru dari toilet jadi agak terlambat. Sebelumnya terimakasih atas waktunya sehingga semuanya berkumpul di ruangan ini. Nah, sore ini seperti biasa kita akan membahas beberapa hal, di antaranya laporan pelanggaran siswa, peninjauan KBM, dan beberapa hal lain. Langsung saja, kita semua tahu bahwa sekolah kita adalah sekolah terfavorit di kota ini. Untuk itu kita harus menjaga nama baik sekolah dengan menghasilkan siswa yang berkualitas dengan prestasi dalam bidang akademik. Jangan samapai ada siswa yang nilainya di bawah KKM, satupun. Ini, tugas untuk bapak dan ibu guru. Untuk yang pertama, guru BP saya mau mendengar laporan perkembangan siswa.”
Guru BP :”Akhir-akhir ini jumlah siswa yang melanggar peraturan semakin banyak. Entah kenapa saya tidak tahu sebabnya juga susah mengatasi ini. Presentasenya naik 30 % saya khawatir jika kondisi ini akan berbuah keburukan dan siswa menjadi pemberontak yang susah di kendalikan. Video porno, terlambat, seragam tidak sesuai. Setiap hari ada saja masalah.”
Kepsek :”Kenapa ini bisa terjadi ? Bukankah saya sudah bilang, bahwa kita harus mendidik siswa dengan disiplin yang tinggi ?  Cara apa yang sudah anda lakukan ?Mohon, diperbaiki dan dipikirkan kembali. Jangan sampai masalah ini terdengar oleh sekolah lain. “
Guru BP : “iya, bu. Saya akan berusaha semaksimal mungkin”
Komite I :”Hmm, boleh saya angkat bicara ?”
Kepsek :”Ya, pak silakan ”
Komite I :”Jadi  ini adalah masalah penting yang harus diselesaikan. Kita tidak bisa meremehkan hal-hal seperti ini. Benar, kata ibu kepala, jangan sampai nama SMA ini menjadi buruk gara-gara tenaga  pendidiknya tidak berkompeten.  Bulan depan akan diadakan survey dari dinas pendidikan. Untuk itu semuanya harus bersiap dan menunjukkan segala yang terbaik di sekolah ini.”
Pak Doni :”Kira-kira tanggal berapa mereka akan datang dan untuk apa ?”
Komite II :”Sekitar tanggal 15, bukankah sekolah ini perlu mengajukan RSBI ?”
Guru IPS :”Oh, bukankah untuk melaju ke RSBI kita harus membudayakan siswa dengan bahasa internasional ? siapa yang fasih english di sini ?”
Kepsek :” sekali lagi saya mohon maaf kepada semuanya karena saya terlambat memberikan pengumuman. Maka dari itu besok kita akan kedatangan guru english baru. Di usianya yang masih muda ia sudah mempunyai seabrek prestasi sebagai guru. Ia juga sangat fasih berbahasa inggris. Saya rasa ia bisa mengajari anak-anak dengan baik. Baiklah, saya harap semua bisa bekerja sama beliau dengan baik.” ( semua mengangguk)
Guru BP : “ sungguh kabar yang menyenangkan, bu “
Komite II : “lalu bagaimana dengan prestasi siswa bulan ini ? “( sambil meminum air )
Kepsek :” semua sudah di persiapkan dengan baik, mulai dari penataan  kurikulum dan cara mengajar baru yang sudah diterapkan minggu lalu. Saya rasa ini cara yang lumayan efektif. Pak Doni, ada yang ingin disampaikan?”
Pak Doni : ( meneguk air minum )” itu dia masalahnya. Anak-anaknya sendiri susah diajak kerja sama. Ada saja tingkah anak-anak yang cukup membuat kami naik darah. Sehingga kami mengajarnyapun kurang maksimal.”
Guru BP :” sebenarnya yang berkasus hanya kelas 2 IPS B. Data di sinipun juga anak-anak kelas ini yang sering melanggar peraturan “
Guru IPS : “benar, itu, bu. Kelas IPS sepertinya membutuhkan perhatian khusus. Prestasinya pun paling buruk dibanding kelas lain.”
Kepsek :” baiklah, Bu. Sepertinya saya akan berpikir lebih keras lagi mencari jalan keluar. Bapak dan ibu selesaikan saja masalah yang masih bisa ditangani. Ada lagi yang mau menyampaikan ?”
Semua guru :  ( menggeleng)
Kepsek :”Ya sudah, cukup sekian, terimakasih kepada semuanya, semoga kita bisa berjalan lebih baik lagi, wassalamualaikum, wr wb”
Semua guru :”Waalaikumsalam wr wb”
( meninggalkan ruangan )


BABAK KETIGA

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan kepala sekolah ada sebuah meja dan dua kursi kayu yang saling berhadapan. Beberapa tumpukan buku ada di pojok kiri meja. Sebelahnya ada sebuah gelas tertutup dan satu vas bunga. Kemudian kepsek memasuki ruangan dan duduk sambil memeriksa jurnal harian. Tak lama terdengar suara ketukan pintu, nampak Bu Ratih memakai rok pendek dengan kemeja. Rambutnya terurai tak diikat )
Bu Ratih : “tok.. tok” ( menampakkan diri di panggung)
Kepsek :”oh, Ibu Ratih, silahkan masuk..”
Bu Ratih :”Terimakasih, Bu “ ( masuk, berjalan dan berjabat tangan )
Kepsek :”Silahkan duduk, Bu”( Bu Ratih duduk )”Selamat datang dan selamat bergabung di SMA Nusa Bangsa. Ibu Ratih Purnama Sari... Hmmm , masih muda, belum menikah, namun begitu banyak prestasinya, hebat-hebat..  langsung saja, ibu akan mendapat 4 kelas yang semuanya kelas dua IPA dan IPS. Untuk jamnya, ibu bisa lihat di papan  informasi di depan ruang guru.” ( sambil membaca file yang  diserahkan Bu Ratih )
Bu Ratih :”Iya, ibu terimakasih. Saya sangat senang sekali bisa diterima di sekolah  ini. Emm kira-kira kapan saya bisa mulai mengajar ?”
Kepsek :”Seharusnya besok, tetapi hari ini ada kelas yang kosong di IPS coba nanti ibu lihat, ya, di papan. Jadi kalau ibu berkenan ibu bisa mengisi jam tersebut, toh kalau ibu tidak bisa juga tidak apa “
Bu Ratih : “Oh, tentu saja saya siap mengajar sekarang  juga. Lalu bagaimana dengan buku –buku dan silabus kegiatan belajar mengajar ?”
Kepsek :”Untuk itu, nanti bisa ibu tanyakan kepada divisi KBM. Namanya Ibu Ambar, nanti ibu cari saja di ruang guru”
Bu Ratih :”Oh iya, kalo begitu saya mohon diri ya bu, untuk bersiap.” ( kepsek dan Bu Ratih berdiri )
Kepsek :”Iya, silakan. Saya senang sekali dengan semangat mengajar ibu. ( Bu Ratih berjalan keluar ruangan) “Maaf, bu.. “
Bu Ratih :”Iya?” ( berbalik)
Kepsek :”Kalau boleh, tolong jangan uraikan rambut Ibu, bisa digelung, kan? Untuk  mengajari siswa, bu. Karena peraturan di sini tidak boleh ada siswa yang rambutnya di bawah bahu yang terurai. Jadi tolong di patuhi ”
Bu Ratih :”Insya allah, bu” ( sambil mengernyitkan dahi) ”kalau begitu saya permisi”
Kepsek : ( mengisyaratkan dengan tangan, lalu bu ratih keluar. Hp berbunyi dan kepsek mengangkatnya keluar ruangan.
BABAK KEEMPAT

