BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian
Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi
Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian merupakan
tiga istilah yang berbeda meski sering diartikan sama tergantung saat
penggunaannya.
a.
Mengukur (measurement) adalah membandingkan
sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Ukuran sendiri
mempunyai dua macam, yakni ukuran yang terstandar (seperti meter, kilogram,
dsb. ) dan ukuran tidak terstandar (depa, jengkal, langkah, dsb.)
b.
Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat
kualitatif. Penilaian dilakukan setelah mengukur.
c.
Evaluasi
meliputi dua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai.
2. Penilaian
Pendidikan
Evaluasi adalahh proses pengumpulan data
untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya (Ralp Tyler),
dengan demikian dapat digunakan untuk membuat keputusan (Cronbach dan
Stufflebeam). Evaluasi terkait dengan prestasi atau hasil belajar, baik
langsung maupun tidak. Dalam pembelajaran yang terjadi di kelas, guru adalah
pihak yang paling bertanggung jawab atas hasilnya, oleh karenanya guru harus
dibekali dengan evaluasi hasil belajar siswa. Pencapaian tujuan pembelajaran
yang berupa prestasi belajar, tidak hanya hasil dari kegiatan belajar mengajar.
Prestasi merpakan keadaan yang sangat kompleks. Apabila sekolah diumpamakan
sebagai tempat mengolah sesuatu dan calon siswa adalah bahan mentah maka
lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasi olahan yang sudah siap
digunakan. Dalam istilah teknologi disebut transformasi.
a.
Input
adalah bahan mentah yang dimasukkan ke dalam transformasi. Dalam dunia sekolah
yang dimaksud adalah calon siswa yang baru akan memasuki sekolah. Sebelumnya
telah dinilai dahulu kemampuannya agar tahu apakah kelak ia akan mampu
mengikuti pelajaran dan melaksanakan tugas-tugas yang akan diberikan.
b.
Output
adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Artinya siswa lulusan
sekolah yang bersangkutan setelah dilakukan proses penilaian.
c.
Transformasi diartikan sebagai proses pengubahan bentuk
sebelum dan sesudah mengikuti kegiatan di sebuah lembaga pendidikan. Dalam
proses transformasi siswa mempunyai dua masukan lain selain masukan siswa yang
diubah, yakni masukan pendukung instrumental (berupa guru, materi, sarana
pendidikan, dan pengelolaan, manajemen atau pengaturan) dan masukan lingkungan
(berupa bensa, alam maupun manusia)
d.
Umpan balik (feedback) segala
informas baik yang menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini
diperlukan untuk memperbaiki input maupun transformasi untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya lulusan.
Oleh karena itu, penilaian di sekolah
meliputi banyak segi, yang secara garis besar dilihat dari calon siswa,
lulusan, dan proses pendidikan secara menyeluruh.
3. Mengapa
Menilai?
a.
Bagi siswa: dengan
diadakannya penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana ia telah berhasil
mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
b.
Bagi Guru :
dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru dapat memberikan perlakuan yang
teliti kepada siswa, untuk mengetahui ketepatan materi yang diberikan, dan
untuk mengetahui ketepatan metode yang digunakan saat mengajar.
c.
Bagi sekolah
: informasi penilaian dari guru dapat digunakan untuk mengetahui kesesuaian
harapan kondisi belajar yang diciptakan di sekolah, untuk mengetahui ketepatan
kurikulum sehingga menjadi bahan pertimbangan perencanaan sekolah di masa
mendatang, dan dapat digunakan sebagai pedoman sekolah dalam memenuhi standar
pembelajaran.
Secara rinci, dalam proses transformasi ini
penilaian dibedakan atas tiga jenis, yakni sebelum,
selama, dan sesudah terjadi proses dalam kegiatan sekolah.
4. Tujuan atau
Fungsi Penilaian
a.
Penilaian
berfungsi selektif
b.
Penilaian
berfungsi diagnostik
c.
Penilaian
berfungsi sebagai penempatan
d.
Penilaian
berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
5. Ciri-ciri
Penilaian dalam Pendidikan
a.
