Langsung ke konten utama

RESENSI BUKU “SEJARAH TIMUR TENGAH (ASIA BARAT DAYA)”


Oleh Siti Nurdianti


Judul Buku                : Sejarah Timur Tengah  (Asia Barat Daya)
Penulis                        : Yusliani Noor
Penerbit                      : Ombak
Kota Terbit                : Yogyakarta
Tahun Terbit             : 2014
Tebal                          :xii+437 halaman
Harga                         : Rp. 60.000,00

PENDAHULUAN
 “...kepentingan negara-negara Barat. Konfllik Internal, konflik eksternal, dan berbagai corak ragam organisasi terbentuk, seakan seirama dalam ayunan nada dirigen orchestra.”
Timur Tengah, istilah yang populer dikenal di Indonesia untuk regional Asia Barat Daya. Dalam berbagai literatur barat, kawasan ini disebut istilah Asia Minor. Berdasarkan sudut pandang geografis, kawasan ini tepat dinamakan Asia Barat Daya.
Kawasan ini selalu menarik perhatian dunia. Tempat lahirnya para nabi dan rasul utusan Allah. Tempat lahirnya agama Samawi terbesar di dunia. Tempat ziarah umat Islam, Kristen, Yahudi di seluruh dunia. Tempat penyempurnaan rukun Islam ke-5 bagi umat Islam. Sebuah kawasan yang sangat kaya dengan peradaban dunia.
Sejarah regional kawasan ini selalu menarik dan tidak pernah luput dari perbincangan. Dari ceramah masjid-masjid, obrolan santai di warung kopi, hingga beberapa jurusan di perguruan tinggi dibahas dengan sangat intensif. Kisah dari masa peradaban kunonya hingga persoalan realitas politik, ekonomi, sosial dan budayanya di masa kini. Pengaruh mempengaruhi berbagai negara Barat terhadap negara-negara Asia Barat Daya, menunjukkan  betapa pentingnya kawasan ini di tengah berjalannya arus waktu dan bergulirnya zaman.
Betapa menarik dan banyaknya perbincangan yang dilakukan, tentu sangat penting adanya bahan referensi untuk memandu para pebincang untuk memahami dinamika perjalanan sejarah regional kawasan ini. Terutama bagi para mahasiswa sebagai insan akademis yang belajar secara kronologis dan ilmiah. Buku Yusliani Noor yang berjudul Sejarah Timur Tengah (Asia Barat Daya) dapat menjadi pengantar yang baik untuk memahami garis besar perjalanan sejarah regional kawasan ini. Buku Sejarah Asia Tenggara  
Sebagai seorang pengajar mata kuliah sejarah Asia Barat Daya di perguruan tinggi selama lebih dari dua puluh tahun menyadari betapa pentingnya bahan ajar sebagai literatur awal yang memandu para mahasiswa untuk memahami dinamika dan perjalanan sejarah di Asia Barat Daya.
Dalam buku ini tergambar bentangan kisah sejarah dengan berbagai sudut pandang. Terkadang deskripsi, ada juga analisis atau poin-poin pentingnya saja. Berisi deskripsi kehidupan para tokoh, baik ulama maupun umara yang berpengaruh dalam perkembangan kehidupan manusia. Analisis berkisah tentang silih bergantinya kekuasaan konflik, revolusi dan peperangan. Semua dipaparkan menuju muara untuk menghayati begitu luasnya samudera kehidupan. Bagi pecinta sejarah, tentu selalu berupaya mengambil hikmah agar selalu bijaksana dari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau.
Sebelumnya, izinkan saya menuliskan sepatah dua patah kata renungan pribadi.
Saya bersyukur dan merasa beruntung punya kesempatan menjadi mahasiswa dan belajar secara langsung Sejarah Asia Barat Daya kepada Pak Yus yang selalu membawakan materi perkuliahan dengan padat dan menarik. Biasanya, Pak Yus memulai perkuliahan dengan pendahuluan singkat sisanya adalah pembahasan dari pertanyaan-pertanyaan dari para mahasiswa. Pak Yus merupakan salah satu dosen yang mampu membawakan perkuliahan dengan menarik meski tidak banyak melawak. Banyak mahasiswa yang antusias mengajukan pertanyaan dari beerbagai macam bahasan. Dan semua itu, selalu dikupas dengan memuaskan. Dengan Pak Yus, atmosfir akademik begitu terasa di kelas.