SITUASI PANGGUNG :
( Di kelas dengan tata panggung sebelumnya. Rani dan Santi sibuk membaca buku, Syahri bermain hp, Rifan berbicara dengan Dimas tentang Sukarno. Arif, Dedi, Mulya dan Andri berhadap-hadapan membicarakan tentang film yang tadi malam mereka tonton. Murid masih gaduh dengan segala urusan mereka. Lalu Ibu Ratih datang membawa map. Seluruh siswa langsung kembali ke tempat mereka tanpa di komando, Bu Ratih menuju tempat guru untuk menaruh mapnya kemudian berdiri di hadapan mereka )
Bu Ratih :(tersenyum, sambil menatap murid satu persatu) “ good morning everybody..” (semua diam ) “let me to introduce myself, I’m your new english teacher. My name is Ratih Purnama Sari. You can call me miss ratih. Okay ?”
Para murid : ( diam )
Bu Ratih :”Hmmm kalau begitu boleh saya mengenal kalian ?” (tersenyum lebar)
Para murid :” boleh”
Bu ratih : “saya akan mengabsen kalian satu persatu. Bagi yang di sebut namanya tolong acungkan tangan. “
( mengabsen seluruh siswa)
Bu Ratih : “Zaenal Mustaf”
Murid : ( semua berpandangan)
Bu Ratih :” bisa kalian beri saya informasi?”
Rifan :”dia, sudah di keluarkan, bu.”
Bu Ratih :” kenapa?”
Rifan : “ketahuan mengkritik guru.”
Bu Ratih : ( memalingkan wajah sebentar) “ oh”
Bu ratih : “ baiklah, kalau begitu saya mau bertanya, kalian mau belajar seperti apa dengan saya?”
Syahri : “ kita nurut ibu aja, lah”
Bu Ratih :” kok gitu, sih ? kan kalian yang belajar, bukan Ibu”
Rifan :(melihat Syahri, mengacung)  “santai,”
Bu Ratih : “ bagus, terus apa lagi ?”
Andri :”saya, boleh bercanda”
Para murid : “ huuuuuu dasar!!”
Bu Ratih :” tentu saja boleh. Baiklah anak-anak kita mulai saja pelajarannya sekarang. saya ,ingin tahu, sudah sejauh mana materi kalian“
Dimas :”Masih membahas tentang tenses, bu”
Bu Ratih :”Okay, kalau begitu saya ingin kalian maju, menjelaskan apa yang sudah kalian ketahui. Ayo, silakan, siapa saja boleh “ (tak ada yang bergeming)Hmm, kalau begitu saya tunjuk. ( tetapa diam) Kamu, yang di sebelah Santi, I’m forgetted your name?”( semua melihat Rani)
Syahri :”Ambarani”
Bu Ratih :”Ya. Maju ke sini”
Rani :”Tttaapii, bu”
Bu Ratih :”Udahlah, ayo”( Rani maju dengan terpaksa dan gemeteran )”Silakan..”
Rani :”Tenses itu dibelah menjadi 4 bagian. Present Tense, Past Tense, continuous Tense, dan Future Tense”( semakin bergetar)
Bu Ratih :”Lanjut “( Rani tetap diam di tempat)”Iya, ayo, teruskan”
Rani :( diam)
Bu Ratih :”Ya sudah, silakan duduk. Terimakasih, ya Rani”( Rani pulang dengan diam )” benar, tenses itu di bagi menjadi empat. Masing-masing dari tenses itu dibagi menjadi empat lagi, jadi jumlahnya ada enam belas. Saya rasa cukup sekian dulu perkenalan dari saya. Besok kita lanjut ke simple present, selamat siang dan sampai jumpa.”( meninggalkan ruangan )
( Arif,Dedi,Syahri,Mulya,Andri,dan Dimas mengikuti Bu Ratih meninggalkan ruangan, hanya Rani yang membuka bukunya, Santi dengan novelnya, dan Rifan yang mendekati Rani dan duduk di sebelahnya)
Rifan :”Lagi baca apa, Ran ?”
Rani :”(bergeser ke bangku sebelah)” Dwilogi Padang Bulan “
Rifan :”Kalau aku, sih tidak begitu  tertarik dengan novel-novel seperti itu. Paling juga buku revolusi, karya Pramoedya, gitu, deh”( tiba-tiba Syahri datang dan menggeser Rifan)
Syahri :”Rani udah makan belum ?” ( memandang Rifan)
Rani :”Sudah”
Syahri : “mmh mau ikut makan denganku ?”
Rani :”Tidak, terimakasih”
Syahri :”Ayoulahh” ( berjalan mendekati Rani dan menarik lengannya.)
Rani :”Tapi aku sudah kenyang “
Syahri :”Ya nggak papa, nemenin aku aja”
Rifan :”Hehehehhh apa-apaan, siih, kalo orang enggak mau tuh jangan di paksa, itu melanggar hak asasi manusia”
Syahri :”jangan sok jadi pahlawan kesiangan... Ngaca, deh. Nggak bisa ntraktir Rani juga.. lagian Raninya juga kan mau. ya, kan, Ran ?”
( Pak Suwarja memasuki)
Pak Suwarja : “Ambarani Wulandari mohon segera datang ke ruangan administrasi, sekarang juga”
Rani :” saya ?”
Pak Suwarja : “yang namanya Ambarani yang mana ?”
Rani : “saya”
Pak Suwarja :”berarti kamu, siapa lagi”
Syahri :” memangnya ada apa, pak?”
Pak Suwarja : “saya tidak tahu, datang saja.” (keluar kelas )
Rani : ( memandang kedua temannya dengan gelisah) “aku duluan, ya?” ( pergi meninggalkan ruangan)
Rifan : ( memandang syahri)” kenapa dia ?”
Syahri : (mengangkat bahu, keluar kelas)
Rifan : “lo tau San?” (memandang Santi)
Santi : (meletakkan bukunya di meja) “gue bukan nyokapnya “(pergi meninggalkan ruangan)
Rifan : (keluar kelas )


BABAK KE LIMA

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan administrasi seperti ruangan kepala sekolah. Ada beberapa buku besar dan satu gelas air minum. saat Rani memasuki ruangan guru IPS tengah membuka-buka buku sambil sesekali mencoret )
Rani :”tok…tok..tok maaf, ibu memanggil saya ?”
Guru IPS :” oh, iya. Masuk, nak.”
Rani : (memasuki ruangan dan berdiri di sebelah)” ada apa, ya bu ?”
Guru IPS :”jadi begini,satu bulan lagi ulangan kenaikan kelas akan dilaksanakan. Syaratnya sudah diberitahu semua. Harus lunas administrasi. Bagaimana denganmu ?”
Rani :”saya, ibu saya belum   punya uang untuk melunasi, Bu.”
Guru IPS : “kamu tau, sekolah ini mau menerimamu pada awalnya karena kamu  memang punya kelebihan dalam pelajaran dan awalnya juga kami percaya bahwa kamu bisa memenuhi seluruh persyaratan “
Rani :” ibu bisa memberi saya keringanan?”
Guru IPS : “maaf, Rani. Kelas satu kamu sudah di beri keringanan lima bulan. Jadi ibu sudah tidak bisa membantumu sekarang.”
Rani : ( mendesah)
Guru IPS : “maafkan ibu, peraturan tetap berlaku. Jika kamu tidak bisa melunasinya, kamu tidak bisa mengikuti ujian.”
Rani : “baiklah, bu. Akan saya usahakan. Asal saya boleh ikut ujian”
Guru IPS :” ibu sangat menyayangkan, tapi inilah peraturan, Ambar.”
Rani : “saya boleh permisi?”
Guru IPS :  “ya”
(Rani berbalik dan pergi dengan sedih. Guru IPS membuka buku lagi. Kemudian syahri masuk )
Guru IPS : “ada apa, nak ?”
Syahri : “saya dengar barusan ibu membicarakan biaya dengan  Rani? Apa masalahnya ?”
Guru IPS : “Rani terpaksa tidak bisa mengikuti ukk jika tidak melunasi uang pembangunannya.”
Syahri : “ibu tahu, kan. Pendidikan  itu hak bagi setiap siswa.  Rani juga berhak mengikuti ujian, bu.”
Guru IPS : “tapi ini sudah menjadi peraturan di sekolah ini, nak. Ibu hanya menjalankan tugas. Kekuasaan bukan di tangan  ibu.”
Syahri : “tapi ibu yang memegang ini, jadi ibu bisa membantu Rani “
Guru IPS : “saya tidak bisa.”
syahri : “jadi kalau ibu tidak mau menuruti perintah saya, saya bisa melakukan sesuatu agar ibu dipindahkan dari sini. (pergi dari ruangan )
guru IPS : “akh, dasar anak tak tahu aturan !” ( membanting pulpen ke meja, lalu pergi )


BABAK KEENAM

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan taman di depan kelas. Ada bangku panjang dan beberapa pot bunga. Rani memasuki ruangan sambil berlari, menangis dan duduk di bangku. Kemudian Syahri datang)
Syahri : (mendekati rani memegang pundaknya) “kamu  tenang saja, semua pasti baik-baik saja.”
Rani : “tapi ibuku sedang sakit di rumah, mana mungkin bisa melunasi uang pembangunan ?”
Syahri : (duduk di sebelah Rani)” kamu percaya saja sama aku. Semua bisa di selesaikan, kok. Asal..”
Rani :” apa ?”
Syahri : “asal kamu  mau menerima cintaku”
Rani : (semakin kencang menangis) “ttaaapi “
Syahri : “tapi ?”
Rani : ( semakin menangis )
Syahri :  “ayolah, jawab” (menggoyangkan pundak Rani )
Rani : “aku enggak..”
Syahri :” jangan bilang itu, pliiiis.”
Rani : ( menepis tangan syahri , berdiri)” aku nggak suka sama kamu “( meninggalkan panggung )
Syahri :” ah ( menutup wajah lalu membukanya lagi. Meninggalkan panggung)