Penilaian
dilakukan secara tidak langsung. Contohnya melalui kemampuan menyelesaikan
soal-soal.
b.
Penggunaan
ukuran kuantitatif. Yakni menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama
pengukuran yang kemudian diinterpretasikan ke bentuk kualitatif.
c.
Menggunakan
unit-unit atau satuan yang tetap.
d.
Bersifat
relatif, artinya tidak sama atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu.
e.
Sering
terjadi kesalahan. Berikut faktor-faktor yang dapat ditinjau;
1)
Terletak
pada alat ukurnya
2)
Terletak
pada orang yang melakukan penilaian
3)
Terletak
pada anak yang dinilai
4)
Terletak
pada situasi di mana penilaian berlangsung
Jawaban Evaluasi Bab 1
1.
a.
Kegiatan
mengukur terjadi pada saat guru mengelompokkan siswa berdasarkan urutan
prestasinya menjadi siswa-siswa “pandai dan siswa-siswa yang “tidak naik”,
artinya guru telah membandingkan siswa berdasarkan ukuran prestasi. Pekerjaan
menilai terjadi ketika guru memutuskan untuk memberikan hadiah kepada
siswa-siswa yang pandai dan memberikan nasihat bagi siswa-siswa yang tidak
naik, artinya guru telah mengambil keputusan untuk memberikan hadiah atau
nasihat berdasarkan hasil ukuran prestasi siswa.
b.
Tidak dapat,
siswa tidak dapat dikatakan bodoh hanya karena tidak naik. Nilai rendah di
dalam penilaian siswa bisa terjadi karena berbagai macam faktor. Selai,
penilaian bersifat relatif atau tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, sering
terjadi kesalahan-kesalahan dalam melakukan penilaian, entah alat ukur yang
kurang sesuai atau tidak tepat, pihak guru yang menilai, pada siswa yang
dinilai, maupun situasi di mana penilaian berlangsung. Pemberian predikat bodoh
tidak boleh serta merta tanpa penelusuran terlebih dahulu, apakah benar-benar
terdapat kesalahan dalam menilai atau bahkan mengajar. Bisa jadi, apabila semua
unsur-unsur dalam belajar dan menilai dipenuhi dengan baik anak yang tidak naik
tersebut bisa masuk ke dalam kategori pandai yang disebutkan.
2.
Bisa. Seorang input siswa yang masuk kategori
baik dalam tes intelegensia berarti telah mempunyai bakat bawaan sebelum
melakukan proses transformasi di sekolahan. Namun yang paling menentukan justru
berada dalam proses transformasi yang dipengaruhi oleh proses penilaian siswa
menuju output. Masukan siswa dalam bertransformasi juga dipengaruhi oleh masukan
instrumental dan masukan environmental. Apabila masukan lainnya tidak mendukung
proses transformasi maka outputnya tidak akan baik. Begitu pun dalam proses
penilaian, apabila tidak dilakukan dengan baik maka dapat menimbulkan hasil
yang tidak baik di akhir tahun. Dengan demikian, walaupun input siswa mempunyai
bakat baik sejak awal apabila tidak berproses dengan baik maka akan
menghasilkan proses belajar atau nilai yang tidak baik yang kemudian
berpengaruh pada nilai akhir yang menyebabkan anak tidak naik kelas.
3.
Mengadakan
ulangan setiap hari adalah baik. Siswa dapat mengulang materi yang telah
dipelajarinya secara terus-menerus sehingga memungkinkan siswa mengingat materi
yang telah diajarkan. Dalam sudut pandang guru, dapat mengevaluasi hasil
belajar siswa setiap hari. Dengan begitu guru bisa segera mendeteksi atau
mendiagnosa hasil kegiatan siswa sehingga dapat segera merumuskan metode-metode
baru untuk atau mengetahui metode mana yang bisa diterapkan kepada siswa
berdasarkan hasil penilaian ulangan. Dari segi sekolah dapat diuntungkan karena
mengetahui sejauh mana kemampuan dan perkembangan siswa di setiap harinya.
Sekolah setelah tahu kondisi siswa nya dapat segera merumuskan
kebijakan-kebijakan baru di sekolah berdasarkan hasil evaluasi harian.
