Editor Taufik Abdullah
Buku ini
merupakan sebuah kumpulan tulisan dari orang-orang Belanda ketika mereka
bertugas di daerah di Indonesia. Buku ini disusun berdasarkan metodologi
penelitian dan pengerjaan sejarah.
Dalam pengantarnya,
Taufik Abdullah menuliskan bahwa secara garis besar corak studi sejarha lokal
yang pernah dilakukan tentang Indonesia dapat dibedakan atas emppat golongan;
1. Studi yang difokuskan pada suatu peristiw
terntentu (evenemental l’evenement)
2. Studi yang lebih menekankan pada struktur
3. Studi yang mengambil perkembangan aspek
tertentu dalam kurun waktu tertentu (studi tematis) dan
4. Studi sejarah umum, yang menguraikan
perkembangan daerah tertentu (propinsi, kota, kabupaten) dari masa ke masa.
Namun
keempat corak ini tidak beersifat ekslusif, tetapi satu corak bisa mengandung
unsur-unsur corak yang lain. Corak ini ditentukan oleh unsur yang lebih
dominan.
Kemungkinan
penulisan sejarah lokal di Indonesia masih sangat tidak terbatas. Pada umumnya, penulisan yang telah dikerjakan
masih kurang memenuhi tuntutan ilmu sejarah. Pengetahuan para sejarawan masih bersifat
fragmentaris dan mempunyai kerangka konseptual yang lemah. Dan adanya proyek
penulisan sejarah daerah berdasarkan “pesanan” seringkali lebih didorong oleh
rasa nasionalisme yang seringkali menganggu perspektif sejarah. Selain itu,
sejarawan berpengalaman juga sering kali enggan terlibat dalam proyek penulisan
sejarah lokal. Oleh karena itu, penulisan sejarah lokal masih dilakukan oleh
para amaturis.
Dalam
kumpulan tulisan ini dikenalkan beberapa aspek dari sejarah lokal, sedangkan
daerah yang dibicarakan lebih merupakan contoh dari permasalahan yang
diutarakan. Secara garis besar tulisan-tulisan yang dimuat ini terbagi atas
tiga kelompok, yaitu;
1. Contoh sumber primer (arsip, laporan
perjalanan) terdapat dua buah tulisan mengenai Sarekat Islam lokal, dan laporan
perjalanan Zwager tentang Kesultanan Kutai di abad ke-19
2. Contoh pengerjaan langsung dari sumber primer
yaitu tulisan H.A. Steijn Parve tentang Kaum Padri di Padang Darat Pulau
Sumatera, Burger tentang Desa Ngablak dalam kurun tahun 1869 dan 1929, serta
Gorontalo dan Limbotto
3. Contoh tema khusus dari penulisan sejarah
lokal adalah tulisan A.A Cense tentang Pemujaan Syaikh Yusuf di Sulawesi
Selatan, tulisan G.J Resink tentang Sejarah Perkembangan Kedudukan Hukum
Swapraja di Pulau Madura, dan tulisan J Keuning yang berjudul Batak-Toba dan
Batak Mandailing.
Komentar
Posting Komentar