BABAK KETUJUH

SITUASI PANGGUNG :
( budaya pagi di sekolah adalah bersalaman dengan guru, serta diadakan pengecekan kerapihan. Di tengah ruangan guru BP duduk  sambil menunggu para siswa. Sebuah meja dan satu kursi ada di sebelahnya. Sebuah buku catatan pelanggaran  ada di atasnya. Rani, Dimas, Santi, Arif dan Mulya memasuki ruangan . Semua berseragam lengkap. Kecuali Rani yang tidak memakai sepatu hitam . guru BP berdiri dan menyalami anak-anak satu persatu)
Arif : “selamat pagi, bu.”
Guru BP : “pagi “(memandang dari atas ke bawah)” bagus”
(Mulya bersalaman )
Guru BP : “bagus”
(Rani maju dengan gemetar. Berjabat tangan dengan guru BP. Kemudian ditarik ke sisi meja)
Guru BP : “rapi sekali kamu pagi ini” ( berjabat tangan dengan Santi, kemudian Santi pergi. Dimas maju berjabat tangan)
Guru BP : “nah, besok bajunya disetrika dengan rapi.”
Dimas : “iya, bu “ ( meninggalkan ruangan)
 Guru BP :( menahan napas , memandang Rani)” hhmmm, saya hapal sama kamu.. Ambarani kelas IPS b. baiklah Ambar, kira-kira hukuman apa yang pas untuk pelanggar seperti kamu ?”
Rani :”Aaannnu, bu.. Mmmm kemaren hujan, jadi sepatu saya basah”
Guru BP :”Jadi, Rani kamu sendiri sudah tahu kan , bahwa bagaimanapun keadaanya kamu harus mematuhi aturan ?”
Rani :”Iya, bu, maaf.”
Guru BP : “apapun pelanggarannya harus ada konsekuensinya. Apapun alasannya. Peratruran itu di buat untuk di patuhi bukan di langgar. pakk… pak suwarja.. Tolong ambilkan kain pel , pakkk”
Pak Suwarja : ( datang tergopoh-gopoh sambil membawa ember berisi tongkat pel dan air) “ini, bu. Maaf, untuk apa, ya ? Saya sedang ngepel di ruangan guru.”
Guru BP :”Ehh, tidak apa-apa, pak. Silahkan mengerjakan yang lain, terimakasih “
Pak Suwarja :”Sama-sama” ( sambil pergi )
Guru BP :”Buka “( sambil menunjuk ke arah sepatu )
Rani :”Ttapi, bu. Saya pakai apa?”
Gurur BP :”Cepat buka ! “
( membuka sepatu , dan menyarahkan..)
Guru BP :”Ini, pegang ! ada sisa kotoran di ruang guru. Akan lebih baik jika kamu yang membersihkan.”
Rani :”Tapi ini sudah jam tujuh, bu.”
Guru BP :”Ya, ini adalah akibat dan sanksi atas kesalahan kamu”
Rani : “bbaiklah, bu “(bu ratih datang dan memarkirkan sepeda.)
Bu ratih :”Maaf, ada apa iini …?”
Guru BP :”Oh, ibu, ini, ada yang tidak melanggar peraturan. Udah Ambar, sana pergi ( Rani pergi menginggalkan ruangan )
Bu ratih :”Memang nya kenapa ?”
Guru BP :”Iya, ini kan jadwalnya memakai sepatu hitam, tapi ini malah pakai sepatu berwarna”
Bu ratih :”Mungkin sepatunya bermasalah, kali bu”
Guru BP :”Ya, seperti apapun keadaannya. Dan kondisinya, ia harus mengusahakan, karena bagaimanapun itu adalah peraturan”
Bu ratih :”Ya, tapi saya rasa tidak dengan mengepel , karena itu tidak ada unsur yang mendidik”
Guru BP :”Iya, sudahlah, bu. Tidak baik pertemuan   pertama diwarnai dengan perdebatan.”
Guru ratih :”Oh, maaf kan saya, bu, telah  sok tahu.”
Guru BP :”tak apalah, mungkin ibu juga belum mengenal sekolah ini. Sudah waktunya masuk, mari “( berjalan beriringan)



BABAK KEDELAPAN

SITUASI PANGGUNG :
( di kelas Andri sedang menata kursi dan meja, Dedi melap meja dan kursi, sedang Rifan sedang  menyapu. Syahri yang datang terakhir malah tinggal duduk manis sambil mengeluarkan hp. Andri yang geram mendatangi Syahri )
Andri : “heh, Nyet !”( menggebrak meja syahri ) “mentang-mentang lo anak kepsek seenaknya aja gitu  nggak ikut piket ? lihat  jadwal dong. Dasar, bukannya jadi teladan malah gitu !”
Syahri : “oi, Njing !” (menggebrak meja dan berdiri merentangkan kedua tangan seolah tak bersalah )” lo kalo mo syirik, jangan sama gue. Nggak level...  kasihan lo nya ntar kalo nggak kecapai ngiler tuh anaknya.”
Dedi : “iya, lo tuh Ri, nggak asyik banget. Bagian piket malah nyleweng kayak anggota DPR”
Rifan :” udah biarin pangeran dari langitnya santai. Dia kan bukan penghuni kelas”
Syahri : (duduk kembali sambil berekspresi mengejek )
Andri : “dasar lo ! “( kembali menata kursi)
Rifan :” udah, nggak usah diladenin, capek hati “
( Dimas, Arif, Mulya, Santi masuk ruangan)
Dimas : “wooiii, huft.. satu teman kita kena kartu kuning “
Dedi : “siapa ?”
Arif dan Mul :Raniii ( serempak sambil duduk di kursi)
Andri : “kok bisa ?”
Syahri : “apa ? planet gue.”( keluar ruangan)
Rifan : “huh, mau jadi pahlawan kesiangan, dia. Emang gimana ceritanya ?”
.Dimas : “dia nggak pake sepatu item.”
Dedi : “pantesssan” ( sambil ngelap kepala arif )
Arif : “kepalaku kurang bersih, ya Ded ?”
Dedi : “he.. “( nyengir, semua tertawa . Syahri masuk ruangan sambil membawa roti. Semua memandang Syahri yang sedang berjalan)
Rifan :”ya, padahal ia murid yang rajin.”
Syahri : “kasihan, dia pasti capek di suruh ngepel.” ( sambil memakan roti )
Andri : “eh, lo tuh.. udah tau rani capek malah makan  roti” ( sambil merebut roti syahri kemudian memakanya)
Syahri :” wah, lo Nyet nggak sopan. Ngrebut roti orang”
Andri :(nyengir)
Mulya : “sama aja ! “( memandang mereka berdua )
Andri : “gue nggak sama, ye. Inget !”
(guru BP dan Pak Suwarja memasuki ruangan  semua anak duduk di tempat mereka masing-masing)
Guru BP : “anak-anak, tolong semua berdiri, akan diadakan razia pagi ini”(semua anak berdiri. Guru BP dan Pak Suwarja menggeledah tas mereka satu persatu. Mereka menemukan dua dvd porno di tas Andri, satu buah hp di tas Dimas, dan satu cutter di tas Rifan dan dua batang rokok di tas Arif. Selesai menggeledah, mereka menjajarkannya di meja guru)
Guru BP : “ anak-anak, ternyata masih banyak diantara kalian yang tidak mematuhi peraturan. Ingat, jangan salahkan peraturan yang semakin mengekang kalian, tapi semua itu karena perbuatan kalian sendiri” ( keluar membawa barang sitaan)
Dimas : “ handphone gua…”
Rifan :” sudahlah, kawan. Sebentar lagi kita akan belajar, jangan terlalu dipikirkan, toh kita sendiri yang melanggar, kan?
Semua : (mengangguk)
( Bu Ratih memasuki ruangan. Semua anak  duduk kembali)
Bu Ratih : “ assalamualaikum, wr wb” ( sambil meletakkan tas di atas meja)
Para murid : “waalaikum salam wr wb “
Bu Ratih :” seperti yang sudah di janjikan, kita akan membahas tentang simple present . siapa yang tahu ?”
Andri : ( mengacung)
Bu Ratih :” yap !”
Andri :” present mie ayam dua mangkok, bang …”
Semua :” pesennnnnnn” ( semuanya tertawa)
Andri : “oh udah di ganti ? masyaallooohh”
Mulya : “huh, ketinggalan jaman”
( Rani masuk pintu tanpa memakai sepatu)
Rani : (mendekati bu Ratih )” bu, maaf, saya terlambat masuk.”
Bu Ratih :”tak apa, kembalilah ke tempat dudukmu.”
Rani : “terimakasih, bu “( menangkupkan kedua tangan ke dada dan berjalan menuju kursi)
Bu Ratih :” baiklah, kita lanjutkan. Barangkali Rani tahu sesutau tentang simple present ? kau boleh maju “
Rani : ( maju dan anak-anak bertepuk tangan.berdiri di hadapan seluruh anak) “simple present itu adalah tenses yang yang menyatakan tentang keadaan  yang kita lakukan secara rutin. Ia terbagi menjadi dua. Yaitu dengan menggunakan verbal dan menggunakan be.”
Bu Ratih :” cukup, terimakasih “ ( seluruh anak bertepuk tangan dan Rani kembali ketempat duduk)
Syahri : “ Planet gue “( semua siswa bersorak Bu Ratih tersenyum, kemudian guru IPS memasuki ruangan)
Guru IPS :” maaf, bu. Anak-anak tolong diatur untuk untuk tenang. Kelas sebelah sedang mengerjakan tugas. Terimakasih “(pergi begitu saja)
Bu Ratih : ( mengisyaratkan untuk senyap namun para siswa cekikan)” kalau begitu ibu akhiri pelajaran hari ini. Wasalamualaikum .”( berkemas)
Para murid : “waalaikum salam wr wb”
( Bu Ratih meninggalkan ruangan )
Syahri : “Ran..”
(Rani menoleh)
Syahri : “Nih aku punya hadiah buat kamu “( menyerahkan hadiah)
Rani : “hadiah apa ?”( Rifan memandang)
Syahri : “ya buka aja.”
Arif : “ati-ati bom, lo Ran”
Mulya : “bener, kamu patut curiga jangan-jangan syahri udah masuk geng teroris”
Dedi :” hiiiii syyyeereem”
Syahri : “lo udah dua ratus kali mitnah gue. Sama yang hari ini jadi dua ratus satu. Udah nggak usah didengerin. Anggap aja angin nyasar. Terima, ya ? “
Rani : “makasih, deh.”( mengambil hadiah dan menyimpannya di tas)
Syahri : “yessss, “( mengejek rifan)
(guru IPS  memasuki ruangan, semua siswa senyap )
Guru IPS : “lengkap sekali kelas ini. Prestasi semakin menurun, “( membagikan kertas hasil ulangan )” ini hasil ulangan kalian minggu kemaren. Tak ada satupun dari yang nilainya di atas tujuh. Kalian pintar sekali mempermalukan saya. kamu, yang pake kacamata maju ke depan” ( Santi maju ke depan) “ Kamu “( menunjuk Andri) “dan kamu” ( menunjuk Mulya) “maju ke depan. Berdiri di sana sampai pelajaran berakhir. Catatan pelanggaran  paling banyak terjadi di kelas ini. kelas paling bandel, paling bodoh.  Baiklah kalian catat ini di buku kalian” ( membagiakan kertas lagi berjalan menuju Andri, Santi dan Mulya ) “kalian.. bagaimana mungkin nilai kalian tiga ? memalukan ! “
( berdiri di hadapan Santi. murid yang lain menulis )
Guru IPS : ( memandang dari atas ke bawah) “penampilan oke, berkacamata pula.  Tak pernah belajar kah kau di rumah ? kau apakan dengan catatan-catatan yang ibu berikan pada mu ? kalian juga dengarkan ( memandang ke anak-anak , memandang ke Santi lagi ) apa kamu  pikir mandapat nilai tiga itu suatu kebanggaan ? kamu ini perempuan, mau  jadi apa jika nilai IPS saja mendapat tiga. Kalian semua juga. “( mengemasi barang-barang ) rasanya ibu seperti di neraka jika di kelas lama-lama.” ( meninggalkan ruangan)
(Andri, Mulya dan Santi kembali keempat duduk mereka)
Syahri :”Yah, mau apa lagi ? Orang kalian  juga salah. Sudah tahu mau ulangan malah nggak belajar. Kalo aku jadi guru tadi sih udah ku taruh di ruang isolasi kalian.”
Andri :”Ya ealah lo bakal ngomong gitu, untung aja lo bukan guru. Tau enggak lo kan nggak punya dedikasi buat jadi guru, gubrak deh kalo dunia jadi guru.”
Syahri :”Eeehh, elo anak bau kencur ngece gua ? Kan setelah ini gua mau masuk UI fakultas pendidikan.. Nyokap gua pasti ngedukung, donggg “
Mulya :”Hh, kalo gua jadi nyokap lo, udah gua taruh di panti asuhan..” ( semua siswa menahan tawa)
Dedi :”Kalo gua jadi bapak lo… udah ku jadiin bola, terus di tendang sampai ujung dunia biar enggak balik lagi,”
Syahri :”Eh, liat lo ya ? Ntar  kita buktiin, paling  juga ntar kalo gua udah pake seragam guru, terus kalian datang. Pakk.. Pakkk. Minta uang, dongg.laparr”
Rifan :”Huh, urus tuh rambut.. Nggak sopan banget sih jadi anak “
Syahri :”Apa? Kalian nggak bisa niru gua, ya? Cuciannn. Kan yang penting neng Rani tetep cinta sama akang”
Dimas :”Huuu, Rani itu, sukanya sama cowok cakep dan gentel, kalo banci kayak lo sehhh buat apa? “
Syahri :”Ehh lo mau ngehina gua lagi ? Bisa lo di DO sekarang juga !”
Dimas : “ huu, takuuut”
Rifan :”Wah, kok bisa ? “( sambil memandang meminta dukungan ke anak-anak)” ya iya, lah.. Kan lo anak kepsek yang manja…”
Syahri :”Heh, gua ini ya, anak kesayangan ibu gua… lo jangan macem-macem deh “
Rifan :”Iya, tuan putera kepsek” ( semua cekikikan)
Dedi :”Udah, neng Rani jangan dekat-dekat sama teroris deh.. “
Rani :”Apa ?”( memandang tegas )
Dedi :”Enggak, ada guru.”( semua langsung berlari ke tempatnya.Guru IPA masuk dengan muka cemberut.)
Pak Doni :” baiklah anak-anak keluarkan buku dan catat.” ( membaca buku)” seperti halnya tumbuhan, manusia dan hewan merupakan makhluk hidup multiseluler karena terdiri atas sel-sel. Sel-sel penyusun tubuh tersebut sudah  terspesialisasikan  sedemikian rupa dari segi bentuk, tempat, dan fungsinya.”
Arif :”ih, nggak banget deh belajar di kelas, masak setiap hari didikte terus “ ( sambil menulis)
 Mulya :”Hehe, iya, ya. Biarin aja. Paling kalo anak-anak dapet nilai jelek dia juga yang diomelin kepsek.”
Pak Doni :”Heh ! Kalian ngomong apa ? Nggak nerima pelajaran saya ? Silakan keluar” ( tetap tak bergeming )” oohh, jadi kalian mau  saya keluar ? Ha? jawab ? “( melempar penggaris ke wajah mereka  semua menunduk )”Siapa wali kelas kalian ? Hingga punya anak yang nggak punya sopan santun sama sekali . Dasar ! ( mengemasi semua barang  dan pergi )
Rifan :” tuhhhh kan, kalian sih enggak bisa jaga mulut “
Mulya :”Gua kan nggak sengaja”
Andri :”Ssshhhh guru BP datang , siap-siap di semprot “
 ( guru BP datang dengan langkah tegas )
Guru BP :”katakan kepada saya, siapa dua anak yang  membuat Pak Doni ngomel kepada saya ?! Cepat” ( memukul penggaris ke meja)” jangan melindungi teman yang berbuat salah”( semua diam, menunduk ) Syahri, ibu percaya kepada kamu tolong beritahu ibu.”
Para murid :( diam ),
Guru BP :” oh, kalian semua tidak mau, ha ?” ( memukul meja sekali lagi )”Dua anak yang duduk di bariisan nomor dua..Maju..”( kedua anak maju dengan gemeteran )” oh katakan kepada ibu, apa yang barusan kalian katakan ?”
Arif :”Tidak, bu. Saya tidak bilang apa-apa.”
Guru BP :”Masih kecil sudah berani berbohong, ya ?”
Mulya :”Ampun, bu.. Kami tidak akan mengulanginya lagi”
Guru BP :”Kalian tau, bahwa kalian harus patuh dan hormat kepada guru? Ha?”
Arif dan Mul :”Iya, bu “
Guru BP :”Ctarrr “( memukul meja dengan penggaris, berjalan mengelilingi Arif dan Mulya) “sekarang ibu minta, jangan sekali-kali diulangi dan minta maaf sekarang juga.Siapa nama kalian ?”
Arif :”Arifin  Aji  Novandi, “
Mulya :”Fajar Mulya Ristianto”
Guru BP :”Selamat, poin kalian bertambah 25.  cepat, tunggu apa lagi, ayo keluar..”
Arif dan mul : (  berjalan untuk keluar ruangan)
Guru BP : “tunggu dulu ! kembali !”
Arif dan Mul : ( kembali )
Guru BP : “berbalik !”
( Arif dan Mulya berbalik)
Guru BP :” ctar..ctar..”( memukul pantat mereka berdua dengan penggaris )
Arif dan Mul : “aauuu “( sambil memegangi pantat mereka)
Guru BP :” lagi ?”
Arif dan Mul : “ampunnn”
Guru BP :” sudah sana.. minta maaflah dengan baik, cepat..”
(Arif dan Mulya berlari keluar sambil memegangi pantat)
Guru BP : “kalian semua, boleh istirahat !” ( pergi meninggalkan ruangan)
Rifan :(berdiri dari tempat duduknya dan bersiap meninggalkan ruangan) ” kacau kelas kita !”
Dimas :(membereskan buku) “lalu mau bagaimana lagi ?”
Syahri : “pantes tuh kena hukuman!”
Andri : “cabut ah..” ( semua meninggalkan ruangan kecuali Santi yang membuat tulisan di kertas, setelah selesai keluar ruangan)



BABAK KESEMBILAN

SITUASI PANGGUNG :
( panggung menggambarkan depan kelas, Andri, Arif, Mulya dan Dedi, duduk di kursi panjang. Andri berpenampilan kusut, bajunya dikeluarkan sambil mengunyah batang rumput. Yang lain berpenampilan sama. Arif memakai topi. Mereka sedang duduk sambil bercerita ringan )
Mulya :” Heuuhh nggak banget tadi. Masak ngajar kayak gitu kalo Cuma ngedikte aja sih aku juga bisa, ya akunya langsung protes. “
Andri :”Sebenernya sih gua setuju sama lo, tapi lo kurang pinter ketauan lo.”
Arif :”Iya, kan kitanya nggak nyangka balakan kayak gitu kejadiannya. “
Andri :”Eh, kerjain anak-anak yuk, lumayan buat ganjel perut lapar ! “
Dedi :”Tapi lo yakin udah gak ada guru ? Salah-salah kita di strap”
Andri :”Enggak, gua yakin.”
( seorang siswa perempuan dan laki-laki lewati mereka )
Mulya :”Ehemmm.. Ehemmm,  “
Arif :”Eiiittsss tunggu dulu, dari mana , bu ?”
Dedi :”Pasti abis pacaran, ya  ?”
Murid  perempuan :”Enggak, kok. Abis ngerjain tugas, kak.”
Andri :”Tugass buat anak,  maksud lo ?”
Murid lki :”Bukan”
Arif :”Mmm sebenernya pasal 4 ayat 2 berkata bahwa dilarang pacaran di lingkungan sekolah. Jadi kalu sampai ada guru yang tahu, bakalan disabet deh,  kayaknya lu”
Murid laki-laki :”Trus? Orang kitanya nggak pacaran,kok. Swear, kak “
Andri :’Alllaaahh guru itu, ya, nggak peduli sama kalian, hanya peduli sama yang mereka lihat “
Mulya :”Jadi, mending dan  biar tidak lama-lama kasih kakak uang buat jajan, masalah beres !”
Murid cewek :”Apa, sih. Orang kakak yang buat masalah kok”
Dedi :”Eeee.. Kalian anak muda, anak kecil yang baik hati. Tidak usah berbacot ria, turutin kata kakak kelas sekali-kali uga nape !”
Murid laki2 :( mengeluarkan uang  sepuluh ribuan) “Kembalian ya,  kak, buat beli bensin.”
Arif :”Uss ini sih cuman cukup dua orang, terus masak mau ada  kembaliannya, yang ikkhlas dong. Udah sana pulang, ntar di cariin mama, lo..”
Murid cewek :”Tapi,kak..”
Andri :”Udah sono” ( kedua adik kelas pergi, tak dinyana sang guru BP sudah berdiri di belakang mereka.)
Arif :”Kalo gini caranya, kenyang perut kita “
Guru BP : “Ehem..”( semua menoleh,lalu menunduk. Guru BP merampas uang yang di tangan Arif )”Ohhh jadi begini, ya pekerjaan kalian sebagai kakak kelas, bukannya memberikan kenyamanan tapi malah memalak mereka ? Kurang apa orang tua kalian memberi uang saku , ha ? “
Mulya :”Maaf, bu”
Guru BP :”Kalian itu, sebagai kakak kelas harusnya berikan contoh yang baik bagi adik-adik kalian. Mau jadi apa kalian, ha ? Malak-malak kayak preman aja. Atau mau jadi preman ? Tidak perlu capek-capek seklah , mending di pasar aja sana !” ( menatap Arif dan Mulya) “ kalian, hukuman yang tadi masih kurang, ya?
Arif : “ tidak, bu.”
Guru BP “( Mengeluarkan buku pelangggaran dari tas) “sebutkan nama !”
Arif :”Arifin Aji Noviandi kelas IPS B”
Mulya :”Fajar  Mulya Ristianto “
Dedi :”Dedi Alvino Prasetyo “
Andri :”Andri Pratama “
Guru BP :”Ohhhh,kelas B lagiii.... jadi poin kalian bertambah 15 masing-masing, sudah paling banyak, sering membuat kekacauan, dan sekarang.. Aduh, tuhan … ampunilah para calon preman pasar ini.  Dan satu lagi buat kalian kalian “( mengeluarkan penggaris ) “mana tangan kalian ?”
Empat Sekawan :( berpandangan, lalu menyodorkan tangan mereka. Guru BP me pukul satu persatu )” aduuuuhhh….”
Guru BP :”Ini, akibatnya. Cukup segitu, kalau kalian bertemu saya lagi besok, akan lebih berat lagi hukumannya. Sekarang cepat pulang, dan jangan sampai  ibu melihat kalian lagi” ( pergi meninggalkan ruangan)
Arif :” kalau sehari dipukul dua kali, sih, habis badan gua”
Dedi : (menepuk dada)
Andri :” yuk, akhh cabutt” ( semuanya meniggalkan ruangan sambil meremas tangan mereka)


BABAK KESEPULUH

SITUASI PANGGUNG :
( Bu Ratih sedang mengajar di kelas, tertawa bersama anak-anak)
Bu Ratih : “hari ini kita akan mendengarkan lagu English. And you writing down the lyrics on the paper. Get it ?”
Para murid :” yeah..”
Dedi : “may I request, bu ?”
Bu Ratih : ( menggeleng sambil memutar music semua anak tenang dan bu ratih memutar player)
 Kepsek :( kepsek masuk ke kelas dengan muka yang “wow”  sambil membawa kertas ) “siapa yang menempelkan ini di depan ruangan saya, ha ?!(Sambil menunjukkan kertas tersebut.)
(semua anak tegang)
Bu Ratih :”Tenang, bu.. Ada apa ini ?”
Kepsek :”Ibu tahu, anak-anak yang tidak punya sopan santun ini sudah berani-beraninya menjadi seorang kritikus yang nggak jelas, ha ? Tidak berani bertangung jawab atas semua yang sudah  ia perbuat. Tak cukupkah dengan kecaman dan cap selama ini yang ditujukan kepada kalian ? Kurang apa sekolah ini mendidik kalian ?”
Bu Ratih :”Maaf, bu. Ini masih  bisa dibicarakan baik-baik”
Kepsek :”Tau apa ibu tentang perasaan saya ? Sudah capek, masih saja di perlakukan seperti ini. Apa mereka tidak bisa menyenangkan hati saya dengan sedikit prestasi?”
Bu Ratih :”Kenapa ibu yakin mereka yang membuat ?”
Kepsek :” siapa lagi, semua biang kerok ada di mereka.  Kelas-kelas lain sangat patuh.”
Bu Ratih :”Ya, bu. Tapi marah-marah seperti ini juga tidak akan menyelesaikan masalah. Biar saya rundingkan dengan anak-anak.”
Kepsek :( keluar begitu saja )
Bu Ratih :”Sekarang, coba jelaskan pada ibu, ayo, tak perlu takut. Kenapa kalian melakukan ini ? “
Rifan :”Saya tidak tahu, bu”
Syahri :”Paling juga para berandal itu”( sambil melihat Andri dkk.)
Andri :”Eh, lo jangan sok tahu, ya.. Kita nggak ngelakuin itu”
Syahri :”Udah deh, gaku aja, biar cepet.”
Arif :”Apa, sih”
Bu Ratih :”Di sini ada tanda 43chu”
( semua berpandangan dan mengangguk mantap)
Rifan :”Bukan dari kelas kami, bu”
Bu Ratih :”Kalian yakin ?”(mengangguk) “Yang pasti kasus ini pasti akan di runut. Ya sudah kalian boleh beristirahat” ( meniggalkan ruangan)
Rifan :( Rifan mendekati Santi )” oh my gosh, Santi…”
Santi :( menunduk)  “aku nggak suka melihat teman-temanku diperlakukan semena-mena”
Dimas :”Ya sudahlah, jangan sampai ada yang membocorkan”
Syahri :”Lo, ati-ati, ye.. Gue masih berbaik sama lo.”
Arif : ( mendekati syahri dengan geram) “ gua peringatin sama lo, kalo lo berani ngomong macem-macem, gosong rambut merah lo”
Syahri : ( diam  cuek)
( terdengar lonceng istirahat.  semua meninggalkan ruangan)








BABAK KESEBELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Di ruangan guru ada lima meja dan kursi. Dua kursi di sebelah kiri dan tiga lagi di kanan berhadap-hadapan. Hanya ada beberapa tumpukan buku dan tas di atas meja. Guru BP sedang membuka-buka buku. Sedangkan Pak Doni  hanya duduk sambil berkipas-kipas  dan Guru IPS berdiri di samping meja guru BP. )
Guru BP :”Sebenarnya saya cukup menyayangkan, kenapa anak-anak bisa sampai seperti itu, memberontak dengan cara yang tidak biasa. Mereka diam, tapi “ ngeyel” ( sambil membolak-balik buku jurnal) “ni, ya, bu buku-buku di sini malah menjadi dokumenter agenda kelas IPS b.”
Guru IPS :”Ya,saya  sendiri sebagai wali kelas sudah benar – benar berusaha mengingatkan daan mendidik mereka. Tapi jika tidak ada kemauan dari merekanya sendiri ya mau bagaimana lagi? “
Pak Doni :”Saya sering sekali di buat jengkel dengan anak kelas 2, ada saja dari mereka yang membuat saya jengkel. Saat saya sedang punya masalah, mereka tidak bisa mengerti raut muka saya.”
Guru IPS :”Namanya juga anak-anak, tapi yang saya takutkan adalah jika anak-anak tidak bisa diajak kerja sama untuk meraih prestasi di sekolah ini. Pasti kepsek akan marah besar kepada kita “
Pak Doni :”Ya, bu. ketika saya sudah merancang bahan ajaran, ketika saya sudah menyiapkan semuanya para siswa justru malah membuat saya kecewa dengan tingkanya.”
Guru BP :”Bapak ingat, kan, pesan kepsek saat rapat terakhir? Target sekolah kita adalah nem terbesar se kabupaten”
Guru IPS :”ya, dan itu sungguh-sungguh harus kita capai, bukan ?”( kepsek masuk dengan tiba-tiba, semua guru kembali ke posisinya)
Kepsek :“apa-apaaan ini? “( membanting kertas ke meja BP)
Kepsek :” Memalukan! Bagaimana mungkin anak kecil seperti ini bisa melakukan ? Kesan apa yang sudah kalian campurkan ke otak mereka hingga mereka berbuat seperti ini? Ini aib, aib sekolah! Kalo sampai ada  kabar kesekolah lain, mereka pasti akan mengejek habis-habisan. Saya peringatkan kepada bapak-ibu semua, tersererah bagaqimanapun caranya, didik mereka sesuai ketentuan. Urus ini ! Pelajari dan cari tahu apa mau mereka.”
Guru BP :”Iya, bu.”( kepsek pergi)
Pak Doni :”Apa itu, bu ?”
Guru BP :”Akh, kasus , kritikan”
Guru IPS :”ohh, kelasku lagi?”( tertunduk lemas)
Guru BP : “ kemungkinan besar”
Pak  Doni :”Apa selama ini kita tidak punya dedikasi untuk mengajar ? Ya sudahlah, saya ke kelas”
Guru IPS :”Saya juga mengajar di kelas satu.”
Guru BP : “apa lagiiiiiii… “(langsung keluar membawa tasnya)





BABAK KEDUA BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(lonceng berbunyi, anak-anak masuk ke kelas dengan riuh. Sibuk  membicarakan masalah kritikan santi. Andri,Arif,Mulya, dan Dedi duduk saling berhadapan di meja Andri. Santi tampak diam menyendiri dengan novelnya, )
Mulya : “ menurut kalian kasus ini bakal terungkap apa tidak?”
Andri : “ pasti, firasatku mengatakan bahwa akan ada perubahan besar setelah ini”
Dedi : “ emang lo punya firasat ?” ( Andri menyabet kepala Dedi)
Andri : “ itu juga kata nenek moyang gua”
( Arif,Mulya, Dedi memukul kepala Andri dengan buku)
Dedi : “huuu dasar !”
Arif :” eh, tapi kasihan Santi. Kita harus berbuat sesuatu”
Dimas :” tapi mana mungkin? Sedangkan posisi kita lemah “
Rifan :” kenapa tidak jika kita punya kemauan ? semua bisa berubah jika kita mau !” (mendekati mereka )
Syahri : “ iya,gua pikir kita masih bisa bertindak “
Rani :”Hhmm, benar juga”
Rifan :” kita hanya butuh kerjasama”
( guru BP datang, tanpa permisi,duduk dengan wajah lesu. Semua anak kembali ke posisi masing-masing )
Guru BP :”Sudah, lah. Tak perlu banyak alasan dengan ibu. Katakan siapa yag membuat tulisan ini ?”
Dimas :”Bukan kami, bu”
Guru BP :”Tak perlu kalian begitu. Pertanggung jawabkan apa yang sudah kalian perbuat. Bapak capek marah-marah terus kepada kalian. Toh juga sia-sia, kan ? Kalian berterus terang, jangan berbohong, agar cepat selesai. Syahri, kamu bisa bantu bapak, nak ?”  ( syahri tidak menjawab)
Rifan :”Bagaiman ibu bisa tahu kalau penulis itu murid kelas ini, bu ?”
Guru BP :”Firasat, dan tanda-tanda di sini menunjukkan kelas ini” ( semua siswa terhempas )
Syahri :”Tidak, bu. Tidak ada.”
Guru BP :”Kalian yakin ? Kalau begitu, lihat saja, sepandai-pandainya tupai melompat toh akan jatuh juga. Sekarang, kalian semua ikut saya.“
( semua bangkit dari tempat duduk dan mengikuti guru BP)






BABAK KETIGA BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua murid masuk ke kelas  dengan wajah yang tidak bergairah dan berkumpul, hanya syahri yang masih tetap di tempat duduknya)
Andri : “Saya yakin, cepat atau lambat Santi pasti akan ketahuan “
Mulya : “ini sudah kedua kalinya. Mustaf dulu sampai di keluarkan, kenapa kamu mau mengulangi ini, San ?”
Dimas :”Lalu bagaimana, apa kita akan menyelamatkan Santi ?”
Rani :”Santi, kamu bagaimana, kami semua sayang sama kamu.”
Santi :”Aku nggak tahu. Aku , aku sakit hati setiap hari guru-guru mengataiku. Aku kalap.”
Rifan :”Santi, bagaimanapun keadaannya, kamu harus tetap sabar dan kamu harus siap mempertanggungjawabkan perbuatanmu”
Santi :( mengangguk) “ya, aku siap jika memang harus dikeluarkan”
Rani :” jangan berbicara seperti itu. Kami pasti membantumu, San.”
Dedi :” benar, kami tidak ingin kehilangan satu orangpun di kelas ini.”
Santi :”Ya, aku percaya”
Pak  Suwarja :(  masuk ke ruangan, dengan wajah biasa ) “Santi dwi mohon keluar , di tunggu di ruangan BP sekarang, terimakasih”
( semua siswa menatap santi sebelum Santi keluar )
Rifan :”Aduhh, semua sudah jelas. Kejadian-kejadian selama ini, kita tidak bisa diam saja. Sepertinya sudah banyak kekacauan, kita harus berpikir membuat posisi aman dan membuat perubahan baru”
Arif :”Sebenarnya, aku sendri juga tidak terlalu suka dengan segala tetek bengek, razia, hukuman ngepel, tidak ada satupun hukuman yang membuat keadaan menjadi lebih baik”
Rifan :”Kita bisa jika kita bersama “
Dimas :”Kita tunggu saja, bagaimana dengan Santi, nah itu dia datang.”
( Santi datang tanpa kata, dengan wajah lesu kemudian membereskan bukunya di atas meja. Rani menghampiri Santi )
Rani :” San, kamu kenapa ? ( Santi memeluk Rani kemudian meninggalkan ruangan. Rani kembali bergabung)
Rifan :”Sudahlah teman, mari kita pulang, tidak mungkin kita bisa melanjutkan pelajaran kalau keadaanya seperti ini”
Dedi :”tapi Rif, kamu jangan gegabah, bagaimana jika para guru menjadi lebih marah ke kelas kita ?”
Rani :”Iya, Rif. Sudah banyak hal yang kita perbuat.”
Rifan :”Maka dari itu, kita harus menenangkan diri. Sudahlah, percaya saja padaku. Guru pun tidak akan mengajar kita di situasi seperti ini.”
Mulya :”Baiklah, kami ikut denganmu”
( semua berkemas)
Rifan :”Ku tunggu di rumahku nanti malam.”( meninggalkan ruangan )
( Rani yang hampir meninggalkan ruangan ditarik oleh Syahri)
Rani : “ kenapa, Ri ?”
Syahri : “ baiklah, Ran. Jika perkataanmu waktu itu memang benar, bahwa kau menolak cintaku telah ku ikhlaskan.
Rani :” terimakasih, karena kau akhirnya mengerti juga.”
Syahri :” tolong sampaikan kepada kawan yang lain bahwa aku tidak bisa ikut pertemuan di rumah Rifan nanti malam”
Rani :” insyaallah saya sampaikan.”
Syahri :” pulanglah, hati-hati di jalan”
Rani :(mengangguk dan meninggalkan ruangan. Syahri keluar ruangan )



BABAK KEEMPAT BELAS

SITUASI PANGGUNG :
( terhampar sebuah tikar di tengah panggung, di sebelahnya ada meja kecil dan sebuah kursi. Rifan muncul dengan membawa gelas lalu menaruhnya di tengah tikar, terdengar suara salam)
Andri dan Dedi :”Assalamualaikum “( memasuki ruangan)
Rifan :”Walaikum salam, eh Ndri, Ded,masuk. Mana yang lain ?”
Dedi :”Masih di belakang”
Rifan :”Oh, ya sudah aku ambil airnya dulu”
Andri :”Oiya”( sambil duduk , tak lama kemudian Mulya, Arif, Dimas, dan Rani menyusul )
Mulya :”Oh, kalian sudah duluan rupanya.”
Andri :”Iya,”
Dimas :”Mana tuan rumahnya?”
Andri :”Di dapur tuh, doain aja moga bawa makanan.”
Rani :”Yee ngarep!”
( Rifan datang dengan membawa nampan berisi cemilan dan teko, lalu menaruhnya di tengah )
Andri :”Tuh, kan doaku terkabulkan”
Rifan :”Doa apa ?”
Andri :”Rahasia, dong !”
Dimas :”Huh, udah g usah di dengerin.” ( rifan mengangkat bahu dan menaruh nampan di atas meja. Duduk kembali)
Rifan :”Jadi syahri mana ?”
Arif :”Aduh, memang sudah tidak punya solidaritas dia, mentang-mentang anak kepsek, temennya punya masalah malah nggak mau membela”
Dedi :”Si Syahri lagi sakit kali”
Andri :”Lah, sengaja!”( sambil memakan cemilan)
Rani :”Mmh, dia bilang mohon maaf, dia tidak bisa ikut, tapi dia tetap mendukung kita.”
Arif :”Urus tuh Ran punya pacar nggak jelas.”
Rifan :”Udah-udah, sekarang langsung ke pokok bahasannya aja.”
Rani :”Dengan memberikan surat sudah tak mungkin kita lakukan,jumlah kita sedikkit, para guru tidak mungkin mendengarkan”
Rifan :”Kita bisa berdemo, mogok belajar. Pasti didengar !”
Dedi :” tapi murid kelas kita kan Cuma sedikit?!”
Mulya :”Kita rekrut kelas lain, pake otak, dodol !”
Dedi :”Yakin mereka mau?”
Andri :”Mainkan poliitik, atuh !”
Dimas :”man jada wa jadda”
Rifan :”setuju. Okay, sepakat kita berdemo besok, tapi di mana ? Rani, tolong tolong tulis agenda kita hari ini”
Rani :” siap !” ( mengeluarkan buku dari tas dan menulis)
Arif :“ kita bisa demo di depan ruang kepsek atau di pintu depan“
Dedi :”Bagaimana dengan  Syahri ?”
Rani :”Dia tidak masalah,”
Rifan :” jadi apa yang mau  kita tuntut?”
Dedi :”Saya pribadi ingin santi di kembalikan ke sekolah,” ( Rani  berdehem ,terus mencatat )
Andri :”Menegaskan  kembali peraturan, masak Si Syahri gayanya kayak preman tidak di permasalahkan ? gua yang cakep harus berlindung di balik seragam
Dimas :”Iya, walaupun ia anak kepsek, statusnya kan sama saja sebagai murid”
Rifan :”Lalu ?”
Mulya :”Aku ngaak suka kalau guru mukul-mukul kita, sama menggeledah tas. Kayak polisi aja, emang kita tersangka apa ?”
Rani :”Tapi, bagaimana para teman yang suka membawa video porno ?”
Rifan :”Kita bisa saling mengingatkan, kan ?”
Dedi :”Tapi mana mungkin para guru biisa percaya dengan kita ?”
Dimas :”Kita bisa melobi mereka, kan?”
Andri :”Bisa..( sambil mengambil air minum) eh.. Kalian temenin aku makan, dong jangan di liatin.”
Arif :”Hehe kamu  tau aja, Ndri ( malu-malu mengambil makanan )
Mulya :”Hu, dasar doyan  makan !”
Andri :”Gue kan normal, lo sih abnormal jadi makannya rumput.”
Dedi :”Sssttt,,, jangan bilang-bilang, kemaren aku mergoki dia makan kaleng “
Arif :”Fitnah “
Dedi :( menjulurkan lidah)
Rifan :”Okay, everyone. Bercandanya selesai, dan sudah segitukah tuntutan kita ?”
Mulya :”Kupikir, cukup segitu, besok kalo ada ide dadakan baru kita tuntut lagi.”
Dimas :”Hhh” ( mengepalkan tangan dan berlagak  meninju ke arahnya )
Rifan :”Baiklah, berarti kita tinggal membagi tugas.”
Arif :”Rifan, lo yang mimpin, ya  ?”
Rifan :”Siap, sama gua pasti aman.. Kalo gitu lo berempat ngondisiin anak-anak , kalian hubungi mereka, kalo bisa malam ini juga”
Empat sekawan :”Seap !”( serentak )
Rifan :”Kamu, Dimas buat poster, Rani atur semuanya, buat tulisan, ya ?”
Rani :”Ya,” ( sambil menulis )
Semua :”Kalo kamu…?”  ( memandang Rifan)
Rifan :”Gue ? Duduk manis, hehe “
Rifan :”Hu dasar ! Gue kan yang ngoordinasiin kalian semua, adalah hal yang pasti saya siapkan”.
Dimas :“Cukup segini  ? “
Andri :”Bentar, kita mau jam berapa ?”
Rifan :”Pagi, jam masuk kelas aja ?
Rani :”Mm setuju, kita mogok belajar, ketepatan kata syahri besok ada rapat di sekolah.”
Arif :”oey., sepertinya udah malem “ ( sambil menguap)
Dedi :”Lo tuh ya, kerjaannya Cuma makan, molor aja !”
Arif :”Beneran gua nggak kuat”
Rifan :”Ya udah, diskusi di cukupkan sekian, besok harus berjalan dengan rapi”
Semua :”Siap, pak bos !Ya udah, daaaaggg” (semua pergi kecuali Rani dan Dimas yang masih tertinggal)
Rifan :”Mm, Rani “
Rani :”ya ?” ( menoleh ke belakang )
Rifan :”Dim, boleh gua nganterin Rani nggak ?”
Rani :”Hh, lo yakin ?”
Rifan :”Why nooot?”
Dimas :”Aduh, aku tanggung jawab sama mamanya, nih.”
Rifan :”Nggak papa, kok , iya, kan Ran ?”
Rani :”Terserah deh kalo nggak keberatan“
Dimas :”Ya udah orang dianya juga mau.. Aku duluan” ( meninggalkan ruangan )
Rifan :(memakai jaket yang ada di atas meja)”yuk”
(Rani  mengangguk dan mereka meninggalkan ruangan



BABAK KELIMA BELAS
SITUASI PANGGUNG :
( Panggung menggambarkan  di depan pintu masuk semua anak sudah stanby di panggung, dengan membawa poster, mereka duduk. Rifan duduk paling depan Ada beberapa yang memakai plester di mulutnya. Bu Ratih memasuki ruangan)
Bu Ratih :”Astaga ! Ada apa ini, nak ? “( semua diam ) “Coba jelaskan pada ibu, kalian mau apa  ?”
Andri :”Ibu nggak baca poster kami ?”
Bu Ratih :”Ahh, ini bisa di bicarakan baik-baik.”
Rifan :”Para guru tidak mungkin mendengarkan surat kami, jadi ini jalan satu-satunya”
Bu Ratih :”Tenang ,ini bisa ibu bicarakan dengan guru lain, jadi tolong kalian kembali  ke kelas, ya ? Sebelum guru lain datang”
Dimas :”Bu, kami butuh selesai sekarang !”
( guru BP memasuki ruangan dan kaget)
Guru BP :”Apa, ini ? Sudah membuat onar, sekarang mau minta tuntutan ?Tuhan.. Baru 50 tahun di sekolah ini ada kejadian memalukan seperti ini, dasar, murid tak terdidik”
Rifan :”Terserah ibu  mau  ngomong apa ! Kami hanya menginginkan  tuntutan kami terpenuhi”
Guru BP :”Apa? Kembalikan Santi ? Kalian memang, ya , selain tidak berpikir panjang , mau menlindungi teman yang salah. Bukan  itu yang diajarkan disekola h ini.Sekarang, kembali ke kelas, duduk manis, dan buka buku ! Itu tugas pelajar bukan demo seperti ni !”
( semua diam, wajah guru memerah dan masuk ruangan)
Dedi :”Bagaimana kalau ini tidak berhasil ?”
Dimas :”Akh, anggap saja ini berhasil.man jada wa jadda” ( kepsek datang bersama syahri )
Kepsek :”Apa lagi ?”( dengan lusuh tak bersemangat )
Rifan :”bu, kami ingin keadilan “
Kepsek :”Keadilan apa ? Syahri, urus temanmu”
Syahri :( menggeleng )
Kepsek :”Akkkkhh, salah satu dari kalian masuk ikut dengan ku !”( Rifan megikuti kepala sekolah)
Syahri :”Ayo, kawan, cukup sudah.”
Mulya :”Tidak, kami tidak akan berhenti sebelum Rifan kembali !”
Arif :”Ya, benar. Kami butuh selesai sekarang juga !”
Syahri :”Baiklah…. Terserah kalian .Ran, aku ingin bicara denganmu. ( pergi berdua dengan Rani)
Dimas :”Benar, juga, kita tunggu di tempat lain saja, tapi ingat, kita dalam rangka mogok belajar. jangan masuk kelas !”( semua meninggalkan ruangan )