4.
Di dalam
pendapat Carl Whiterington, kemampuan mengingat dan memahami hubungan (termasuk
menangkap kelucuan), kemampuan aspek intelegensi carl whiterington lebih
tersebar serta belum mencakup semua jenis kecerdasan, serta menganggap
tanda-tanda anak pandai dengan gambaran mempunyai seluruh aspek tersebut.
Sedangkan aspek intelegensi menurut David Lazear, kepandaian seseorang dapat
dikategorikan melalui aspek-aspek yang telah disebutkan, selain itu aspek-aspek
tersebut lebih lengkap dan terstruktur dibanding aspek intelegensi
whiterington.
5.
Intelegensi
tinggi secara umum : Pak Boy, Mamak
Yang
menonjol : Ai Giwang(musik/irama, spasial), Teh Linda (verbal, intrapersonal,
logika-matematika), Ang Odon (Verbal, Interpersonal), Sigit (Musik/Irama,
BAB II
SUBJEK DAN SASARAN EVALUASI
1.
Subjek
Evaluasi adalah orang yang melakukan atau pelaksana evaluasi.
2.
Objek
evaluasi adalah hal-hal yang menjadi pusat perhatian untuk dievaluasi. Objek
evaluasi adalah semua komponen yang ada dalam transformasi agar diperoleh
gambaran yang menyeluruh tentang mutu dan kebenaran kinerja transformasi
(masukan mentah, masukan instrumental, masukan lingkungan, proses transformasi
itu sendiri, dan keluaran).
Siswa dalam proses pembelajaran berstatus
sebagai subjek, namun dalam evaluasi ia merupakan objek karena dicermati untuk
diketahui kinerjanya ketika mengikuti pembelajaran.
a.
Penilaian
dalam KBK, evaluasi haruslah sejalan dengan kebijakan kurikulum yang
diterapkan.
b.
Penilaian
tiga ranah psikologis
Menurut Bloom, tiga ranah psikologis yang
harus diamati evalutor yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek motorik.
Di Australia, ada aspek lain yang penting untuk dikembangkan dan dievaluasi,
yaitu aspek action.
c.
Penilaian
aspek afektif
Apabila guru terlatih mengevaluasi
aspek-aspek afektif yang menyertai
materi kognitif, maka aspek kepribadian siswa akan mudah tergarap. Dengan
demikian tidak perlu lagi adanya pelajaran budi pekerti yang terpisah.
3.
Sasaran
Evaluasi yakni segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena
penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
a.
Input. Calon
siswa sebagai pribadi yang utuh dapat dinilai dari aspek rohani yang mencakup 4
hal; kemampuan mengikuti program lembaga/sekolah (attitude test), kepribadian
yang nampak bentuknya dalam tingkah laku (personality test), sikap-sikap sebagai gejala atau gambaran
kepribadian yang memancar keluar (attitude
scale), dan intelegensi untuk mengetahui tingkatannya (inteligence Quotinent).
b.
Transformasi. Objek penilaian unsur-unsur yang diharapkan
untuk mendapatkan hasil pendidikan yang diinginkan antara lain; kurikulum
materi, metode dan cara penilaian, sarana pendidikan/media, sistem
administrasi, guru dan personal lainnya.
c.
Output.
Untuk mengetahui lulusan suatu sekolah seberapa jauh tingkat pencapaian atau
prestasi belajar mereka selama mengikuti program.
Jawaban Evaluasi Bab 2
1.
Paling
sering adalah tes kemampuan dan tes Intelegensi. Sedangkan tes kepribadian dan
sikap biasanya saat hendak melamar pekerjaan.
2.
Guru. Karena
guru yang membuat soal untuk mengevaluasi siswa. Kecuali terdapat kesepakatan
antara staff usaha dengan guru mengenai perlakuan sikap siswa di dalam kelas
saat mengerjakan tes, keduanya dapat disebut sebagai subjek evaluasi.
3.
Guru dapat
melihat dari masing-masing hasil tes kognitif siswa.
4.
Tentu tidak,
karena setiap siswa sebagai individu yang utuh selalu mempunyai pemikiran dan
tujuannya sendiri. Namun, dalam proses pembelajaran telah ditentukan oleh
kurikulum sehingga siswa harus mengikuti tujuan yang telah ditetapkan.
BAB III
PRINSIP DAN
ALAT EVALUASI
1.
Prinsip
Evaluasi yang sangat penting yaitu triangulasi atau hubungan erat antar tiga
komponen (a) tujuan pembelajaran; (b) kegiatan pembelajaran atau KBM; (c)
evaluasi.
a.
Hubungan
antara tujuan dengan KBM. KBM disusun oleh guru berupa RPP mengacu pada tujuan
yang hendak dicapai. KBM mengacu pada tujuan, dan tujuan dilanjutkan pemikirannya
ke KBM.
b.
Hubungan
antara tujuan dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana
tujuan sudah tercapai. Evaluasi menuju ke tujuan, namun dari sisi lain dilihat
dari langkah dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c.
Hubungan
antara KBM dengan evaluasi. Evaluasi harus mengacu aspek KBM yang dilaksanakan.
Secara garis besar alat evaluasi digolongkan
menjadi dua macam, yaitu tes dan nontes yang juga disebut teknik evaluasi.
2.
Alat
Evaluasi berfungsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai dengan
kenyataan yang dievaluasi. Alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu
mengevaluasi sesua dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi.
a.
Teknik
Nontes
1)
Skala
bertingkat (rating scale) yakni
menggambarkan suatu nlai yang berbentuk angka dengan jarak sama terhadap
sesuatu hasil pertimbangan. Skala ini hampir dapat digunakan untuk menilai
segala sesuatu.
2)
Kuesioner (questionair) adalah sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden) untuk
mengetui data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan
lain-lain. Macam kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi;
a)
Segi siapa
yang menjawab, maka ada kuesioner langsung dan kuesioner tidak langsung
b)
Segi cara
menjawab, maka ada kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka
3)
Daftar cocok
(check list), yaitu responden yang
dievaluasi hanya tinggal membubuhkan tanda cocok di tempat yang telah
disediakan.
4)
Wawancara (interview), yaitu metode yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan cara wawancara bebas dan wawancara terpimpin.
5)
Pengamatan (observation), adalah suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan
secara sistematis. Ada tiga macam observasi; observasi partisipan, observasi
sistematik, dan observasi eksperimental.
6)
Riwayat
hidup untuk menarik kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan dan sikap dari
objek yang dinilai.
b.
Teknik Tes
Tes merupakan alat pengumpul informasi, tetapi
jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes bersifat lebih ressmi karena
penuh dengan batasan-batasan. Di dalam kelas tes mempunyai fungsi ganda, yaitu
untuk mengukur ssiswa dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi tiga;
1)
Tes
diagnostik, yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. tes
diagnostik ke 1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input untuk mengukur
tingka penguasaan pengetahuan dasar untuk menerima pengetahuan lanjutannya. Tes
diagnostik ke 2 dilakukan terhadap calon siswa yang akan mulai mengikuti
program yang berfungsi sebagai penempatan. Tes diagnostik ke-3 dilakukan
terhadap siswa yang sedang belajar untuk mengetahui bagian mana dari materi
pelajaran yang belum dikuasai siswa sehingga guru dapat memberikan bantuan
sesuai keperluan. Tes diagnostik ke-4 dilakukan pada waktu siswa akan
mengakhiri pelajaran untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan
yang diberikan.
2)
Tes formatif
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
program tertentu yang diberikan di akhir program.
a)
Manfaat bagi
siswa :
(1) tahu apakah siswa sudah meguasai materi yang
diprogramkan secara menyeluruh.
(2) Penguatan dan memperbesar motivasi siswa
untuk belajar giat agar dapat mempertahankan atau memperoleh nilai yang lebih
baik lagi.
(3) Feedback bagi siswa
(4) Sebagai diagnosis kelemahan siswa
b)
Manfaat bagi
guru :
(1) Tahu sejauh mana materi yang diajarkan
diterima oleh siswa dan kemungkinan upaya perbaikan.
(2) Tahu bagian mana materi yang belum dikuasai
siswa.
(3) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh
program yang akan diberikan.
c)
Manfaat bagi
program
(1) Mengetahui ketepatan kesesuaian program
dengan kebutuhan anak
(2) Mengetahui apakah program tersebut
membutuhkan pengetahuan-pengetahuan prasyarat yang belum diperhitungkan.
(3) Mengetahui apakah diperlukan alat, sarana,
dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai.
(4) Mengetahui apakah metode, pendekatan, dan
alat evaluasi yang digunakan sudah tepat.
3)
Tes sumatif
dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok atau sebuah program yang
lebih besar, seperti ulangan akhir semester. Tes sumatif mempunyai tiga manfaat
penting;
a)
Untuk
menentukan nilai dan memberikan informasi demi perbaikan penyampaian.
b)
Untuk
menentukan seseorag anak dapat atau tidaknya mengikti kelompok dalam menerima
program berikutnya.
c)
Untuk
mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akann berguna ba orang tua, pihak
bimbingan dan penyuluhan di sekolah, dan pihak-pihak apabila siswa pindah ke
sekolah lai, melanjutkan sekolah, atau memasuki lapangan kerja.
4)
Tes formatif
dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaannya di sekolah, Tes formatif
ini merupakan ulangan harian, sedangkan tes sumatif biasanya dikenal sebagai
ulangan umum yang diadakan pada akhir semester.
5)
Perbandingan
antara tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif
a)
Ditinjau
dari fungsinya
(1) Tes diagnostik
-
Menentukan
apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum
-
Menentukan
tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang dipelajari
-
Mengelompokkan
siswa berdasarkan kemampuan dalam menerima pelajaran yag akan dipelajari
-
Menentukan
kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk menentukan cara yang khusus
untuk mengatasi atau memberikan bimbingan
(2) Tes formatif
Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun
program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
(3) Tes sumatif
Untuk memberikan tanda pada siswa bahwa telah
mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa dibandingkan
dengan kawannya dalam kelompok.
b)
Ditinjau
dari waktu
(a)
Tes
diagnostik
-
Pada saat
penyaringan calon siswa
-
Pada saat
pembagian kelas atau awal pemberian pelajaran
-
Selama
pelajaran berlangsung bisa guru akan memberikan bantuan kepada siswa
(b) Tes formatif
Selama pelajaran berlangsung ntuk mengetahui
kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.
(c)
Tes sumatif
Pada akhir semester, akhir tahun, atau akhir
pendidikan.
c)
Ditinjau
dari titik berat penilaian
(1) Tes diagnostik
-
Tingkah laku
kognitif, afektif, dan psikomotor.
-
Faktor
fisik, psikologis, dan lingkungan.
(2) Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif
(3) Tes sumatif
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku
kognitif, tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotor dan kadang-kadang
pada afektif.
d)
Ditinjau
dari alat evaluasi
(1) Tes diagnostik
-
Tes prestasi
belajar yang sudah distandarisasikan
-
Tes
diagnostik yang sudah distandarisasikan
-
Tes buatan
guru
-
Pengamatan
dan daftar cocok
(2) Tes formatif
Tes prestasi belajar yang tersusun secara
baik
(3) Tes sumatif
Tes ujian akhir
e)
Ditinjau
dari cara memilih tujuan yang dievaluasi
(1) Tes diagnostik
-
Memilih
tiap-tiap keterampilan prasyarat
-
Memilih
tujuan setiap program pembelajaran secara berimbang
-
Memilih yang
berhubungan dengan tingkah laku, fisik, mental, dan perasaan.
(2) Tes formatif
Mengukur semua tujuan instruksional khusus
(3) Tes sumatif
Mengukur semua tujuan instruksional umum
f)
Ditinjau
dari tingkat kesulitan tes
(1) Tes diagnostik
Untuk mengukur keterampilan dasar, diambil
soal tes yang mudah.
