Judul
Buku : Seputar Pembelajaran Sejarah
Penulis : Heri Susanto
Penerbit,
Tahun Terbit : Aswaja Pressindo, 2014
Kota
Terbit : Yogyakarta
Tebal : viii+128 halaman
PENGANTAR
“Mengajarkan sejarah berarti mengajarkan
tentang kehidupan”
Mata
pelajaran Sejarah memiliki arti strategis dalam pembentukan watak dan peradaban
bangsa yang bermartabat serta dalam pembentukan manusia Indonesia yang memiliki
rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Pesan moral yang terkandung di dalamnya,
melalui proses pembelajaran diharapkan dapat dijiwai oleh anak didik, sehingga
mereka kelak bisa menjadi benteng-benteng tangguh yang dengan nasionalismenya
siap mempertahankan negara ini menjadi negara besar dan berwibawa di mata
dunia.[1]
Dengan demikian, idealnya pembelajaran sejarah perlu dikembangkan dan perlu
diberi perhatian khusus oleh para guru dan siswa itu sendiri sebagai subyek
belajar.
Permasalahannya
adalah, seringkali terjadi interpretasi dalam memahami pembelajaran sejarah.
Sejarah dianggap kurang penting, bahkan muncul ejekan yang berbunyi “untuk apa
mengungkit masa lalu?” atau bagi mahasiswa jurusan sejarah atau pendidikan
sejarah pasti sangat tidak asing mendapat pernyataan “jurusan gagal move on” hal ini seringkali membuat
pengajar atau calon pengajar sejarah dan para penekun ilmu ini menjadi kurang
percaya diri dan merasa menjadi kaum buangan. Kecuali sebagian kecil
orang-orang yang memahami sejarah itu sendiri.
Di
dalam kata pengantarnya, Heri menyebutkan bahwa ide buku ini berawal dari
keprihatinannya terhadap kondisi pembelajaran sejarah yang cenderung kurang
menyenangkan dan dianggap tidak penting. Artinya, buku ini hadir di antara
geliat keresahan dalam melihat situasi dan pandangan yang tidak ideal tentang
makna dan tujuan pembelajaran sejarah itu sendiri.
Oleh
karena itu, perlu adanya upaya pelurusan interpretasi. Dan upaya itu, tentu
para pengajar sejarah lah yang harus menjadi pelopor pelaksananya. Sebagai
mahasiswa yang belajar langsung dengan penulis buku ini, di ruang kelas
perkuliahan saya sering mendengar agar mengajarkan sejarah jangan sampai hanya
mengajarkan fakta-fakta dan peristiwa kering kepada siswa. Artinya pelurusan
pemahaman pembelajaran sejarah harus segera dilakukan sejak para pengajar masih
mempelajari pembelajaran sejarah. Dan Buku ini hadir untuk mengisi ruang di
antara minimnya referensi dalam memahami tujuan pembelajaran sejarah.
Sinopsis
Buku
ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan telaah konseptual
pendidikan sejarah dan bagian kedua berisi tiga bab yang cenderung teoritis
berupa upaya penggalian tujuan filosofis pembelajaran sejarah. Pada bagian
kedua, berisi dua bab yang berupa aplikasi didaktik dalam pembelajaran sejarah.
Bagian
pertama bab pertama Heri menjelaskan tentang sejarah, budaya dan nasionalisme.
Dengan mengutip Soemitro, bahwa nusantara ini dihuni oeh ratusan suku dengan
budaya yang beragam serta kepercayaan dan agama yang berbeda-beda yang menjadi
satu bangsa yang memiliki latar belakang sejarah, nasib, tujuan dan cita-cita
yang sama, sehingga berhasil mengantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan,
ia menjelaskan kalau sikap nasionalisme yang berlandaskan pada pemahaman sejarh
perjuangan masyarakat di masing-masing daerah dan persepsi terhadap budaya
daerah yag benar ssebagai pembentuk identitas Indonesia secara utuh.