BABAK KE ENAM BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua guru sudah berkumpul di ruang rapat, semua diam. Kepala sekolah datang dengan Rifan, Kemudian duduk. Semua memandang Rifan dingin. Rifan menunduk )
Kepsek :”Komite  di mana?”
Guru BP :”Sebentar lagi, bu” ( melihat jam di tangan )
Komite I&II :”Assalamu’alaikum wr wb“
Semua :”Waalaikumsalam”
( para komite datang dan langsung duduk)
Kepsek :”Seperti biasa, saya tidak perlu basa-basi lagi, jadi ada seorang siswa kita yang berusaha menjadi pemberontak, dan ingin menyampaikan tuntutannya. Silakan, “ ( memandang Rifan)
Rifan :”Saya ?”
Kepsek :”Ya, siapa lagi”
Rifan :”Pertama, semua anak ingin Santi kembali belajar di sekolah ini”
Guru BP :”Mustahil !” ( kepsek mengajukan tangan )
Kepsek :”Teruskan”
Rifan :”Kedua, kami ingin sekolah ini merubah peraturan tentang menghukum siswa dan beberapa peraturan yang tidak penting seperti poin pelanggaran. Karena semua murid pasti melakukan kesalahan dan kami tidak ingin para guru melampiaskan kekesalannya kepada kami. Atau memukul kami dengan penggaris ( semua guru menunduk )Dan, kami tidak ingin para guru membedakan perlakuan antara kami dengan Syahri. kami juga tidak suka para guru menggeledah tas atau merazia kami, karena kami bukan maling.”
Guru BP :”Saya boleh berbicara ?”
Kepsek :”Ya, silakan,”
Guru BP :”Untuk yang pertama, mungkin kami masih bisa mempertimbangkan, tapi yang terakhir, kamu sendiri tahu, jika setiap kali razia, selalu ada video porno, hp, rokok, bukankah itu tidak baik untuk teman-temanmu? apa bila kita tidak memberlakukan  peraturan yang  tegas, bisa-bisa para siswa membawa shabu-shabu dengan bebas dan  melunjak. Apa itu yang kalian mau ? Tidak logis !”
Rifan :”Bapak bisa percaya kepada kami, kami akan  saling memperingatkan.”
Pak Doni :”Lalu bagaimana jika ada siswa yang memang diketahui oleh kalian membawa barang terlarang? Sedangkan telah berulang kali kalian ingatkan tapi ia tidak mau ?”
Rifan :”Kami akan  laporkan..”
Guru BP :”Tidak, tidak mungkin, 25 tahun saya berpengalaman menjadi guru. Solidaritas antar teman seumuran kalian itu lebih kuat. Tak mungkin kalian  mau  mengadu kepada guru. Apapun yang teman kalian perbuat”
Bu Ratih :”Maaf, boleh saya ikut bicara ?”
Kepsek :”Ya, silakan “
Bu Ratih :Kita bisa mencoba mempercayai anak-anak.Kita bisa menciptakan suasana belajar baru sesuai keingingan mereka. Karena pada dasarnya subyek pembelajaran adalah murid. Kita mungkin bisa menerapkan sistem tutor sebaya ; saling belajar dan saling mengingatkan antar teman. Bukankah saat kita belajar lebih nyaman dan mudah dimengerti antara murid ?”
Kepsek :”Ya, ada benarnya, namun cara untuk menerapkannya begitu yang susah. Baiklah, dan kami akan berusaha memperlakukan kalian secara adil”
Bu Ratih :”Maaf, bu, kalau boleh saya ingin menyampaikan beberapa unek-unnek selama ini”
Kepsek :”Tentu”
Bu ratih :”Saya sering melihat para guru memperlakukan siswa dengan kekerasan. Entah memukul dengan penggaris, atau apalah, menghukum dengan ngepel. Padahal hal-hal sepeti itu tidak dianjurkan dan memang itu membawa dampak yang tidak bagus bagi siswa. Dan juga sebenarnya selama ini saya banyak mendengarkan curhatan dari anak-anak bahwa mereka memang tidak nyaman degan situasi belajar yang seperti ini.
Komite I :”Saya angkat bicara. Jadi yang saya tangkap selama ini adalah terjadi kesalahsisteman dan perbedan perlakuan di sini, saya tahu bahwa bapak-ibu sekalian ingin menghasilkan siswa siswi yang disiplin, dan patuh. Namun ada kesalahan dalam menerapkan kebijakan tersebut. Saya selaku komite secara langsung juga bertanggung jawab atas keadaan yang seperti ini”
Komite II :”Jadi begini,. Bu. Sebenarnya apa yang di alami oleh anak-anak di sini adalah kekerasn. Ada pasal 4 ayat 1 yang berbunyi pendidikan di selengarakan secara demokratis, dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.  Nah, dengan adanya itu bukan sudah jelas bahwa kita tidak bisa sembarang mendidik siswa. Saya sarankan, untuk lebih hati-hati. Karena kekerasan  bukan hanya tindakan melukai fisik. Membentak, mengatai itu juga kekerasan secara mental. Itu bisa menyebabkan Si Siswa akan canggung dalam bergaul, tidak konsentrasi dalam belajar.”
Guru IPS :”Akh, akhirnya ketemu. Itu dia, kenapa para siswa prestasinya menurun. Bagaimana, bapak dan ibu ini. Benar-benar. Lalu menurut bapak dan ibu, kami harus bagaimana?”
Komite II :”Kalau saya boleh memberi saran, terapkanlah pendidikan  tanpa  kekerasan. Karena sudah tahu, itu tidak akan efektif dalam  mendidik siswa.”
Komite I :”Lalu, sekolah ini juga harus mendorong humanisasi pendidikan, yaitu menyatupadukan kesadaran hati, membutuhkan keterlibatan mental, membuat suasana belajar yang meriah, gembira dengan  memadukan potensi fisik, ingat, bahwa sekolah  itu untuk mengembangkan karakater.”
Kepsek :”Baiklah, nak, kau dengar barusan? Itulah yang sistem baru yang akan di terapkan di sekolah ini. Beritahu pada teman-temanmu. Belajarlah yang rajin. Bapak, ibu, Beginilah dan ini keinginan dari para siswa, kita tidak bisa memaksakan kehendak kita. Ternyata benar, pada dasarnya bahwa yang belajar adalah siswa. Baiklah, mengenai hal-hal lain bisa kita bicarakan nanti.”
Kepsek :”Ada yang mau di bicarakan lagi ?”
Guru BP :”Cukup, saya rasa”
Kepsek :”Terimakasih, sepertinya suana sudah tidak kondusif  lagi.Wassalamualaikum, wr wb”
Semua :”Waalaikum salam” ( semua keluar, Bu Ratih merangkul pundak Rifan, dan beberapa guru menepuk pundakya)





BABAK KETUJUH BELAS

SITUASI PANGGUNG :
(Semua siswa tampak tersenyum di kelas. Semua tampak bersemangat. Kemudian Santi memasuki ruangan)
Santi :”Assalamualaikum..”
Rani :”Waalaikum salam.. Santi..” ( Rani menghambur ke arah Santi )
Santi :”Aku nggak papa, kok. Terimakasih, ya, kalian memang sahabat yang baik”
Andri :”Ya, eyaaallah. Kita kan ,brow....!”
Rifan :”Yang  penting kita bisa mendapatkan yang terbaik, San”
Andri :”Eh, Santi, karena kita udah kerja keras lapar seharian. Harusnya  kamu tadi bawa makanan !”
Dedi :”Yuuuuuu.. makan, tuh lapar”
Andri :”Bercanda,,,”
Arif :”Si Rambut merah di mana ?”
Rani :”Aku nggak tau”
Rifan :”Di jalan, kali, ya..” (mengangkat bahu )
Santi :”Ehh itu siapa ?”
Dimas :”Syahri !”  ( berhambur ke arah Syahri, memandang dari arah atas ke bawah)
Arif :”Astaga ! Lo beneran , Syahri ? Hebat, lo !”
Syahri :”Gue. ( memukul dada Rifan ) cakep, kan ?”
Rifan :”Kalo sama gue, sih masih sama aja, lo sebelas gua dua belas”
Arif :”Wah, Fan. Kalo gua sih ngedukung Syahri”
Andri :”Gua dukung Rifan”
Mulya :”Guuuaaa Syahri, aja deh”
Semua :”Lo ???”
Dedi :Syahhh.. Rifannn, yang baik hati, biar ketularan cakep..”
Arif :”Ckk.. ahh lo..”
Dimas :”Nah, sekarang, Rani pilih siapa, nih ?”
Rani :”Hih, sori, ya nggak dua-duanya..”
Dedi :”Aaaahhhhh, gagal..”
Rani :”Biarin “( tertawa bersama Santi )
Syahri : “gue mau bilang , sebenernya Rani udah nolak gue dari dulu ( bergabung dengan Rifan )” jadi …“ ( mendorong Rifan ) good luck, deh..”
Rifan : “lo ngomong apa, sih ? kalau gua sendirian nggak seru, dong!”( salting)
Syahri : gue tau lo suka sama dia, iya, kan ?” ( berjabat tangan dengan Rifan, kemudian Rifan tersenyum dan menghampiri Rani )
Rifan : “Ran,
/ /tak juga kupaksakan/setitik pengertian /bahwa ini adanya/cinta yang tak lagi sama/lepaskan segenap jiwamu/tanpa harus kuberdusta/karena kaulah satu yang ku sayang/dan tak layak kau didera/dan kini kuharap ku dimengerti/walau sekali saja pelukku//
“lo udah denger omongan kita tadi, kan ? lo mau nggak nerima cinta gue..”
Rani : (berdiri,tersenyum)” aku… aku..”
Rifan :” ya ?”
Rani :” tugas kita di sini kan buat belajar , bukan buat pacaran”
Rifan :” jadi, maksud lo ? nolak gue ?”
Rani : “hmmm, aku nggak mau pacaran…”
( semua terkulai lesu , kembalike tempat duduk masing-masing. Kepsek memasuki ruangan)
Kepsek :”Assalamualaikum”
Para murid :”Waalaikum salam “ ( berubah ekspresi)
Kepsek :”Sedikit ibu mengambil waktu kalian, ibu mau meminta maaf karena ibu selama ini tidak memperhatikan kalian. Seperti yang kalian minta, ibu akan berusaha memutuskannya.Cukup, terimakasih wassalamualaikum”
( semua anak bertepuk tangan kepsek melangkah keluar)
Bu Ratih :”Morning, everybody ! Hari ini, kalian ibu bebaskan untuk membuat puisi dalam bahasa inggris. Tetap semangat , dan mohon maaf, ibu … ada keperluan sebentar, nanti bisa di kumpulkan di ketua. Dimas ?”
Dimas :”Siap, bu !”
Guru Ratih :”Bagus..terserah, apapun puisinya.”
( semua siswa bersorak )”Kalau begitu ibu tinggal selamat berpusing-pusing ria. Okey “
Para murid :”Siiiippp “
( bu ratih keluar semua siswa bersorak )
Rifan :(maju ke depan kelas) “ baiklah, kawan sudah jelas.. kita bebas mulai hari ini, dan Rani, aku juga bebas dari kamu “ ( semua siswa menghambur kea rah Rifan dan berpelukan diiringi lagu SID)
Rani : “ janji, kita harus menjadi kelas yang paling membanggakan”
Semua :” setujuuuuuuu”
Ending…………. ^_^


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Buku DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN edisi 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto BAB I- IV

BAB I PENDAHULUAN 1.       Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian merupakan tiga istilah yang berbeda meski sering diartikan sama tergantung saat penggunaannya. a.        Mengukur (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Ukuran sendiri mempunyai dua macam, yakni ukuran yang terstandar (seperti meter, kilogram, dsb. ) dan ukuran tidak terstandar (depa, jengkal, langkah, dsb.) b.        Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan setelah mengukur. c.        Evaluasi meliputi dua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. 2.       Penilaian Pendidikan Evaluasi adalahh proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal ...

RESENSI BUKU “SEJARAH TIMUR TENGAH (ASIA BARAT DAYA)”

Oleh Siti Nurdianti Judul Buku                : Sejarah Timur Tengah  (Asia Barat Daya) Penulis                        : Yusliani Noor Penerbit                      : Ombak Kota Terbit                : Yogyakarta Tahun Terbit             : 2014 Tebal                          :xii+437 halaman Harga                         : Rp....