(2) Tes formatif
Belum dapat ditentukan
(3) Tes sumatif
Mempunyai tingkat kesukaran antara 0,35-0,70.
g)
Ditinjau
dari skoring
(1) Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar
relatif
(2) Tes formatif
Menggunakan standar mutlak
(3) Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif,
tetapi dapat juga dipakai standar mutlak.
h)
Ditinjau
dari cara pencatatan
(1) Tes diagnostik
Dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
(2) Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk
catatan, berhasil atau gagal menguasai tugas
(3) Tes sumatif
Keseluruhan skor atau sebagian skor dari
tujuan-tujuan yang dicapai
Scawia B.
Anderson membedakan tes menurut
dimensilimensi tersebut seperti di bawah ini :
1.
Tes ditinjau
dari unsur suatu kegiatan dapat dibedakan atas : tes pengukur proses dan tes
pengukur hasil
2.
Tes ditinjau
dari tujuan penggunaan hasil, dibedakan atas: tes formatif, tes subsumatif, dan
tes sumatif
3.
Tes ditinjau
dari konstruksi yang diukur, dibedakan atas: tes kepribadian, tes bakat, tess
kemampuan, tes minat, perhatian, dan sikap
4.
Tes ditinjau
dari isi atau bidak studi dibedakan atas: tes matematika, sejarah IPA, olahraga,
keterampilan, dan sebagainya
5.
Tes ditinjau
dari lingkup materi yang diungkap dibedakan atas tes pencapaian dan tes
penelusuran.
6.
Tes ditinjau
dari keragaman butir atau tugas dibedakan atas tes homogen dan tes heterogen.
7.
Tes ditinjau
dari cara tester memberikan respons, dibedakan atas tes tertulis, tes lisan,
tes penampilan, tes pengenalan.
8.
Tes ditinjau
dari cara skoring dibedakan atas tes objektif dan tes subjektif,
9.
Tes ditinjau
dari standar dalam menentukan jawaban yakni tes yang memerlukan adanya
kebenaran mutlak untuk mengetahui keadaan seseorang.
10.
Tes ditinjau
dar cara pengadministrasian dibedakan atas pre-tes dan post test.
11.
Tes ditinjau
dari tekanan aspek yang diukur, dibedakan atas speed tes dan power tes.
12.
Tes ditinjau
dari banyaknya testee yang dites, dibedakan atas individual dan tes kelompok.
13.
Tes ditinjau
dari penyusunannya, dibedakan atas tes
buatan guru dan tes yang diperdagangkan, yang dikenal dengan tes terstandar.
BAB IV
MASALAH TES
1.
Pengertian
Istilah tes
diambil dari kata testum. Dalam bahasa Perancis Kuno artinya piring untuk
menyisihkan logam-logam mulia. Pengertian Tes pertama kali dikenalkan oleh
James Ms. Cattel, pada tahun 1890 melalui bukunya berjudul Mental Test and
Measurement. Berikut istilah yang berhubungan dengan tes:
a.
Tes,
merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang telah ditentukan.
b.
Testing,
merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan.
c.
Testee,
adalah responden yang sedang mengerjakan tes.
d.
Tester,
adalah orang yang diserahi untuk melaksanakan pengambilan tes terhadap para
responden.
2.
Persyaratan
Tes
Persyaratan
tes didasarkan atas (1) menyangkut mutu tes dan (2) menyangkut
pengadministrasian dalam pelaksanaan.
Kelemahan dalam
melaksanakan tes:
a.
Adakalanya menyinggung
perasaan pribadi dalam rumusan soal, pelaksanaan, atau pengumuman hasil
b.
Menimbulkan kecemasan
sehingga mempengaruhi hasil belajar.
c.
Tes mengkateggorikan
siswa secara tetap mengikuti hasil tes pertama
d.
Tes tidak
mendukung kecermelangan dan daya kreasi siswa.
e.
Hanya mengukur
tingkah laku yang terbatas
3.
Ciri-ciri
Tes yang Baik
Sebuah tes
dapat dikatakan alat pengukur yang baik apabila memiliki ;
a.
Validitas (ketepatan)
b.
Reliabilitas
(ketetapan)
c.
Objektivitas
d.
Praktikabilitas
e.
Ekonomis
Kenapa cuma 2 bab jawaban nya?
BalasHapusGaada jawaban soal lainnya min? Tolong dong
BalasHapus