SINOPSIS
Buku setebal tidak lebih dari 500 halaman ini menjelaskan sejarah atau peristiwa di masa lampau wilayah Asia Barat Daya dan Timur Tengah.
Di dalam bab pertama, Yusliani mengenalkan bahwa dari kawasan ini terlahir agama-agama besar dunia, seperti Nasrani (Kristen), Islam, Zoroaster dan Yahudi dengan Masing-masing kitab-kitab suci atau Shuhuf yang diturunkan para nabi mereka. Beragamnya suku bangsa yang bermukim di wilayah ini telah melahirkan berbagai kultur yang mempengaruhi kawanan ini. Akibatnya, berbagai peradaban kuno lahir di beberapa daerah seperti Mesopotamia, Lembah Sungai Yordan dan Lembah Sungai Nil.  Selain itu, di kawasan ini juga terdapat  Ka’bah yang menjadi sentral muslim sedunia dan Yerussalem yang memiliki bangunan-bangunan bersejarah berbagai agama seperti Masjid Al Aqsa, Betlehem, dan Dinding Ratapan umat Yahudi. Dalam perkembangannya, kawasan ini ternyata juga sangat kaya akan barang tambang, terutama minyak yang sangat diperlukan oleh negara-negara Barat justru membawa bara dan pertikaian serta incaran berbagai bangsa, khususnya Eropa dan Amerika.
Dari daerah tandus, Nabi Muhammad SAW. lahir dan menyampaikan ajaran Islam dan membentuk manusia yang militan untuk menegakkan dan menyiarkan  ajaran Islam yang kemudian berhasil menembus kawasan Asia Barat Daya, yang berlanjut ke Eropa dan kawasan Asia lainnya. Islam, kemudian meningkat pesat ketika Khulafaurrasyidin menerapkan sistem politik, sosial, ekonomi dan budaya sesuai situasi zamannya. Namun godaan duniawi yang melanda tidak mampu ditangkis, konflik politik mulai melanda umat Islam sejak terbunuhnya Khalifah Utsman kemudian muncul dualisme pemerintahan Ali dan Muawiyah yang berujung membawa kerajaan Islam berdasarkan dinasti. Sesuatu yang bertentangan dengan contoh Nabi Muhammad SAW. Pada gilirannya dinasti Kerajaan Islam menjadi lemah akibat kalahnya diplomasi dengan negara barat  yang kemudian muncullah nasionalisme akibat imperialisme-kolonialisme yang mengakibatkan kawasan regional Asia Barat Daya terpecah-pecah.
Di dalam bab kedua, Yusliani menjelaskan tentang peradaban kuno yang ada di Asia Barat Daya. Lembah Sungai Eufrat atau Furat dalam bahasa Arab dan Sungai Tigris yang berada di Kawasan negara Irak sekarang membentuk daerah subur yang disebut Mesopotamia. Lembah ini sangat subur dan menjadi salah satu sumber konflik kekuasaan ketika tanah dan air menjadi faktor dominan dalam masyarakat survival. Siapa yang menguasai lembah subur, maka kehidupan mereka akan makmur. Sejak zaman purba, daerah Mesopotamia telah lama didatangi oleh bermacam-macam bangsa dan menghasilkan kebudayaan yang tinggi seperti sistem pengairan, iptek, Cuneiform, penanggalan, dan sistem religi. Selain Mesopotamia, lembah Sungai Nil di Mesir juga tidak dapat dipisahkan dari regional Asia Barat Daya. Lembah sungai ini memberikan pemahaman sosio-kultural antara utara Afrika dengan Barat Asia Barat Daya yang menjadi jalur genealogis Nabi Muhammad SAW. Peradaban di lembah ini dimulai dengan terbentuknya komunitas penduduk dan sistem politik yang dimulai dengan kuatnya peranan kepala pengairan. Pendiri dinasti pertama di lembah ini adalah Menes yang diperkirakan hidup lebih awal dari 3000 SM. Lembah ini juga memiliki peradaban yang tinggi apabila dilihat dari hasil peninggalan kebudayaannya. Kemudian muncul pula peradaban di Lembah Sungai Yordan yang terkait dengan wilaya negara Palestina dan Israel.