Bab
kedua Heri menjelaskan tentang bagaimana membangun karakter bangsa melalui
pendidikan sejarah. Pendidikan sejarah
dapat berfungsi sebagai media pendidikan karakter bangsa. Oleh karena itu untuk
menjalankan fungsinya pendidikan sejarah
harus bersifat adaptif dan berorientasi
pada nilai-nilai karakter bangsa.
Selanjutnya
penanaman nasionalisme melalui pembelajaran sejarah yang adaptif dibahas dalam
bab ketiga. Heri memaparkan tiga konsep penting yang saling berhubungan, yakni
pertama pengajaran sejarah sebagai jiwa pendidikan sejarah sudah selayaknya
mendapat perhatian yang lebih besar, karena dengannya akan tercipta
generasi-generasi yang memiliki pemahaman sejarh yang baik, adaptable dan aplikatif dalam kehidupn
nyata. Kedua, pemahaman sejarah yang benar sebagai dampak pengiring dari
pengajaran sejarah yang baik akan menumbuhkan kesadaran untuk menghargai dan
melestarikan semangat kebangsaan. Ketiga, pemahaman sejarah disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa, sesuai dengan keadaan lingkungan
belajar baik lingkungan fisik maupun non fisik. Penanaman nilai nasionalisme
dalam pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan memahami kondisi psikologis
peserta didik pada tiap tahap perkembangannya.
Pada
bagian kedua bab keempat, Heri menjelaskan konsep dan praksis pembelajaran
sejarah. Dalam bab ini diuraikan tujuan pembelajaran sejarah, karakteristik
pembelajaran sejarah, kompetensi pembelajaran sejarah, serta praksis
pembelajaran sejarah berupa implementasi kurikulum, kompetensi guru sejarah,
buku ajar dan desain instruksional.
Pada
bab terakhir, heri menguraikan desain, strategi, dan evaluasi pembelajaran
sejarah. Kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan/penyusunan perangkat
pembelajaran, strategi-strategi yang cocok untuk digunakan dalam pengajaran
sejarah, serta evaluasi yang digunakan sebagai rekam jejak pembelajaran.
Kajian Kelebihan dan Kekurangan
Buku
Heri
menulis dengan referensi buku-buku induk pendidikan dan pembelajaran sejarah.
Bisa dikatakan, buku ini merupakan rangkuman dari buku-buku induk tersebut yang
telah disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran sejarah. Sehingga sangat
memudahkan para pembelajar untuk memahami hakikat pembelajaran sejarah yang
ideal.
Dengan
demikian, para pengajar di kemudian hari dapat mengembangkan kreativitasnya
dalam memahami dan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
model-model pembelajaran yang bervariasi.
Beberapa
kali ditemui typo (seperti halaman
15, 35, dan lainnya) namun masih bisa dimaklumi karena kesalahan manusiawi.
Dilihat
dari identitas buku,tidak ada editor khusus untuk buku ini. Meski tidak wajib,
adanya editor bisa menjadi partner yang bagus untuk membuat buku lebih baik dan
menilai dari sudut pandang lain.
Sayangnya,
Heri tidak melengkapi buku ini dengan glosarium dan indeks, sehingga belum bisa
disebut sebagai buku yang baik. Namun secara substansi, isi dari buku ini
sangat dibutuhkan terutama oleh para pengajar dan calon pengajar sejarah.
Harapannya,
buku ini dapat direvisi dan dilengkapi menjadi buku yang lebih baik dan
komprehensif.
*ditulis
untuk memenuhi tugas tambahan mata kuliah Kajian Kurikulum Pembelajaran Sejarah
PSP Sejarah FKIP ULM TA 2015/2016
[1] Aditya N. Widiadi, et.al 2013. Pendidikan Sejarah, Suatu Keharusan; Reformulasi Pendidikan Sejarah.
Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar