Langsung ke konten utama

Kehilangan


Apa kau pernah punya perasaan semacam ini: kau sangat dekat dengan seseorang bahkan sedekat urat nadi. Ke manapun ia pergi kau ingin mengikutinya. Saling berbagi duka dan suka. Ia selalu ada untukmu. Saat kau lelah, saat kau sedih, saat kau senang. Saat kau butuh ataupun tidak. Ia selalu ada. Kapanpun. Di manapun. Memberikan apapun yang ia punya untukmu. Hingga kau merasa ia milikmu seutuhnya. Ia mencintaimu. Pasti. Banyak sekali kata yang diungkapkan untuk menggambarkan suasana romantis ini. Seperti kasih sepanjang masa yang tak pernah padam. Kau percaya itu. Dan kau yakin, ia tidak akan meninggalkanmu. Sedetik pun.
Tapi kau? Apa yang kau lakukan? Justru pergi berpetualang ke sana ke mari mencari kepuasan dirimu. Kau tidak pernah lupa. Kau selalu berusaha ada. Kau juga mencintainya. Tapi kau meninggalkannya, untuk alasan masa depan yang belum tentu ada. Dan kau selalu punya kalimat pembela dari hatimu : Tuhan meminta kita untuk berpetualang. Masa depan adalah harapan. Seperti kita percaya setelah malam ini kita tertidur dan bangun lagi esok hari. Memang tidak akan ada yang menjamin. Lalu kau berusaha menjalin mimpi-mimpi. Tidak, kau tidak sendirian membangunnya. Kau selalu membagi mimpimu dengannya. Dan kau punya alasan di atas segalanya : ia! 
Lalu tiba-tiba ada sosok baru yang hadir. Sosok yang hadir dengan alasan demi kau. Bah! Sosok itu selalu menemaninya, di setiap detiknya. Sosok yang kemudian entah bagaimana kisahnya mampu ia curahkan perhatian sepenuhnya.
Kau mulai hilang di matanya. Perlahan. Hingga kau tidak begitu mengenalinya. Waktu yang dulu sepenuhnya untuk mu, kemudian berubah. Suaranya hanya bisa kau dengar dari balik kamar. Lalu kau mengerti. Kau hanya sisa. Apa kau telah menyakitinya? Entah, kau pun juga bertanya-tanya dalam hati. Ia seperti lupa dengan apa yang diucapkannya. Ah, kau. Hanya menitikkan air mata diam-diam yang bisa kau lakukan. Mimpi yang telah kau bangun hancur berserakan. Kau tidak akan pernah bisa membencinya. Karena ia adalah mimpimu. Harapanmu.

Dan kamu mau tahu salah satu hal yang paling menyakitan itu apa? Ketika ingin bercerita dan menjelaskan sudut pandang kita untuk sekedar meminta kita dipahami oleh orang yang kita percaya, kemudian muncul jarak tanpa jembatan. Tanpa ada kesempatan didengar. Tanpa ada kesempatan untuk bertanya kenapa. Kita hanya bisa diam-diam menebak. Diam-diam berharap. Kita telah kehilangan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Buku DASAR-DASAR EVALUASI PENDIDIKAN edisi 2 Prof. Dr. Suharsimi Arikunto BAB I- IV

BAB I PENDAHULUAN 1.       Pengertian Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Evaluasi, Pengukuran, dan Penilaian merupakan tiga istilah yang berbeda meski sering diartikan sama tergantung saat penggunaannya. a.        Mengukur (measurement) adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Ukuran sendiri mempunyai dua macam, yakni ukuran yang terstandar (seperti meter, kilogram, dsb. ) dan ukuran tidak terstandar (depa, jengkal, langkah, dsb.) b.        Menilai (evaluation) adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Penilaian dilakukan setelah mengukur. c.        Evaluasi meliputi dua langkah di atas, yakni mengukur dan menilai. 2.       Penilaian Pendidikan Evaluasi adalahh proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal ...

naskah drama kelas XI smk pasawahan oleh nurdhianti

w   Ringkasan Cerita : Permasalahan di dunia pendidikan seringkali terjadi tanpa kita sadari, atau mungkin kita menyadarinya namun kita ( pendidik maupun yang dididik) tidak mampu  mengendalikannya. Dimulai dari hal-hal kecil seperti peraturan yang tidak sesuai dengan siswa, hubungan antar murid dengan teman sebaya, murid dengan guru, maupun guru dengan murid. Sekolah adalah tempat untuk mengembangkan karakter murid, karena sekolah adalah  rumah kedua setelah rumah orang tua. Enam hari dalam seminggu, kita selalu berada di lingkungan sekolah. Berinteraksi dengan teman sekelas, dengan guru yang mengajar adalah makanan sehari-hari untuk menentukan bagaimana cara kita menghadapi orang lain, entah itu yang tua, ataupun sepantaran. Sekolah bisa diumpamakan dengan laboratorium hidup tempat melakukan berbagai eksperimen kehidupan. Banyak masalah-masalah yang cara menyikapinya adalah embrio dari karakter kita.  Drama ini mengisahkan tentang berbagai permasalahan umum yang t...

RESENSI BUKU “SEJARAH TIMUR TENGAH (ASIA BARAT DAYA)”

Oleh Siti Nurdianti Judul Buku                : Sejarah Timur Tengah  (Asia Barat Daya) Penulis                        : Yusliani Noor Penerbit                      : Ombak Kota Terbit                : Yogyakarta Tahun Terbit             : 2014 Tebal                          :xii+437 halaman Harga                         : Rp....