Di dalam bab ketiga, Yusliani memaparkan tentang kelahiran agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Bangsa Arab yang masa itu berada di zaman Jahiliyah (kebodohan). Ibnu Khaldun, seorang sosiolog Islam menggambarkan betapa suramnya bangsa Arab sebelum kedatangan Islam. Dikatakan bahwa pada masa jahiliyah bangsa Arab merupakan bangsa yang tidak beradab, gemar melakukan perampasan dan perusakan. Mereka mempunyai watak sukar tunduk pada pemimpin, tidak mempunyai bakat untuk pekerjaan pertukangan atau bakat untuk mencena ilmu-ilmu lain. Setelah Islam datang dan dengan segala perjuangannya mampu membawa akhlak yang baik bagi bangsa ini. Banyak orang yang mampu dibina dan mempunyai militansi yang kuat untuk menyampaikan ajaran ini. Hingga pada gilirannnya mampu membawa Kerajaan Islam pada puncak kejayaan dan peradaban.
Yusliani melanjutkan kisah perjalanan Islam pada masa ketokohan Khulafaurrasyidin pada bab keempat. Nabi Muhammad setelah berhasil membina karakter empat tokoh Khulafaurrasyidin kemudian merekalah yang melanjutkan perjuangan Islam hingga Islam mampu melebarkan sayapnya di berbagai daerah.
Di bab kelima, Yusliani menjelaskan dinasti Umayah yang didirikan oleh Muawiyah yang melakukan pemberontakan terhadap Kekhalifahan Ali. Daulah Umayah juga melakukan banyak hal keji di awal masa pemerintahan seperti peritiwa yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Karbala. Seperti yang dikisahkan oleh Al Hamid Al Husaini[1] bahwa terjadi permusuhan antara orang-orang Bani Umayah dan Ahlul Bait Rasulullah yang memang telah ada sejak zaman Rasulullah oleh Abu Sufyan. Sikap tersebut diwarisi oleh keturunannya, terutama Muawiyah dan Yazid.  Yazib bin Muawiyah lah yang dibelakang layar mengatur pembunuhan terhadap Husain ra di Karbala sehingga ia mampu menduduki kursi kekhalifahan.  Rezim dinasti Umayah ini berhasil memperluas daerah Islam meliputi Romawi, Afrika Utara, dan daerah Timur seperti Bukhara dan Samarkand, serta beberapa bagian India.
Dalam bab keenam, Setelah keruntuhan dinasti Umayah dilanjutkan oleh dinasti Abbasiyah. Yusliani menjelaskan mengenai periodesasi pemerintahannya yang terbagi menjadi dua periode, lahir dan runtuhnya dinasti Abbasiyah serta akibat keruntuhannya, dan perkembangan dinasti ini dilihat dari segi politik dan segi ilmu pengetahuan. Pada masa dinasti ini, ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat. Berbeda dengan dinasti Umayah yang lebih menekankan pada aspek militer untuk ekspanasi wilayah, para penguasa dinasti Abbasiyah sangat mencintai ilmu pengetahuan. Banyak sekali buku-buku yang diterjemahkan dari berbagai bangsa. Hasilnya, lahirlah para ilmuwan-ilmuwan yang mampu membawa Islam ke puncak kebudayaan dan pengetahuan.
Pada bab ketujuh, dijelaskan tentang dinasti Turki Usmani yang menjadi pusat Kerajaan Islam selanjutnya yang terletak di wilayah Asia Kecil (Minor) yang menjadi perbatasan antara kaum Muslimin dengan orang Byzantium (Nasrani). Wilayah ini menjadi daerah perebutan antara kaum Muslimin dengan kaum Byzantium pada masa pemerintahan Bani Saljuk. Pada masa kejayaan Turki Usmani, bangsa-bangsa Eropa sangat cemas dan membuat Bangsa Eropa Bangkit dan membendung ekspansi ke Eropa namun berhasil dihalau oleh Turki Usmani. Turki Usmani juga pernah berada di bawah kekuasaan Mongol dan memerdekakan diri setelah Timurlenk meninggal. Pada masa kegemilangannya, Turki Usmani berhasil menaklukan Konstantinopel pada masa pemerintahan Muhammad Al Fatih yang disebabkan oleh ancaman dari Kaisar Byzantium, Konstantin IX untuk melipatgandakan pajak tahunan Turki Usmani kepada Byzantium. Turki Usmani yang berjaya selama empat abad. Setelah penaklukan Konstantinopel, Turki Usmani mengalami zaman keemasan masa Sultan Sulaiman Al Qanuni atau Sultan Sulaiamn Agung. Pada masa ini, wilayah Imperium Turki Usmani terbentang meliputi Eropa, Asia, dan Afrika. Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam kebudayaan, karena sebagai pusat negara Islam banyak bangsa yang berdatangan ke sana dan membentuk satu kultur baru. Masa kemunduran dinasti ini akibat banyak pergerakan yang melemahkan hingga wilayah Turki Usmani semakin menciut. Hingga pada tahun 1923 Attaturk memproklamirkan berdirinya Republik Turki dan menetapkan Khilafah hanya sebagai pemimpin agama saja. Akhirnya pada tahun 1924, kekuasaan Khilafah dicabut sepenuhnya dan Khalifah dipersilakan keluar dari istana serta diusir ke luar negeri.
Pada bab kedelapan dan kesembilan, Yusliani menjelaskan singkat tentang Turki Mamluk dan Dinasti Fathimiyah. Turki Mamluk merupakan bangsa yang berasal dari budak yang dibeli oleh Khalifan Bani Ayyub masa perang Salib untuk dijadikan tentara dan dibawa ke Mesir. Khilafah Fathimiyah berdiri di Tunisia yang kemudianberhasil merebut Mesir hingga wilayahnya membentang sepanjang pantai Afrika Utara dari Tunisia sampai Mesir.
Pada bab kesepuluh, disinggung sekilas tentang Ibnu Khaldun. Adanya bab khusus yang mengangkat Ibnu Khaldun menandakan bahwa Yusliani menganggap Ibnu Khaldun ini sebagai tokoh penting di masanya.
Pada bab kesebelas, dijelaskan Perang Salib yang dimulai dari pemaparan kondisi Eropa pra perang salib, proses berjalannya perang salib I- VII, dampak pasca perang salib terutama bagi dunia Barat, dan Salahuddin Al Ayyubi yang menjadi tokoh penting dalam peristiwa ini.
Selanjutnya pada bab keduabelas, Yusliani membahas terusan Suez yang mempunyai arti penting bagi dunia. Wilayah ini mempunyai posisi silang karena terletak antara Benua Afrika dan Benua Asia, dan antara Laut Merah dan Laut Tengah. Pembukaan Terusan ini menimbulkan berbagai akibat dan pengaruh bagi dunia dalam bidang perdagangan.
Di dalam bab ketigabelas sampai bab duapuluh, Yuslinani membahas tentang munculnya nasionalisme bangsa Asia Barat Daya menjadi negara yang berdiri sendiri-sendiri dan terpecah seperti Mesir, Irak, Turki, Iran, Israel, Syiria, dan munculnya gerakan Wahabi di Arab Saudi. Hal ini diakibatkan oleh adanya imperialisme dan kolonialisme oleh bangsa Eropa. Sementara itu, di kawasan Eropa terjadi aufklarung dengan munculnya humanisme dan renaissence akibat terjadinya kontak budaya kontak budaya setelah perang Salib. Barat berhasil belajar dari Timur. Eropa menjadi sentra ilmu pengetahuan dan industri. Hal inilah yang kemudian membuat bangsa Eropa turut ikut campur ke dalam pemerintahan negara-negara Asia Barat Daya untuk menguasai sumber daya alam dan segala kepentingan mereka di sana.
Kemudian pada bab keduapuluhsatu dan bab keduapuluhdua dijelaskan tentang organisasi-organisasi yang ada di kawasan negara Asia Barat Daya, yaitu Organization Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan Organisasi Konferensi Islam (OKI). OPEC merupakan organisasi negara-negara pengekspor minyak, anggotanya adalah negara-negara yang mengandalkan minyak sebagai sumber devisa negara. Munculnya organisasi ini akibat dari produksi 7 perusahaan besar yang didominasi oleh USA yang memerlukan minyak untuk prosuksi mereka. OPEC merupakan respon atas kebijakan 7 perusahaan besar tersebut yang ingin memperoleh keuntungan besar. Sedangkan OKI didirikan untuk membicarakan masalah Palestina dan Timur Tengah pada umumnya namun dalam perjalanannya kemudian mencakup masalah internasional di negara mayoritas maupun minoritas Islam. OKI juga mempunyai peran di berbagai bidang seperti politik, ekonomi dan sosial budaya.
Bab keduapuluhtiga dan keduapuluhempat, Yusliani membahas khusus tentang dua tokoh penting di negara-negara Asia Barat Daya, yaitu Muammar Qadhafi yang namanya selalu dikaitkan dengan istilah terorisme dan Saddam Hussein, pemimpin Irak yang ditakuti oleh Amerika dan sekutunya yang dihukum gantung karena dituduh mempunyai senjata pemusnah massal namun tidak terbukti.
Bab keduapuluhlima dan keduapuluh enam bercerita tentang kasus-kasus yang terjadi di daerah Asia Barat Daya yaitu Perang Iran-Irak dan Kasus-Kasus Teluk. Yusliani menngattakan bahwa Perang Iran-Irak ini sulit untuk dicari penjelasan sebab berkobarnya perang ini. Salah satu alasan hipotesanya adalah adanya nafsu imperialisme yang bertujuan untuk menguasai Teluk Persia yang merupakan muara besar dan pertemuan antara Sungai Tigris dan Sungai Eufrat.
Pada bab terakhir, Yusliani menceritakan hubungan antara kawasan Asia Barat Daya dengan Indonesia yang telah ada sejak zaman Islamisasi di Nusantara. Pada abad ke-17 dan ke-18 telah banyak ulama yang dekat dengan para sultan mereka menjadi penasehat kerajaan, membuat hukum-hukum kenegaraan yang bersesuaikan dengan hukum Islam.
Dalam bab penutup, Yusliani menjelaskan bahwa agaknya kawasan Timur Tengah yang memiliki lembah-lembah subur dan memiliki para Nabi dan Rasul, juga diberkati dengan melimpahnya minyak bumi yang selalu dibutuhkan oleh setiap negara manapun. Akan selalu memberi dimensi konflik sepanjang munyak terus mengucur, negara-negara arab ini akan mampu membeli segalanya, termasuk senjata yang dipasok dari negara-negara seperti Perancis, Inggris, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat. Negara-negara Arab yang terpecah akibat adanya nasionalisme menyebabkan komitmen dan integritas antar bangsa Arab ini menjadi lemah akibat sistem klien yang dihapus oleh Islam menjadi subur kembali. Selain itu perjalinan persaudaraan bukan lagi atas dasar psikologis keagamaan melainkan kepentingan material.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Yusliani menjelaskan dengan cukup komprehensif tentang peristiwa sejarah yang terjadi di Asia Barat Daya mulai dari zaman peradaban kuno hingga kasus-kasus kontemporer seperti hukum mati Saddam Hussein dan kasus teluk. Sehingga terbagi dalam banyak sekali bab-bab tersebar, yang seharusnya masih bisa diklasifikasikan untuk mempermudah pemahaman pembaca tentang kronologi perjalanan Asia Barat Daya. Penjelasannya sangat mendalam, namun singkat dan mencakup peristiwa-peristiwa penting sehingga cukup memandu pembaca yang ingin mengenal Asia Barat Daya. Beberapa kali ada kesalahan ketik (typo) yang membuat pembaca kurang nyaman, namun masih bisa dimaklumi karena kesalahan manusiawi.
Karena buku ini bersifat buku referensi perkuliahan, membuat buku ini kurang ramah dibaca oleh pelajar-pelajar dan masyarakat umum yang cenderung menghindari buku teks dan hanya kalangan-kalangan tertentu yang telah disebutkan saja yang berminat mempelajari Asia Barat Daya. Sayangnya, Yusliani tidak melengkapi buku ini dengan glosarium dan indeks untuk mempermudah pembaca dalam menggunakan buku ini. Padahal, salah satu ciri buku yang baik adalah dengan dilengkapinya indeks dan glosarium.
Meskipun demikian, buku ini telah digunakan sebagai bahan ajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia menunjukkan bahwa buku ini sangat diminati sebagai bahan ajar karena memang peruntukkannya sebagai bahan ajar mata kuliah Sejarah Asia Barat Daya.

*Ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kajian Buku Teks Sejarah PSP Sejarah FKIP ULM 2015/2016


[1] Al Hamid Al Husaini. 2007.Baitun Nubuwah: Rumah Tangga Nabi Muhammad SAW. Bandung: Pustaka Hidayah. Hlm.961-1112

Komentar

  1. Mbak Siti, terimakasih atas resensinya. Saya mahasiswa Sastra Arab 2015 Universitas Padjadjaran. Jujur, saya pada awalnya kesulitan mencari sumber yang dapat dipertanggung jawabkan dengan baik. Bahkan, saat saya mencari keyword "sejarah timur tengah" di google, kebanyakan hanya membahas sekilas saja, wikipedia tidak terjamin, dan sisanya pembahasannya tercampur dengan bahasan2 lain (tidak fokus ke sejarah). Terimakasih mbak atas inisiatif resensinya. Semoga ada kesempatan membeli buku ini.

    BalasHapus
  2. *koreksi :

    terimakasih atas share tulisan ini (bukan inisiatif)

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, mas Zaky.
      semoga tulisan saya bermanfaat.

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Buku DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN edisi 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto BAB I- IV

BAB I PENDAHULUAN 1.       Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian merupakan tiga istilah yang berbeda meski sering diartikan sama tergantung saat penggunaannya. a.        Mengukur (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Ukuran sendiri mempunyai dua macam, yakni ukuran yang terstandar (seperti meter, kilogram, dsb. ) dan ukuran tidak terstandar (depa, jengkal, langkah, dsb.) b.        Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan setelah mengukur. c.        Evaluasi meliputi dua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. 2.       Penilaian Pendidikan Evaluasi adalahh proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal ...

naskah drama kelas XI smk pasawahan oleh nurdhianti

w   Ringkasan Cerita : Permasalahan di dunia pendidikan seringkali terjadi tanpa kita sadari, atau mungkin kita menyadarinya namun kita ( pendidik maupun yang dididik) tidak mampu  mengendalikannya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti peraturan yang tidak sesuai dengan siswa, hubungan antar murid dengan teman sebaya, murid dengan guru, maupun guru dengan murid. Sekolah adalah tempat untuk mengembangkan karakter murid, karena sekolah adalah  rumah kedua setelah rumah orang tua. Enam hari dalam seminggu, kita selalu berada di lingkungan sekolah. Berinteraksi dengan teman sekelas, dengan guru yang mengajar adalah makanan sehari-hari untuk menentukan bagaimana cara kita menghadapi orang lain, entah itu yang tua, ataupun sepantaran. Sekolah bisa diumpamakan dengan laboratorium hidup tempat melakukan berbagai eksperimen kehidupan. Banyak masalah-masalah yang cara menyikapinya adalah embrio dari karakter kita.  Drama ini mengisahkan tentang berbagai permasalahan umum yang t...